“Yoo! What's up guys!” Zyana masuk ke dalam mall dengan kedua tangan direntangkan. Zyco yang berada di sebelahnya langsung mendekap kepala Zyana.
“Aduh! Bentar ih, Zyco mah!” gerutu Zyana.
Vivi, Aylin, Rara, dan Alesha mengalihkan pandangannya. “Bukan temen gue. Gak kenal,” ucap mereka serentak.
“Jahat banget, kalian kan sahabatnya Kak Zy.” Raffa menatap keempat gadis di depannya kesal.
“Diem deh lo! Coba jangan terlalu polos, yang ada lo gampang dibodohi orang, bego!” sinis Alesha pada Raffa.
“Wow! Santai, Sha. Raffa gak sepolos itu kok.” Rey langsung merangkul pundak Raffa akrab.
“Btw, lo siapa?” tanya Zeyn pada pemuda yang dibawa Vivi.
“Masa depan Vivi." Pemuda itu tersenyum menatap Vivi.
Vivi mendecih. Ia membuang pandangannya ke arah lain. Aylin tertawa kecil melihat tingkah Vivi. Ia beralih menatap pemuda tadi. “Fiks. Zyana kedua.”
“Kok bawa-bawa gue sih!” Zyana membalas sensi.
“Yang biasa ngegembel kan elo.” Zyco menjawab santai.
Zyana mendelik. “Padahal aku selalu serius ke kamu, beb. Kamunya main-main sama aku. Aku mah apa atuh,” ucap Zyana mendramatisir.
“Bacot, Zy!” balas Rara malas.
“So, kita mau ke mana?”
Satu pertanyaan dari Vivi membuat kesembilan orang itu ribut.
“Makan!”
“Gramed!”
“Timezone.”
“Belanja.”“Kita mencar aja.” Rara menatap semuanya bergantian. “Zya sama Zyco mau ke mana?”
“Gramed, of course.” Zyana menjawab enteng. Tak lama, ia tertawa kecil saat melihat Zyco mendengkus. “Abis itu terserah Zyco.”
“Vivi sama lo? Siapa sih nama lo!”
“Dicky. Gue tau Vivi bakal milih belanja. Sepatu or baju, maybe?” Dicky mengalihkan pandangannya ke Vivi.
“Right!"
“Oke, lanjut ke Aylin sama Zeyn?”
“Gramed,” jawab keduanya barengan. Sontak saja keduanya saling menatap dan tersenyum.
“Dih, masa gue sama Raffa!” tolak Alesha langsung.
“Lesha kenapa dendam banget sih sama gue?” tanya Raffa bingung.
Alesha menatap Raffa sinis. “Serah gue lah!”
“Ya terserah lo berdua aja dah. Gue sama Rey mau ikut vivi.”
Alesha menatap Rara jengkel. Ia langsung melangkah mendahului yang lain. Zyana menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. “Raffa, kamu ikutin Eca geh! Masa mau biarin Eca sendirian.”
Raffa menoleh lemas. “Okay, Kak Zy.”
Zyana menatap Raffa penuh arti. “Papayy kesayangan Zya!”
“Nanti kumpul di resto bawah aja. Ntar gue kabarin Raffa,” ucap Vivi sebelum pergi menyeret Dicky.
Setelahnya, mereka semua berpencar sesuai dengan tempat yang ingin mereka kunjungi.
***
Aylin, Zyana, Zeyn, dan Zyco langsung ke lantai tiga dan menuju Gramedia. Setelah sampai di Gramedia, mereka langsung menuju buku persiapan SBMPTN dan SNMPTN.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCKGIRL COMEBACK [END]
Ficção AdolescenteApa yang kamu pikirkan saat mendengar kata fuckgirl? Cewek dengan hobi memainkan perasaan? Tidak punya belas kasihan? Tidak mengenal kata setia? Salah. Kamu salah besar. Mungkin, ada beberapa perempuan yang menjadi fuckgirl hanya untuk main-main. Na...