Enam

4.7K 493 26
                                    


Bang Haris Galau

Semenjak drama yang bang Haris ciptakan di lift beberapa hari yang lalu, orang-orang di gedung kantor berpikir aku dan Bang Haris menjalin hubungan asmara. Kata Mbak Tina, fans-fans berat Bang Haris mengalami patah hati sedunia maya.

Aku sekarang memahami bagaimana popularity Bang Haris. Aku sampai kaget mendapati jumlah follower instagramku naik dan beberapa sampai men-dm ku menanyakan apa benar aku dan Bang Haris truly in relationship.

Bang Haris mah gaya sudah seperti selebgram saja sampai-sampai kata Mbak Tina punya klub penggemar. Ditanyai begitu, aku jawab saja yang sebenarnya. Tapi memang dasarnya netizen adalah maha benar. Mereka malah komentar begini "kalau memang nggak pacaran, jadi maksudnya Mas Haris bohong? Kok kamu malah fitnah Mas Haris, sih?".

Lah? Jadi untuk apa bertanya jika jawabanku malah tidak dipertimbangkan? Ingin rasanya aku berteriak marah mengingatnya. Belum lagi prihatin kalau melihat kondisi Bang Haris yang lebih banyak diam dari pada biasanya semenjak Bang Wawan mengungkap ia akan segera menikah.

Aku menutup aplikasi instagram lalu membuka chat masuk dari nomor baru.

+6285241855xxx : Riri, ini nomor aku. Save yah!

Yuda

Oke, sepertinya Mbak Tina tidak pura-pura saat bilang bahwa dia sudah memberikan nomor teleponku pada Yuda. Mbak Tina ngebet sekali memintaku untuk mempertimbangkan Yuda dan memberi kesempatan kepada Yuda untuk mengenalku. Siapa tahu kami bisa lanjut ke tahap yang lebih serius.

Tapi aku juga belum yakin sekali kalau Yuda memang menyukaiku. Mungkin aku akan dikira kegeeran jika membalas chat Yuda dengan mengatakan "kata Mbak Tina, kamu suka aku yah? Beneran, nggak sih?"

"Siapa? Pacar lo, yah?"

Aku sampai lupa kalau aku sedang berada di tempat asing dengan seseorang. Sekarang aku sedang berada di PieM bersama dengan Pak Wira. Sepulang kerja aku meminta profile PieM Recidence mulai dari tower A sampai C. Aku membutuhkan datanya yang nantinya akan terinput di website sebagai bahan pertimbangan bagi para calon pembeli atau penyewa unit.

Sebagai inti PieM, Pak Wira sangat sibuk, aku bahkan menunggu Pak Wira sampai dua jam lamanya karena Pak Wira sedang meeting di tempat lain. Tapi masih lumayan karena aku dibiarkan menunggu langsung di ruangan Pak Wira.

Sekitar jam 5 sore barulah Pak Wira muncul di kantornya lengkap dengan kemeja flanel yang tidak terpasang kancingnya dan jeans berwarna biru pudar. Seperti Pak Wira yang biasa.

Tidak di kantor tidak di tempat meeting, apa memang Pak Wira selalu berpenampilan santai seperti itu? Anak sultan memang selalu benar. Tapi apa memang perusahaan mereka tidak punya rules yang mengatur aturan berpakaian? Bahkan jika Wira adalah bos, apa tidak apa tidak mengikuti aturan? Huft. Ya sudahlah, bukan masalahku juga.

Pak Wira ngos-ngosan tapi dia langsung tersenyum setelah menemukanku duduk di sofa sambil memangku majalah. Kayaknya Pak Wira jadi lebih banyak senyum dibanding kali terakhir. Senyum itu ibadah, bukan? Iya aku tahu. Tapi senyum itu juga harus kenal sikon. Seperti sekarang ini, sikonnya adalah Pak Wira membuatku menunggu nyaris 2 jam di kantornya, lalu orang waras mana yang akan tersenyum bangga untuk itu?

"Maaf yah, tadi gue ada meeting di luar kantor. Kirain bentar doang ternyata jadinya lebih lama." Pak Wira mengambil tempat duduk di sofa tunggal sebelah kananku.

Love Developer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang