7. Diskusi

796 101 14
                                    

Vivi duduk dengan cemilan di pangkuannya. Rumah Vivi dalam keadaan sepi. Hanya ada dia dan Raffa, adik Vivi. Sedangkan saudara-saudaranya pergi ke rumah neneknya. Ia menatap layar televisi dengan bosan. Sesekali ia melirik handphone-nya.

“Kakak nunggu siapa sih? Chat doi?”

Vivi melemparkan sebutir kacang pada Raffa. “Gak usah ngeledek! Mentang-mentang gue jomblo."

Raffa balas melempar kacang. Kali ini beberapa butir yang membuat Vivi berteriak kesal. Raffa tertawa meledek.

“Adek gak ada akhlak!”

Raffa tertawa puas. “Salah kakak juga. Aku kan nanya doang gak maksud ngeledek.”

Vivi merebahkan tubuhnya di sofa. Ia menggunakan paha Raffa sebagai bantal. Ia mendongak menatap Raffa. “Lo sayang gak sama gue?”

Raffa menatap Vivi aneh. “Gak tau," jawab Raffa sambil tertawa.

Vivi menepuk pipi Raffa agak kencang. “Gue serius bego!"

“Lagian aneh pertanyaannya. Iyalah aku sayang kakak.” Raffa segera meredakan tawanya. Ia mengelus rambut Vivi lembut. “Kakak itu, kakak Raffa satu-satunya, masa iya Raffa gak sayang.”

Bukannya terharu, Vivi malah mendengkus. “Tapi lo lebih nurut sama Zyana. Lo juga lebih perhatian ke Zyana. Sebenernya kakak lo itu gue atau Zyana?"

Tawa Raffa meledak. Ia menatap Vivi tak percaya. “Kakak cemburu? Kak Zy baik makanya aku juga baik. Kan kata kakak juga, ‘Anggep Zyana kayak kakak lo aja biar makin akrab.’ Nah, sekarang aku akrab sama Kak Zy eh kakak malah marah-marah.”

Baru saja Vivi ingin menjawab, sebuah notifikasi muncul di handphonenya.

Zyana: Vi, gue nyasar masa;(

Vivi mengerutkan keningnya. “Ini anak gak amnesia kan? Berapa kali dia ke rumah gue, masa bisa nyasar sih?"

Zyana: Pipii;( ini kemana;(

Ya lo dimana anjeng!

Zyana: Ngegas;( gue gak tau dimana;(

Ck! Bego banget sih! Jalannya sepi gak? Ada orang gak di sono? Lagian kenapa bisa nyasar sih? Nyasar nyampe mana coba?

Zyana: Hati Zyco:v

GOBLOK

Suara tawa meledak membuat Vivi menoleh. Seketika umpatan keluar dari mulutnya.

“Cie khawatir sama gue.” Zyana duduk di sebelah Vivi. Lebih tepatnya, ia memaksa duduk di tengah-tengah Vivi dan Raffa. Ia mengerling pada Raffa. “Halo kesayangan Zya!”

Raffa tertawa dan segera memeluk Zyana. “Hai juga, Kak Zy! Kakak kenapa baru ke sini lagi?”

Vivi berdiri dan menatap Zyana nyalang. “Fuck! Nyasar sono Zy nyasar! Gak usah balik sekalian!” Ia mengalihkan pandangannya ke Raffa. “Kan kan, kapan lo pernah meluk gue kek gitu?"

Zyana dan Raffa saling bertatapan. Tak lama, keduanya tergelak bersamaan. “Kakak kamu cembokur Raf.”

Raffa mengangguk. Ia menatap Vivi sekilas lalu merebahkan dirinya di sofa, persis seperti Vivi tadi. Bedanya, paha Zyana ia gunakan sebagai bantal. “Padahal aku sama kakak kan gak ngapa-ngapain ya?"

Zyana mengangkat sebelah alisnya. “Kamu mau ngapa-ngapain sama aku?”

Pletak

Vivi menatap Zyana nyalang. Sedangkan, Zyana mengelus keningnya. Namun, tak lama ia terkekeh saat tangan Raffa menggantikan tangannya untuk mengelus keningnya. “Kakak jangan jahat dong ke Kak Zy."

FUCKGIRL COMEBACK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang