❤ VOTE&COMENT❤
Clara menghempaskan tubuhnya ke ranjang queen size nya. Kegiatannya hari ini sungguh melelahkan. Bayangkan saja dari jam tujuh pagi hingga sekarang jam lima sore dia baru bisa merasakan kebebasan karena mengikuti seminar untuk melengkapi syarat kelulusan dikampusnya.
Clara kemudian mengambil handphonenya saat teringat sesuatu. Menekan agak lama angka satu lalu munculah nomor kontak bertuliskan "Husband". Pada deringan keempat barulah si penerima telepon menjawab panggilannya
"Ya, nona Clara" jawab si penerima
"Kekamarku sekarang" kata Clara dengan kesal
"Tapi saya sedang menjemput tuan Satria"
"Aku bilang kekamar aku sekarang" Clara menaikan volume bicaranya
"Baik" kemudian panggilan ditutup
Dua puluh menit kemudian pintu kamar Clara diketuk. Cepat-cepat Clara berlari kemudian membuka pintu kamarnya. Senyumnya merekah melihat Gara, seseorang yang ditelponnya tadi.
Clara menarik tangan Gara untuk masuk kekamarnya tak lupa mengunci pintu kamarnya. Kemudian ia menubruk tubuh Gara dengan pelukan eratnya
"Cla, ada apa?" Tanya Gara
"Kangen ajah"
Gara menghela napasnya pelan. Tadi dia dalam perjalanan untuk menjemput Satria, kakak Clara. Ditengah perjalanan Clara menelponnya yang membuat dia memutar balik karena pada dasarnya majikannya itu adalah Clara. Ia adalah bodyguard dari gadis yang sedang memeluknya saat ini. Jadi, apapun yang dikatakan oleh gadis itu harus dia turuti.
Namun, selain menjadi bodyguard seorang Clara Handoko, Gara juga sekarang sudah menjadi kekasihnya. Tetapi hubungan mereka masih sembunyi-sembunyi. Hanya Dono-supir pribadi keluarga Handoko dan Yuyun-pembantu rumah tangga ini yang tau hubungan keduanya.
"Kamu nggak kangen aku?" Clara mendongak melihat wajah tampan kekasihnya. Tubuh tegap, tinggi diatas rata-rata, dan wajah yang tampannya membuat Clara terpesona. Belum lagi sifat penyayang Gara yang membuat Clara makin cinta
"Kita tiap hari ketemu, Cla" jawabnya datar
"Tadi kenapa Jono yang jemput aku?"
"Aku disuruh tuan buat jemput Satria" jawabnya
Clara cemberut. Padahal selama seminar tadi dia ingin cepat-cepat pulang berharap kekasihnya ini menjemputnya kemudian mereka jalan-jalan sebentar ke taman atau café.
"Aku capek banget, yang. Temenin tidur ya" Clara menatap Gara dengan wajah memelas.
"Nggak ah. Nanti ketahuan sama nyonya" tolaknya
"Mama kan lagi nggak ada, Ga. Ayo dong aku capek banget seharian ini di seminar tadi duduk terus sampe badanku pegel" Clara memijat bahunya menunjukan pada Gara betapa capeknya dia. Padahal sebenarnya dia ingin tidur dipelukan Gara.
Gara memutar bola matanya malas. "Kamu tidur jam segini nanti entar malam kamu nggak bisa tidur"
"Bisa. Makanya kamu temenin aku tidur juga entar malem" katanya "Ya, Ga. Kita udah dua malam loh nggak tidur bareng"
"Clara, kamu mau kepergok sama tuan dan nyonya?" Gara melotot
"Enggak bakal, Gara" ucapnya dengan kesal "Yaudah kalo kamu nggak mau nemenin, nggak usah. Keluar sana. Aku mau tidur!" dengan menghentakan kakinya Clara berjalan menuju ranjangnya kemudian membungkus tubuhnya dengan selimut sebatas leher.
Gara menghela napas. Dia kemudian melangkah keluar dari kamar Clara. Membiarkan Clara yang sedang menahan kesal padanya. Setelah mendengar pintu kamarnya tertutup, Clara bangun dengan cepat.
"Nyebelin banget, sih"
==
Malam harinya seperti yang Gara katakana, Clara tidak bisa tidur. Matanya masih segar padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Ia mengambil ponselnya. Dilihatnya tidak ada pesan atau telpon dari kontak "Husband". Clara mendengus kesal kemudian dengan malas berjalan kearah dapur untuk mengambil sedikit cemilan.
Sampai dikamarnya, Clara menghidupkan tv untuk menonton film tengah malam. Namun, baru beberapa menit film dimulai, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan muncullah orang yang membuatnya kesal.
Gara terseyum padanya yang dibalas dengan dengusan malas Clara. Masih ngambek. Gara kemudian mengunci pintunya.
"Nggak bisa tidur, ya?" Tanya Gara setelah mendudukan dirinya disamping Clara
"...."
"Nonton apa?" tanyanya kembali.
"...." Clara masih diam
"Yaudah, aku balik ya" Gara berdiri bersiap untuk keluar kamar.
"KAMU NYEBELIN BANGET" Clara berteriak dan memukul perut Gara. Bukan lagi kesal tetapi mata Clara sudah berkaca-kaca.
Gara mendudukan kembali dirinya kemudian menarik Clara kepelukannya. Clara membalas pelukannya dengan erat dan terisak pelan.
"Kok nangis, Non?" Tanya Gara
"Kamu nyebelin" ucapnya dengan isakan kecil
"Maaf ya, Non" Gara mencium puncak kepalanya dengan lembut "Aku khawatir nanti kalo nyonya dan tuan pergokin kita. Tapi tadi nyonya telpon Yuyun katanya kepulangan mereka ditunda jadi dua hari lagi" jelas Gara
Clara mengangkat kepalanya "Temenin aku tidur"
"Iya, Non" Gara menghapus sisa air matanya
"Jangan kemana-mana sampe pagi" katanya lagi dengan galak walau suaranya masih serak
"Iya, Non"
"Jangan panggil aku non" Clara kesal setiap kali Gara memanggilnya dengan sebutan "Nona". Semenjak mereka resmi berpacaran walaupun diam-diam, Clara tidak mau lagi diapanggil "Nona" oleh Gara dan itu adalah salah satu kesepakatan mereka. Kecuali saat mereka sedang bersama keluarga Clara atau dikeramaian.
Gara terkekeh pelan kemudian mengecup pipi Clara "Iya, sayang"
Clara tersenyum dan kembali mengeratkan pelukannya. Mereka kemudian menonton film tengah malam itu. Clara terlelap duluan. Gara kemudian memberikan ciuman selamat malam didahi Clara
"Nice dream, Baby"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bodyguard
Genç Kız Edebiyatı"Ya, nona Clara" jawab si penerima "Kekamarku sekarang" kata Clara dengan kesal "Tapi saya sedang menjemput tuan Satria" "Aku bilang kekamar aku sekarang" Clara menaikan volume bicaranya "Baik" kemudian panggilan ditutup Dua puluh menit kemudian pin...