$------$
"Cha...."
Tak ada sahutan dari sang istri, membuat Danu merasa semakin khawatir jika terjadi sesuatu. Akan tetapi Ia urungkan niatnya untuk masuk, karena pintu itu sudah dibuka lebih dulu dari dalam. Menampilkan Chaca, sang istri dengan wajah pucatnya.
"Chaca... kamu sakit? Kita ke Rumah Sakit aja ya, gak usah kuliah hari ini. Ntar biar aku kasih tau Faul buat ijinin kita." Ujar Danu.
Chaca berfikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab. "Ngg... gak usah, Dan. Aku gak papa kok, cuma gak enak badan aja dikit. Tapi insyaAlloh masih kuat buat kuliah.."
Danu berjalan mengiringi langkah Chaca, sampai sang istri kini duduk didepan meja riasnya. Memandang wajah pucatnya sendiri, begitupun dengan Danu yang berdiri dibelakang Chaca.
"Gak, Cha.. muka kamu pucet gini. Dari pagi petang kamu bolak-balik kamar mandi, sambil megangin perut loh. Terus aku juga denger kalo kamu tadi muntah2.. Kamu lagi gak sehat, Cha. Kita ke Rumah Sakit aja, ya?" Pinta Danu, dengan wajah melasnya. Ia lantas berdiri dengan kedua lutut layaknya orang yang sedang memohon, membuat Chaca terkesiap.
"Eh, Danu.. kamu ngapain kayak gitu? Kan aku udah bilang, aku gak papa. Percaya deh.. Lagipula hari ini itu penting, karena ini waktu terakhir pengumpulan skripsi kita."
"Aku ngerti, sekarang hari penting, Cha. Tapi kamu lebih penting buat aku.. Aku gak mau kamu sakit. Kita periksa bentar aja, ya?" Kekeuh Danu.
Sementara Chaca masih dengan diamnya, menatap sendu wajah tampan dihadapannya. Ia tampak menimbang2 apakah harus menuruti kemauan Danu atau tidak. Sampai akhirnya sang suami kembali berujar.
"Gak akan lama deh. Kita ijin telat masuk aja. Ntar kalo udah tau hasilnya kamu baik2 aja, baru kita berangkat kekampus."
Chaca masih diam, menatap netra indah sang penjaga hati dalam2. Danu terlihat begitu tulus mengkhawatirkan dirinya. Chaca merasa beruntung kali ini, karena memiliki suami seperti Ichsan Ramdanu.
$------$
"Cha... gue denger loe sakit ya?" Tanya Mely, ketika menjumpai Chaca dikanteen.
Chaca mengerutkan keningnya, tanpa membalas tatapan Mely dan Putri yang juga ada disana.
"Apa sih? Gak kok. Cuma gak enak badan aja. Tadi sebelum berangkat, udah diajak periksa sama Danu.." sanggah Chaca.
"Terus, terus??" Kini Putri yang bertanya.
"Terus apa?"
"Yaa terus, apa kata dokternya?" Sahut Mely, diangguki Putri.
"Y-yyya gak papa. Dokter cuma bilang, kalo aku kecapean aja. Apalagi akhir2 ini banyak tugas, jadi ya gitu." Chaca masih tidak membalas tatapan kedua sahabatnya. Memilih sibuk menikmati nasi goreng yang ia pesan.
Sedangkan Mely dan Putri saling pandang mendengar jawaban Chaca.
"Gitu doang, Cha?" Tanya mereka.
"I-iiya. Iya, emang gitu kata dokter."
"Masa sih, Cha?" Faul yang baru datang bersama Danu dengan pesanan mereka menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anta Habibi Anta "AssHab2"
أدب الهواةOn Going 29 September 2020 WAJIB BACA "Assalaamualaikum Habibati" "Hari ini aku nggak masak lagi, bi.... Seharian repot ngurus Fiza. Apalagi akhir-akhir ini dia rewel banget, nggak tau kenapa." curhat Chaca dengan wajah sedihnya. "Maaf ya, Cha... G...