Proyek dengan PieM akhirnya selesai sesuai dengan estimasi awal kami. Didalam ruang meeting, Big Boss mengucapkan selamat atas keberhasilan kami meski tetap kedengaran angkuh saat mengatakan terima kasih kepada anak-anak KingSoft.Tahun ini KingSoft berhasil menyelesaikan 3 proyek sementara dua lainnya masih on going. Jika sebelumnya Big Boss selalu nyinyir dan kejam setiap kali melihat kami bersantai di kubikel, kali ini Big Boss terus memuji kinerja kami pasalnya tahun ini adalah pencapaian terbesar yang pernah diraih sejak berdirinya KingSoft.
3 proyek dalam satu tahun adalah hal yang luar biasa meskipun dua diantaranya bukanlah proyek berskala besar, belum lagi dua proyek yang masih terus jalan. Itu seakan menantang seberapa kuat kekuatan yang anak-anak KingSoft bisa.
Tapi yang namanya Big Boss, jiwa bossy-nya tidak pernah mati, sebelum meninggalkan ruangan, dia tertawa lebar. "Saya nggak rugi keluarin duit banyak buat liburan kalian."
Ya, singgung saja terus sampai 10 tahun kedepan. Kayak dia kasih kami liburan di luar planet saja, Mungkin bigboss lupa kalau Bali masih termasuk bagian dari Indonesia. Tempat yang terlalu sering kami kunjungi hingga nyaris bosan.
"Akhir-akhir ini kok gue nggak pernah lihat Pak Wira lagi yah?" Ujar Bang Wawan sambil menggigit bebek gorengnya.
Kami tengah berada di salah satu resto yang tak jauh dari kantor. Sekarang memang masih pukul 11 pagi tapi Bigboss mempersilahkan kami makan siang lebih awal. Anak-anak sontak berteriak heboh mendengarnya, pasalnya dulu, makan siang saja kami mesti pintar curi-curi waktu apa lagi kalau deadline semakin dekat dan mood Bigboss tidak dalam kondisi normal.
Ngomong-ngomong aku sama sekali belum memberitahu siapapun tentang Pak Wira yang sudah melamarmu, termasuk Mbak Tina.
Sudah 3 hari sejak kejadian kami terciduk oleh Mama dan Papa dan semenjak itu pula Pak Wira tidak pernah lagi menunjukkan wajahnya di kantor.
Pagi-pagi sekali Pak Wira hanya mengantarku sampai di tempat parkir lalu sorenya dia akan menungguku di mobilnya. Meski awalnya dia tidak terima harus backstreet, aku tetap memaksanya menyembunyikan status kami saat ini.
Apa kata anak-anak KingSoft coba kalau mereka tahu aku dan Pak Wira sedang dalam hubungan yang apa yah? Huft... lagi-lagi aku tetap memikirkan pendapat orang lain akan kehidupan yang aku punya.
"Capek kali ditolak mulu sama Riri. Sampai demo aja katanya bukan sama Pak Wira yah? Sama Marketing Manager yang pernah datang ke kantor kapan waktu itu, kan?" Kata Bang Deni.
Bang Wawan membenarkan. Demo kemarin, memang Pak Wira tidak datang, yang datang adalah Alex dan Mbak Vivi. Tapi waktu itu aku tidak melarangnya datang tapi memang waktu itu dia ada acara lain di luar kantor yang tidak bisa diwakili. Tapi ketidakdatangannya malah lebih bagus menurutku karena bisa saja Pak Wira memanfaatkan itu untuk merusak backstreet kami.
"Alex. Namanya Alex kalau gue nggak salah ingat." Sambung Bang Wawan.
Aku tak gubris mereka, pura-pura sibuk makan padahal tangan kiriku kusembunyikan di bawah meja membalas chat Pak Wira yang baru saja mengajakku makan siang bersama. Terlalu lama sendiri, aku merasakan dampak besar punya seseorang yang mengajakku makan atau hanya sekadar mengingatkan untuk makan.
Aku membalas chat Pak Wira. Aku kadang bangga dengan diriku sendiri yang punya kemampuan multitasking. Untuk ajakannya, tentu saja aku bilang tidak bisa karena saat ini aku tengah menikmati makan siang yang kepagian.
Tapi sebagai gantinya Pak Wira menawarkan makan malam bareng di rumahnya sekalian bertemu dengan kedua orang tuanya. What?
Apa ini pertanda kalau Pak Wira serius mau menjadikanku pasangan hidup?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Developer (Completed)
ChickLitRiri itu bergelar S.E, tapi dia malah terdampar di perusahaan pengembang mobile application. Perusahaan yang kedengaran keren tapi tidak cukup membantunya menemukan calon yang bisa dia perkenalkan kepada Ibu Mulyana Asiz sebagai pacar. Boro-boro pac...