Happy reading<3
Satu Juta Luka
© oceanctyPLAK
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Kianna saat ia tidak sengaja menumpahkan secangkir teh hangat di baju Sean. Seperti biasa, ia hanya bisa menunduk dan terisak. Tidak ada perlawanan yang Kianna berikan.
"APA KAU BUTA HUH?!" pekik Sean marah, aura mencekam di ruangan itu sudah di dominasi oleh kemarahan Sean. "Maafkan aku," lirih Kianna yang masih menunduk. Ia sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk menatap manik tajam milik Sean.
"Apa dengan maaf kau bisa mengganti pakaianku?!" seru Sean marah. Kianna diam, ia tidak menjawab. "Jawab aku, sialan!" Sean segera mengangkat wajah Kianna kasar, cengkeraman tangannya yang berada di pipi Kianna membuat Kianna mengadu kesakitan.
"Sakit ..." lirih Kianna pelan dengan menatap Sean takut. Ia memegangi tangan Sean yang mencengkram pipinya, bermaksud untuk melepaskan cengkeramannya tersebut. Namun, tiba-tiba seseorang datang dengan wajah paniknya, Jeno Reagan.
"Kak, lepas!" seru Jeno yang segera menghampiri mereka berdua. Ia segera menarik tangan Sean yang mencengkeram pipi Kianna. "Dia itu adikmu," tutur Jeno yang menatap Sean tak percaya.
Sean memasang raut wajah remeh, "Persetan dengan adik!" sergah Sean dengan nada yang meremehkan namun masih terdengar tajam. Lalu ia menoleh ke arah Kianna, "Jika sekali lagi kau membuat masalah, tak segan-segan aku untuk menembak kepalamu!" cela Sean tajam lalu segera meninggalkan merek berdua.
Kianna bergidik takut, ia segera merapatkan tubuhnya ke tubuh Jeno, "Jangan khawatir, Na. Itu hanya sebuah ancaman," tutur Jeno sambil merangkul pundak Kianna menuju kamarnya.
~
Jeffrey Daren, sama hal-nya degan Sean Barvey. Kedua kakak beradik itu sangat tidak menyukai Natalie berada di rumah ini. Karena Jeno, Kianna berada di tempat itu.
Flashback
Dulu, Kianna hanyalah gadis malang yang berumur enam belas tahun yang terlantar di pinggiran jalan. Baru saja ia kehilangan ibunya setelah ia kehilangan ayahnya beberapa tahun silam.
Semenjak itu, ia sudah kehilangan arah hidupnya. Kehilangan kedua orangtuanya, itu adalah kejadian paling menyedihkan dalam hidupnya, sebelum ia di pertemukan dengan Jeno, laki-laki yang tidak sengaja melihat Kianna menangis waktu itu.
Jeno perlahan menghampiri Kianna. Dengan ragu, ia menyentuh pundak yang ber-gemetar tersebut. Kianna tersentak, ia segera mendongakkan kepalanya dengan mata yang sembab. Jeno yakin, gadis yang berada di depannya ini sedang tidak baik-baik saja. Dengan percaya diri, ia menawarkan dirinya untuk berbagi masalahnya.
Dari situlah, awal pertemuan mereka. Cerita dari Kianna membuat hati Jeno merasa iba. Ia segera menawarkan pekerjaan kepada Kianna. Ia berpikir, bahwa menjadi asisten rumah tangga tidak buruk. Tentu Kianna yang mendengar penawaran itu langsung mengangguk semangat, tanpa tahu, bahwa ada masalah baru dalam hidupnya.
Flashback end
Dan di sinilah Jeffrey berada, di depan pintu kamar Kianna. Tanpa permisi, Jeffrey langsung membuka kasar pintu kamar Kianna yang sontak membuat Kianna memekik kaget, "Buatkan aku makanan!" perintah Jeffrey datar. Dengan segera Kianna mengangguk cepat dan bergegas ke dapur, meninggalkan Jeffrey yang masih mematung di depan pintu kamar Kianna dengan tatapan yang sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Juta Luka
AcciónIni bukan tentang cinta. Ini tentang keduanya yang tidak memanusiakan manusia. "Hari ini, aku berdiri di sini bukan untuk mati, tetapi melepas rasa penat ku selama ini." "Jun, bolehkah aku bertemu dengan Jeno?" © 2020, oceancty