Hening menyelimuti mereka berempat. Tak ada yang ingin memulai obrolan, atau lebih tepatnya mereka sama-sama berada dalam kondisi canggung. Aylin sedari tadi berusaha memberi kode pada Zyana untuk memulai, tapi Zyana justru gelisah seperti orang cacingan.
Aylin menatap Zyana kesal. Sedangkan Zyana sendiri menatap Aylin dengan bingung. Saking kesalnya, Aylin akhirnya menjitak kepala Zyana.
"Adoh!" Zyana melotot menatap Aylin.
"Buru! Gue males nih kek gini." Aylin mengibaskan tangannya merasa kepanasan.
"Ih, banyak setannya sih elo mah. Makanya kepanasan." Zyana tersenyum mengejek Aylin.
"Bangke lo, Ropeah!"
"Kemarin Siti, sekarang Ropeah. Mau lo apa, Maemunah?" sengit Zyana.
"Mii li ipi, Miiminih."
Pletak
"Bacot ah, mending pindah tempat."
"Kenapa gak dari tadi, njir!" Aylin menatap Zyana gemas.
"Baru inget." Zyana menatap Vivi dan Rara canggung. "Gak pa-pa 'kan?"
"Nope," jawab Vivi singkat. Rara pun hanya mengangguk.
Zyana tersenyum tipis. "Ikutin mobil gue aja." Zyana berganti menatap Aylin jengah. "Lo sama gue sini."
Aylin langsung nyengir. "Hehe, peka juga lo."
"Gue tau lo gak bawa mobil." Zyana berkata sambil membayar minuman mereka. Setelah membayar, mereka berempat segera menuju parkiran.
Zyana masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. Ia menoleh pada Aylin yang dengan seenak jidat asal comot snack Zyana.
"Lin, itu punya gue loh." Zyana berusaha mengingatkan.
Aylin mengangguk santai. "Iya tau kok."
"Terus?"
"Punya lo, punya gue juga-"
"Sejak kapan, anjer!" Zyana menatap Aylin ngegas.
"Sejak aku melihatnya dengan yang lain," ucap Aylin jail.
"Cih, bacot ah." Zyana membuang mukanya ke samping. Ia menghela napas lalu menjalan mobilnya.
"Mau ke mana sih?"
"Gue yakin lo belum pernah ke sana."
"Masa sih? Ke mana emang?"
"Neraka," jawab Zyana enteng.
"Oh, jadi gue nganterin elo nih?"
Zyana mendesah frustasi. Niat ingin membuat Aylin kesal, malah dirinya yang dibuat kesal. "Dahlah bodoamat, gak ngurus."
"Loh gimana sih? Katanya mau ke neraka. Ya bener toh nganterin elo?"
"Teu nyaho aing mah, gak liat, pake headset." Zyana mendengkus kesal. "Liyeur ngomong sama maneh mah."
Aylin tertawa puas. Ia tak lagi berniat menjahili Zyana. Tangannya meraih handphone milik Zyana yang berada di sampingnya. "Zy, gue buka ya."
Zyana mengangguk santai.
Dengan semangat, Aylin membuka handphone milik Zyana. "Sandinya apa?"
"0304."
Aylin menaikkan sebelah alisnya. "Apaan tuh?"
"Tanggal lahir dia." Zyana tersenyum samar.
"Ouhh." Dengan iseng Aylin membuka aplikasi chat milik Zyana. Seketika ia melongo. "Ini asrama cowok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL COMEBACK [END]
Teen FictionApa yang kamu pikirkan saat mendengar kata fuckgirl? Cewek dengan hobi memainkan perasaan? Tidak punya belas kasihan? Tidak mengenal kata setia? Salah. Kamu salah besar. Mungkin, ada beberapa perempuan yang menjadi fuckgirl hanya untuk main-main. Na...