Bagian 19

126 17 12
                                    

Baca lagi part 18 ya gaesss, author lupa kalau typo.
Harusnya Danu nggak kuliah dulu setelah putri mereka lahir
Jadi pas gangguin anaknya itu, Danu bukan capek karena kuliah tapi bantu Chaca beresin rumah 🙈
Suami Idaman banget kan? Ehee

Mulmed diatas buat vitamin dunia halu sebelum baca yak gaesss ☺☺
Umi Chaca, Abi Danu, sama Dek Hafiza
Salam kenal 🤭

$---AssHab2---$
.
.

Chaca menghentikan langkahnya, ketika mendengar pembicaraan antara Danu dan kedua orang tuanya di meja ruang tamu. Sementara tiga buah gelas berisi teh hangat yang hendak ia suguhkan kini masih berada dalam nampan yang ia bawa di kedua tangannya. Chaca fikir, ia akan menunggu sebentar sampai waktunya tepat untuk ikut bergabung dengan mereka.

"Jadi bagaimana San, kamu mau kan ikut bekerja di Perusahaan Papa? Soal Chaca nanti biar Mama kamu yang carikan pembantu untuk mengurus rumah ini, sementara Chaca mengurus anak kalian." ujar Ichwan pada Danu yang ia panggil Ichsan.

Sementara itu, Danu tangah mempertimbangkan bagaimana baiknya ia membuat keputusan.

'Kenapa Chaca lama banget ya, padahal gue pasti bakal lebih mudah buat keputusan kalo dia ada disini.' batin Danu.

"Ichsan,,, jadi gimana?" tanya Ichwan lagi sedikit mendesak, membuat Danu bimbang. Disisi lain, Santika sang istri tengah sibuk bermain bersama cucu mereka, sehingga ia tidak begitu memperdulikan perbincangan suami dan anaknya itu.


"Pa, Ma, ini minumnya. Silahkan diminum terlebih dahulu, mumpung masih hangat." ujar Chaca yang baru datang, dengan raut wajah seakan tidak tau apa-apa.

Ichwan mengangguk. "Terimakasih nak,"

"Sama-sama Pa." Chaca lantas mengambil posisi duduk disebelah Danu yang sedari tadi menatapnya.

Chaca yang sadar akan tatapan itu menoleh, membuat keduanya bersitatap. Satu alisnya ia angkat sebagai bentuk tanya pada sang suami perihal 'ada masalah apa?'.

Danu yang mengerti maksud Chaca segera merapatkan posisi duduknya dengan sang istri. 

"Cha, menurut kamu kalo aku kerja di Kantor Papa mulai dari sekarang gimana? Tapi nanti kamu dirumah ditemenin pembantu buat bersih2 rumah. Jadi masih bisa ngurus Hafiza, walaupun gak ada aku," ujarnya pada Chaca yang ditanggapi dengan diam. Kediamannya itu membuat Ikhwan tak sabar hingga iapun mengulang pertanyaan Danu.

"Gimana Cha, boleh kan Danu kerja di kantor buat bantu Papa?"

Sekarang Chaca tidak tau harus berkata apa, hingga akhirnya ia pun hanya bisa mengangguk kecil. Karena jujur, Chaca masih ingin Danu yang bersamanya mengurus rumah, dan anak mereka. Namun melihat raut wajah sang ayah mertua yang memelas padanya barusan, membuat hatinya tak tega untuk mengatakan tidak.

---$$$---

"Cha,, harusnya kamu jujur aja sama Papa kalau kamu nggak mau aku kerja dulu. Aku nggak papa kok, beneran." ujar Danu pada Chaca.

Kini kedua pasutri itu sudah berada dikamar mereka dengan Hafiza dalam gendongan Danu. Sedangkan Ichwan dan Santika sudah kembali kerumah mereka beberapa menit yang lalu.

"Ini bukan masalah kamu nggak papa dirumah, dan keinginan aku buat kamu nggak kerja dulu Dan. Tapi ini lebih daripada itu. Yaitu tentang bagaimana penilaian Papa ke aku sebagai istri yang nggak bisa mendukung kemajuan suaminya," jelas Chaca.

Anta Habibi Anta "AssHab2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang