Prolog

1.5K 162 16
                                    

***

Kumandang adzan terdengar di penjuru sudut gedung kampus. Mata hazelnya dalam sekejap melihat pada pintu masuk musholla ketika telinganya menangkap seruan untuk beribadah. Ia segera memperbaiki duduknya agar bisa menatap lalu lalang setiap orang yang akan masuk kedalam mushola tersebut dengan nyaman. Hingga pada menit kelima atensinya tertarik, pada sosok tegap dengan tas besar dibalik punggungnya akhirnya melintasi pandangannya.

Seakan akan, dirinya baru saja mendapatkan suntikan vitamin setelah melihat pemandangan sosok tegap tersebut. Tanpa sadar senyumnya terukir. Menatap laki laki satu angkatannya tersebut. Hingga pada akhirnya pintu musholla segera menelan keberadaan laki laki dengan tas besar tersebut.

"Pril, yok sholat." Seru salah satu temannya yang kebetulan sedang duduk di bangku lobby tepat disebelahnya mengembalikan kesadarannya.

Matanya dengan cepat tertuju pada halaman word di laptonya. "Ah iya.. Kalian duluan aja, tanggung nih tugas gue tinggal dikit lagi."

"Okay, duluan ya." Kepalanya mengangguk cepat. Setelah teman temannya berlalu, ia segera berfokus kembali pada tugasnya guna menyusun proposal penelitiannya.

Kesibukannya dalam mencari referensi pendukung dalam penyusunan proposal penelitiannya membuat waktu berjalan cepat tanpa terasa. Membuatnya mau tak mau harus segera mematikan laptopnya guna menunaikan kewajiban ibadahnya sebagai umat muslim. Ia segera menuju musholla sebelum waktu sholat ashar benar benar habis.

Prillyana Khansa Salsabila. Mahasiswa jurusan gizi yang sekarang berada di semester 6. Kesibukannya sungguh beragam. Selain menjadi aktivis BEM kampus, dirinya juga beberapa kali diundang menjadi pembicara di beberapa kesempatan event yang membahas terkait enterpreneur.

Siapa sangka ajang coba cobanya dalam membuat sallad buah dulu, kini bisa memberikan penghasilan lumayan baginya. Mengandalkan belajar melalui beberapa tutorial video youtube, ia berhasil memproduksi beberapa jenis jajanan kekinian seperti sallad buah, asinan buah, serta dimsum. Hal yang sering menyita kesibukannya selama kuliah. Sebab, jika hanya mengandalkan uang bulanan kiriman kedua orang tuanya tak bisa membuatnya membeli kebutuhan jajannya yang lain. Sungguh Prilly adalah kategori orang yang sering kalap ketika melihat barang yang lucu.

Kesibukan dunianya semakin lama semakin membuat ibadah nya teledor. Prilly selalu melaksanakan sholat wajibnya, namun seperti yang sudah sudah. Ia sering melaksanakannya mepet diakhir waktu, dan merasa tak ada yang salah atas tindakannya. Otaknya sering menyuarakan, lebih baik dirinya sering telat dari pada meninggalkan hal wajib tersebut. Fikiran tentang kehidupan abadinya kelak, masih belum masuk terfikirkan olehnya.

Pukul 5 sore lebih, dirinya berjalan untuk pulang menuju tempat dimana dirinya tinggal sebagai manusia rantau. Tak perlu kendaraan, karena baginya letak kontrakannya cukup dekat dari kampus. Ia berjalan disepanjang trotoar sendirian.

Disaat sendirian inilah hal yang sama sekali tak ia sukai. Otaknya akan dengan cepat berfikir hal hal yang negatif saat dirinya sedang sendiri dan tidak sibuk begini. Membayangkan jika usianya tak selama dugaannya, membayangkan jika tiba tiba kuliahnya bermasalah, atau membayangkan bagaimana jika perusahaan sang Papa dikabarkan bangkrut.

Prilly selalu memikirkan kemungkinan kemungkinan negatif tersebut saat seperti ini. Hal ini juga yang membuatnya terpacu agar selalu aktif melakukan apapun.

Prilly harus rajin mengembangkan usaha produksi jajanan kekinian olahannya agar ketika nanti Papanya bangkrut, dirinya dan sekeluarga tak harus susah menjalani hidup karena masih ada tabungan usaha milik Prilly.

Kemudian jika nanti nyawa Prilly tiba tiba dicabut, setidaknya dirinya sudah menorehkan beberapa prestasi dan jejak kesuksesannya bagi orang lain. Sehingga ketika namanya terkenang, orang orang juga mengenang prestasi dan keunggulannya.

Lalu jika tiba tiba kuliahnya bermasalah, Prilly punya banyak relasi teman hasil dari ikut BEM kampus yang sedikit banyak bisa membantunya.

Inti dari semuanya, Prilly hanya ingin hidupnya tak menemukan masalah. Tanpa ia sadari, dirinya sebagai manusia hanya bisa berusaha. Keputusan mutlak berasal dari Allah. Pencipta alam semesta, dan makluk didalamnya. Tak ada yang bisa mengganggu gugat keputusan sang pemilik kehidupan. Manusia hanya bisa berdoa guna melobi pemilik kekuasaan yang bersedia merubah keputusannya atau tidak.

***

Hai..

Ini akan jadi cerita yang akan aku tulis setelah menyelesaikan cerita Can I've Your Heart. Semoga banyak memperoleh antusiasnya.

Tiba tiba dapet ilham bikin cerita spiritual, semoga nanti hasilnya sesuai ekspetasiku hehehe.

Kuy, berikan vote dan komentar agar aku bisa tahu seberapa besar antusiasme kalian untuk cerita ini!

Ada pertanyaan?

Kritik dan saran?

Bonus :

Kangen, jangan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen, jangan?

-17 September 2020

From Do'a To Do'i [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang