"Tak ada yang lebih indah dari rasa yang terbalas."
- Dipta
💙💙💙💙💙
Sekitar akhir Januari pada saat Ayu hendak memasuki kelas, tiba-tiba tubuh Ayu terjatuh di depan kelas.
Brukk!
Ayu pingsan, guru dan teman-temanku yang sedang di dalam kelas pun langsung panik. Setelah kejadian itu Ayu dibawa ke UKS karena dia pingsan. Temanku Thufail menemaninya di UKS.
Sekitar satu jam Ayu tertidur di UKS, kemudian bangun dan kembali ke kelas. Aku bisa melihat mereka berdua berjalan menuju ke kelas melewati lapangan basket di tengah sekolah. Namun ketika Ayu hampir sampai tepat di depan pintu kelas, Ayu mengalami pingsan lagi.
Brukk!
Ayu pingsan dan tergeletak lagi. Aku pun terkejut, beberapa guru yang sedang berada di luar ruangan langsung membantu. Ayu pun dibawa ke UKS lagi, kemudian pihak sekolah langsung menelpon orang tua Ayu untuk dijemput.
Keesokan harinya Ayu masuk sekolah seperti biasa. Dia terlihat sehat seperti hari-hari yang lalu, walau dengan wajah yang sedikit pucat. Mulai hal itu aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Istirahat pun telah tiba, ketika anak-anak yang lain membeli jajan Ayu lebih memilih untuk duduk berada di dalam kelas. Banyak anak yang keluar kelas saat istirahat tiba untuk membeli jajan, sehingga hanya ada beberapa anak saja di kelas. Ayu hanya bersama teman dekatnya yang bernama Yanti.
Aku pun mendekati mejanya untuk menanyakan kejadian kemarin. Saat ku dekati, Yanti langsung pergi keluar kelas. Sepertinya dia tahu memang ada sesuatu yang harus dibicarakan berdua saja antara aku dan Ayu.
"Gimana kabarmu Yu, sehat?" Ku tanya dengan senyuman.
"Sehat Dip." Berusaha tersenyum dalam keadaan lemas.
"Kamu sebenernya sakit apa Yu?" Ku tanya dengan penuh perasaan. Dia ku tanya dengan penuh perasaan karena aku tahu tidak semua orang mau memberi tahu tentang penyakit yang diderita.
"Aku janji gak akan kasih tahu ke siapa pun." tambahku.
"Aku sebenernya sakit anemia Dip." Dia berusaha tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca menahan air matanya agar tak menetes.
Aku pun merasa kasihan dengan keadaan Ayu yang sekarang. Kemana pun ia pergi di sekitar sekolah, ia harus membawa obat penambah darah, dan setiap istirahat pertama pada pukul 9 dia selalu meminum obatnya.
Namun, itu tidak membuat rasa sayangku berkurang tetapi malah membuat rasa sayangku padanya semakin bertambah.
Semenjak anemia yang diderita Ayu mulai parah, ia sering mengalami pingsan. Ia juga mengalami sesak napas ketika terlalu kelelahan.
Bagi orang yang tidak tahu jika itu karena anemia, mungkin hanya berpikir jika Ayu mengalami asma, padahal tidak. Sesak napas yang dialaminya bisa diketahui ketika pelajaran olahraga dan ketika mendapatkan materi yang membutuhkan tenaga lebih. Tiba-tiba terjatuh dan mengalami sesak napas.
💙💙💙
Suatu saat teman perempuan sekelasku bernama Nia di panggil ke ruang BK (Bimbingan Konseling). Dia di panggil oleh guru BK, Bu Riri. Aku dan teman-temanku pun bingung, apakah ada hal yang negatif pada Nia. Karena mungkin biasanya yang sering dipanggil guru BK adalah siswa yang bermasalah, dan kesannya memang seperti itu.
Selama sekitar setengah jam Nia berada di ruang BK, ia pun akhirnya kembali ke kelas. Tak terasa istirahat pun tiba, Nia langsung mengampiriku, dan mengajakku hanya untuk mengobrol berdua saja seperti ingin membicarakan suatu rahasia.
"Dip, sini Dip, tak ajak ngomong bentar," dengan mimik wajah seperti ingin membicarakan hal yang serius, "Dip tadi tuh di BK aku ditanya sama Bu Riri gini," dia mengatakannya dengan serius.
Sepertinya dia ingin menceritakan percakapannya bersama Bu Riri. Dia pun melanjutkan cerita percakapannya dengan Bu Riri padaku.
"Nia kamu tau nggak, orang yang paling deket sama Ayu?" Ia mengatakan apa yang di katakan Bu Riri.
"Dipta Bu." Nia menjawab pertanyaan Bu Riri.
Mendengarkan perkataannya, aku sangat terkejut mengapa dia menyebut namaku dalam percakapannya di ruang BK tadi. Mungkin karena Nia sering melihat jika aku sudah cukup dekat dengan Ayu. Ia dipanggil ke ruang BK dan ditanya seperti itu karena Bu Riri tau kalau Ayu mengalami anemia.
Keesokan harinya Ayu menghampiriku. Dia penasaran dengan apa yang aku bicarakan bersama Nia. Saat menghampiriku, pikirku dia cemburu karena tanpa ada senyum di wajahnya. Itu mungkin karena kemarin dia tahu Aku dan Nia hanya berbicara berdua saja.
"Dip, kemarin kamu dibilangin sama Nia apa?" Muka penasaran dan serius.
"Kemarin kan dia ditanya sama Bu Riri," aku menjawab dengan serius, "Katanya, Nia kamu tau nggak siapa orang yang paling deket sama Ayu? Terus Nia jawab, Dipta bu."
Setelah mendengar penjelasanku tadi, Ayu langsung menyatakan perasaannya padaku. Mungkin karena aku sudah dipercaya Ayu untuk bisa menjaga dan menghibur dirinya yang sedang sakit itu.
"Dip, sebenernya aku suka sama kamu." Dia mengatakannya dengan malu.
"Aku juga suka kamu Yu..." Aku mengatakan dengan penuh perasaan.
"Cuma suka Dip?" Dia sambil tersenyum.
"Aku juga sayang sama kamu Yu..." Aku menjawab dengan serius agar dia percaya.
"Cuma suka sama sayang Dip?" Dia menahan tawa.
"Aku suka, sayang, dan cinta sama kamu Yu..." ku jawab dengan serius lagi.
"Hahaha." Ayu tertawa.
Aku pun juga ikut tertawa dan kami tertawa bersama-sama. Akhirnya kami saling tau perasaan satu sama lain.
Ternyata perasaan yang telah aku pendam sejak awal aku mengenalnya, kini benar-benar terbalas. Tak ada yang lebih indah dari rasa yang terbalas, dan ku akan menjaga rasa ini karena untuk menemukan sosok sepertinya itu sangat kecil kemungkinannya maka harus benar-benar ku jaga.
💙💙💙💙💙
Menurut kalian gimana part ini? Komen di bawah ya...
Jangan lupa vote temen-temen.. 😉
![](https://img.wattpad.com/cover/225345159-288-k153646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadir Sejenak {END}
RomansaSeorang laki-laki introvert yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dia bernama Dipta. Hidupnya terasa lebih berwarna ketika bertemu Ayu, seorang perempuan bewajah manis dan berkarakter ceria, sosok yang melengkapinya. Hadirnya sempat merubah...