"Hoaaamm..." Saerom menggeliat didalam pelukan SinB.
"Saerom~ah? Kau sudah bangun?"
Saerom mengangguki pertanyaan SinB. Lalu, dia menatap sekeliling.
"Kenapa? Apa kau lapar?"
Saerom menggeleng. Tiba tiba, setetes air mata mulai membasahi pipi chubby Saerom.
"Eoh, kau menangis. Sudah, jangan menangis"
SinB mengusap usap kepala Saerom dengan lembut. Kemudian, menghapus air mata dipipinya.
"Eomma..." Lirih Saerom.
"Wae? Umm, ini aku eomma mu"
Saerom kembali menangis. Tapi, kali ini dia memeluk SinB.
"Ada apa, sayang?" Tanya SinB pada Saerom, yang menyembunyikan wajahnya di dada SinB.
"Eomma... Apa kau akan menjadi eomma ku?"
SinB mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari Saerom.
"Eomma bilang, aku akan mendapatkan eomma baru disini"
Mata SinB membulat sempurna. Tidak. Bukan hanya SinB, tapi juga Jungkook yang baru saja bangun. Dia masih duduk terdiam disofa.
"Hey, apa maksudmu?" Tanya Jungkook sambil menghampiri keduanya.
Saerom menggeleng, dengan air mata yang terus menetes itu.
"Umm, siapa nama eommamu?"
"Jeong Yein"
"Appa mu?" Tanya Jungkook.
Tiba tiba Saerom diam. Dia menundukkan kepalanya.
"Kau kenapa, sayang?" Tanya SinB lembut, sambil terus mengusap usap rambut Saerom.
"A-aku tidak tau siapa appa ku. Eomma tidak pernah memberi tauku. Dia selalu memarahiku" ucap Saerom. Dia kembali menangis.
SinB dan Jungkook saling bertatapan.
"Sudah. Jangan menangis. Lihat lah, ini Hwang SinB, eomma barumu. Dan aku Jeon Jungkook, appa barumu. Dan... Nanti kau akan punya adik juga"
Sebuah senyuman muncul diwajah Saerom. Matanya berbinar mendengar ucapan Jungkook.
"Adik?" Tanyanya tak percaya.
SinB mengangguk, lalu menatap Jungkook penuh tanya. Jungkook hanya tersenyum menjawabnya.
"Kau mau kan menjadi anak kami?" Tanya Jungkook pada Saerom.
"Mau" jawab Saerom antusias.
Jungkook langsung memeluk Saerom yang masih duduk diranjang SinB. Tak hanya itu, dia juga mengecup kening Saerom berkali kali. SinB tersenyum melihat pemandangan didepannya itu. Keluarga kecilnya pasti akan sangat bahagia, karena ada Saerom. Tapi, tiba tiba saja Saerom memeluknya, dan membuyarkan lamunannya.
"Aku sayang eomma SinB"
Saerom mengecup pipi SinB berkali kali. SinB tertawa senang dengan kelakuan polos Saerom.
"Sudah, sekarang Saerom makan dulu, ne?"
Saerom mengangguki ucapan SinB.
"Sebentar, appa akan membeli makan dulu. Apa kau mau ikut?"
Saerom menggeleng dengan cepat.
"Kenapa?"
"Aku ingin bersama eomma disini" ucap Saerom, Kemudian memeluk SinB dengan sangat erat.
"Baiklah. Appa keluar dulu, ne? Jaga eomma dan calon adikmu, ne?"
"Ne appa"
"Anak pintar"***
"Sica?"
"Eh i-iya, ada apa, eonnie?"
"Kau melamun lagi, eoh? Ayo habiskan makan siangmu"
"Ne eonnie. Akan aku habiskan"
Sunny hanya tersenyum. Dia menatap Jessica yang kembali melamun.
"Haish, sudah ku bilang jangan melamun. Ceritakan apa masalah mu, Sica~ya. Bukan kah kau bilang aku adalah kakakmu?"
Jessica tersenyum tipis.
"Ayo, ceritakan saja. Umm, mungkin saja aku bisa memberi mu saran, kan?"
"Umm, sebenarnya ini soal SinB. A-aku, aku khawatir tentang kesehatannya. Aku takut, dia akan kelelahan, dan kehilangan janinnya lagi"
"Sica~ya, belum tentu itu terjadi, bukan? Jangan terlalu memikirkannya. Walaupun memang ini berat untuk SinB, setidaknya kau harus mendukung SinB. Dia sangat membutuhkan dukungan dari orang terdekat. Terutama kau, sebagai ibunya. Berikan dukunganmu untuk SinB, buat dia merasa bahwa orang orang sangat menyayanginya"
Jessica tersenyum. Sepertinya dia sedikit lega. Apa yang Sunny katakan memang benar. Seharusnya, Jessica memberikan dukungan yang lebih besar lagi untuk SinB.
"Gomawo eonnie. Umm, ah iya, sepertinya kita harus segera kembali ke butik. Eonnie sudah selesai makan?"
"Sudah. Tapi, kau?"
"Tidak papa eonnie. Aku akan makan lagi saat menjenguk SinB nanti"
"Ah baiklah"***
"Annyeong... Aku datang membawa banyak makanan..."
"Appa?"
"Oppa, kau membeli apa saja? Sepertinya itu sangat banyak"
"Sebentar. Ini aku membeli ramyun, bibimbap, kimchi, kimbap, umm... Aku juga membeli pizza, spagethi, dan steak. Minumnya, aku membeli jus mangga kesukaanmu, susu coklat, dan susu pisang"
SinB menganga tak percaya. Kenapa Jungkook membeli makanan sebanyak itu, pikirnya.
"Kajja, kita makan sekarang"
"Tapi, kenapa banyak sekali?"
"Banyak? Tidak. Ini makanan untuk kau, aku, Saerom, dan baby nya juga"
SinB hanya tersenyum. Lalu, mengambil salah satu kimbap yang ada di kotak makanan itu.
"Saerom~ah, buka mulutmu. Aaa..."
Saerom menoleh. Kemudian, ia membuka mulutnya. SinB tersenyum saat menyuapkan sebuah kimbap untuk saerom.
SinB tertawa gemas, saat melihat mulut Saerom yang dipenuhi kimbap.
Jungkook tersenyum melihat SinB yang sedang tertawa itu."Aku sangat bahagia bisa melihat mu tersenyum seperti itu, SinB~ah"
"Aku juga bahagia oppa"
Jungkook terus mengusap usap kepala SinB dan Saerom bergantian."Kalian adalah hal yang paling berharga dihidupku. Aku harap keluarga kita akan selalu bahagia seperti ini, SinB~ah" batin Jungkook.
.
.
.
.
.
Gimana nih ceritanya chingu?
Maaf ya kalo banyak typo, maaf juga nih baru up, heheh:)
Jangan lupa vote commentnya yaSee U on the next part:)👋
Annyeong...
KAMU SEDANG MEMBACA
Will be better🍃
FanfictionAnyeong Buddy My first story about GFriend:) Semoga suka ya, ini bener fiksi, khayalan author:v