Bagian 13

118 20 11
                                    

Happy Reading

$---AssHab2---$



Chaca akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemen mereka. Ia meminta tolong pada Mely melalui pesan singkat di ponselnya, agar memintakan izin pada Dosen yang bertugas mengajar hari ini. Wanita berhijab dengan paras ayu itu menangis sejadinya di dalam taxi yang ia naiki. Taxi itu pula yang akan mengantarnya pulang ke apartemen.

Sementara itu, Danu dengan wajah frustasi berusaha mengejar taxi yang membawa istrinya menggunakan mobil miliknya yang biasa ia bawa ke kampus bersama Chaca. Sebuah mobil yang merupakan hadiahnya dulu sewaktu belum menjadi suami sah seorang Chaca. Sesekali Danu mencengkram stir mobil karena Taxi yang Chaca naiki terus melaju cepat membelah keramaian jalan kota.

Sampai pada saat mobil keduanya berada di jalan sepi dan menikung, Danu dengan sigap membanting stir agar bisa mendahului serta menghadang Taxi tersebut. Seketika itu juga, terdengar decitan rem dari keduanya yang begitu keras. Chaca sampai terhuyung ke depan karena Taxi yang membawanya berhenti secara mendadak.

Tok tok tok!!!

"Cha, keluar Cha,  aku mohon sama kamu!!" seru Danu, memgetuk bagian luar kaca jendela tempat dimana sang istri duduk didalam Taxi itu.

"Heh! Masnya hati2 dong kalo bawa mobil, untung rem Taxi saya masih normal. Jadi mas sama mbaknya yang ada di dalam selamat, begitu juga dengan saya." tegur sang sopir Taxi pada Danu, setelah turun dari mobil.

"Maaf Pak, saya nggak ada maksud ingin mencelakai. Saya cuma mau nemuin istri saya yang naik taxi punyanya bapak,"

Melihat perdebatan yang hampir terjadi antara dua laki2 itu, Chaca pun akhirnya memutuskan untuk keluar dan menghampiri sang suami. Emosi Danu sudah berada diubun-ubun asal kalian tau, kalau saja Chaca tidak segera keluar.  Ia sangat takut jika Chaca sampai meninggalkan dirinya hanya karena ketidakjujurannya tadi.

Masih dalam mode marah dan kecewa, Chaca hanya merengut dalam diam tanpa mau menatap Danu sedikit pun. Padahal saat ini suaminya itu tengah memasang wajah sedih dan juga memelas untuk memohon maafnya.

"Cha,, tolong maafin aku. Aku nggak bermaksud buat nggak jujur sama kamu, aku cuma nggak mau kamu tau terus sedih karena hal ini Cha." ujar Danu.

"Ya memangnya apa yang bakal buat aku sedih, Dan? Kamu mau tinggalin aku, iya?" tanya Chaca dengan mata berkaca-kacanya.

"Maaf Cha. Justru karena aku nggak mau ninggalin kamu, makanya aku tadi jelasin ke Dekan buat nggak nyanggupin permintaan  beliau." jelas Danu, membuat Chaca terheran.

"Permintaan? Permintaan apa?"

"Pak Dekan mau aku mewakili kampus kita buat ikut studi banding di Bali bulan depan. Karena menurut beliau, aku termasuk salah satu mahasiswa yang pintar berkomunikasi didepan banyak orang."

Mendengar kata Bali, Chaca langsung diam seketika. Ia jadi teringat saat dulu Danu pernah mengatakan ingin pergi ke pulau itu sejak mereka baru menikah. Tiba2 saja Chaca merasa bersalah karena Danu harus merelakan keinginannya itu demi dirinya dan calon anak mereka.

Danu pun melihat raut murung sang istri sekarang, padahal menit sebelumnya Chaca terlihat sangat marah dan kecewa. Tapi kini justru sebaliknya, Chaca tampak sedih dan seperti memikirkan sesuatu.

"Ee Dan, kamu yakin nggak mau terima tawaran Pak Dekan??" Chaca memastikan keputusan Danu untuk tidak pergi, membuat lelaki yang menyandang status suami sahnya itu menatapnya dalam.

Anta Habibi Anta "AssHab2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang