Kamar Vivi yang biasanya rapi dan bersih, kini tak ada lagi. Bungkus cemilan dan beberapa botol minuman tergeletak di sembarang tempat. Baju-baju yang berserakan di kasur. Belum lagi suara gaduh yang tak ada hentinya. Tentu saja tidak akan ada yang mengomel, saudara-saudaran Vivi sedang asyik berbelanja bersama.
"Gila! gue gak ngerti make up," ucap Zyana memperhatikan meja rias Vivi yang terdapat peralatan make up lengkap.
Rara menatap Zyana sendu. "Sama, hiks. Rara juga gak tau."
Zyana menatap Rara balik, tatapan yang sama. "Pensiun jadi cewek yuk, Ra."
Rara mengangguk dan pura-pura menghapus air matanya. "Ayok! Rara mau pensiun aja jadi cewek."
"Goblok! Terus lo berdua mau transgender gitu?!"
Zyana menatap Vivi cengengesan. "Ya kali gue ngikutin jejak lo."
"Bangsat, Zya!" teriak Vivi yang disambut gelak tawa ketiga sahabatnya.
"Gaes, kapan berangkat? Setengah jam lagi loh."
Sontak ketiganya menatap Aylin. Yup, hanya Aylin yang sudah siap. Ia mengenakan kaos putih bergaris-garis dan rok denim dipadu dengan sneakers kesayangan Aylin. Oh tentu, ini cuma makan malam khas anak remaja bukan mau dinner resmi.
"Kok lo udah kelar sih?!" sewot Zyana menatap Aylin kesal.
Vivi melirik Zyana malas. "Emang elo? Lama!"
Zyana berbalik menatap Vivi. "Ngaca, sayangku, emang lo udah siap?"
Aylin mengusap dadanya sabar. Rara pun hanya acuh, ia menyeret Aylin untuk membantunya bersiap.
"Yang ini atau ini?" tanya Rara menunjukkan kedua pilihannya. Aylin menunjuk yang ada di tangan kanan Rara. Rara pun mengangguk dan segera memakainya.
Dress berkerah berwarna abu gelap ditambah sepatu slip on dan bandana polkadot yang menghiasi kepalanya membuat kesan manis pada Rara.
"Lo berdua mau adu bacot sampai kapan, heh?" Rara menatap Zyana dan Vivi jengah. Bahkan sampai dirinya selesai bersiap pun mereka berdua masih saja bertengkar.
Vivi mengangkat bahu acuh. "Gue mau siap-siap, bye ibab."
"Tiada akhlak," desis Zyana menatap Vivi nyalang.
Hanya menunggu sepuluh menit, Vivi sudah siap dengan kemeja flanel dan celana jeans. Jika Aylin memakai sneakers, maka Vivi memakai sepatu kets. Tak lupa, ia juga memakai topi putih dengan tulisan bad girl di tengahnya. Sip, khas seorang Vivi.
Vivi mengedarkan pandangannya. "Zya belum kelar? Lama amat."
"Berisik! Gue udah ya."
Vivi menatap Zyana. Ia mengangkat sebelah alisnya. "Sweater blush rada gede kayaknya kalau buat ukuran lo."
Zyana tak menjawab, ia malah memutar bola matanya malas. Vivi pun melanjutkan ucapannya, "Rok pendek kotak-kotak. What?! Kok lu juga pake sepatu kets sih?! Nyama-nyamain aja heran."
Baru lah pada kalimat terakhir, Zyana menatap Vivi tajam. "Lo pikir yang punya sepatu kets lo doang, heh?! Lagian hak asasi gue lah mau pake apa juga."
Aylin yang sudah memprediksi akan terjadi keributan segera menarik keduanya keluar. "Cabut gaess, keburu tengah malem." Vivi dan Zyana yang ditarik hanya bisa pasrah dan mengikuti Aylin. Sedangkan, Rara di belakang cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL COMEBACK [END]
Novela JuvenilApa yang kamu pikirkan saat mendengar kata fuckgirl? Cewek dengan hobi memainkan perasaan? Tidak punya belas kasihan? Tidak mengenal kata setia? Salah. Kamu salah besar. Mungkin, ada beberapa perempuan yang menjadi fuckgirl hanya untuk main-main. Na...