• Rio De Janeiro •

357 38 7
                                    

Western live, au! (Squel of 404)

[ DON'T FORGET TO SUPPORT US! ]

HAPPY READING!

••• ••• •••

"Rajasya, aku marah!" pemuda dengan helai pirang itu, menggigiti sedotan americano miliknya, dengan wajah terlipat.

"Rajasya, aku marah!" pemuda dengan helai pirang itu, menggigiti sedotan americano miliknya, dengan wajah terlipat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungwoo mengalihkan atensinya dari ponsel, sebelum tergelak geli, mengacak surai pirang tunangan—lima tahunya. Yang kini tengah melipat tangan dengan wajah merengut, marah.

"Astaga, Bintang sayang. Kamu tuh duapulu-empat tahun atau empat tahun sih?"

"Rajasya, kamu tuh curang! Aku cuma pergi ke Prancis dua minggu buat ngurusin kelulusan, tapi kamu mau menetap di Brazil dua bulan!" cowok dengan gurat lucu di wajahnya itu mengomel, "apalagi kamu stay-nya di Rio, kaMU SENGAJA CARI CEWEK YA?!"

Seungwoo semakin terbahak kencang, mencubiti kedua pipi pacarnya yang menggembung sempurnya.

Tak sedikit orang yang memandang keduanya dengan gestur tertarik. Fyi saja, mereka tengah berada di starbucks dalam bandara, menunggu jadwal penerbangan masing-masing.

"Ya tuhan, bintangku. My sugarplum. The sirius from my canis major. My Estelle. Kamu nggak lagi nuduh aku, kan?" Seungwoo mengelus surai pirang pemuda di depanya gemas, "and actually, aku masih nggak tertarik sama, cewek."

"Oh iya kamu kan, gay."

Seungwoo mencibir, "for the fuck's sake, aku bi!"

"Hm, kamu bi dengan presentase kemungkinan 99 persen, suka sama cowok."

Seungwoo entah kenapa flashback perkataan Jinhyuk lima tahun lalu, persis.

"Estelle, sejak kapan mulut kamu jadi licin, gini?" Seungwoo dengan sengaja mencubit bibir pacarnya, yang justru terkikik geli.

"Lagian, aku kira kamu bakal jawab pake romantic words kaya 'i am fucking gay for you' or something etc." jawab pemuda pirang itu mendengus.

Seungwoo diam, bibirnya senyum tapi matanya nggak ikut ketarik, he became 'out of track' because of someone else. That's why he didn't answer anything.

"Eum, kayanya aku flight duapuluh menit lagi, aku harus masuk entrance, sekarang." si pemuda pirang mengecek jam tanganya, lalu berdiri. Tangan kirinya mengambil gelas plastik americano-nya di atas nakas, dengan tangan kanan sibuk bersiap menyeret koper miliknya.

 Tangan kirinya mengambil gelas plastik americano-nya di atas nakas, dengan tangan kanan sibuk bersiap menyeret koper miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MELLIFLUOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang