"Kamu orang terbaik yang pernah aku kenal."
- Ayu
💙💙💙💙💙
Tak terasa, 2 minggu libur lebaran telah usai. Sekolah kembali masuk seperti biasanya, tepatnya dimulai pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2013.
Hari pertama masuk sekolah setelah libur lebaran diawali dengan upacara bendera yang dilanjutkan dengan halal bihalal. Satu sekolah berbaris rapi, panjang sekali barisannya. Semua warga sekolah berkumpul di lapangan tengah sekolah.
Saat berbaris dan salam-salaman, singkat cerita aku sudah hampir sampai di dekat Ayu untuk meminta maaf dan bersalaman dengannya. Aku berjalan ke arahnya mengikuti barisan hingga sampai di hadapannya.
Aku sedikit tersenyum sambil menatap matanya, "Yu..." Aku memposisikan tangan kananku untuk bersalaman.
Dia balik menatapku dengan sedikit tersenyum juga dan bersalaman dengan ku. Kami berdua saling ada kontak mata. Senyumnya tulus tidak dibuat-buat sama seperti Ayu yang aku kenal sejak dulu.
"Genggaman tangannya masih sama seperti yang dulu." batinku.
Barisan untuk salaman masih terus berjalan hingga sampai pada posisi Fio. Saat sebelum bersalaman aku mencoba menatapnya dengan cara yang sama seperti yang ku lakukan ke Ayu, aku sedikit tersenyum sambil menatap matanya.
Apa yang ia lakukan? Dia sama sekali tidak melakukan kontak mata, dia sama sekali tidak memandang ke arah mataku. Ditambah lagi, senyum yang ia buat tampak terpaksa dan dibuat-buat.
Saat ku bersalaman dengannya, dia ingin cepat-cepat untuk melepas genggaman tangannya. Gesturnya seperti jijik ketika menyentuh tanganku.
"Sialan, diremehin ini aku." aku berkata dalam hati.
Semenjak itu, aku jadi semakin tau seperti apa kepribadian Fio ini.
💙💙💙
Tiga hari kemudian pada hari Rabu, aku dikejutkan pada suatu hal. Tepatnya ketika istirahat pertama pukul 9 di kelas.
Aku duduk di pojok kelas paling belakang dekat jendela yang mengarah ke ruang musik, meja yang sebaris dengan meja guru. Saat aku masih duduk hendak keluar kelas, aku melihat mereka berdua berdiri di dalam kelas dekat jendela yang mengarah ke lapangan tengah.
"Eh Ayuuu." Wajah Fio tampak sumringah dan hendak memeluk Ayu.
"Eh Fiooo." Ayu pun juga begitu.
Mereka saling berpelukan. Kejadian macam apa ini? Aku sangat terkejut melihat mereka berpelukan.
"Mereka akur? Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya." batinku.
Aku melihat bahwa Ayu dan Fio saling bercakap-cakap. Jujur, itu belum pernah mereka lakukan semenjak mereka berdua saling memperebutkanku.
Selesai berpelukan, Fio keluar kelas lebih dulu dan Ayu masih di dalam kelas seperti menunggu Fio untuk keluar lebih dulu. Sekitar beberapa saat setelah Fio benar-benar keluar kelas, Ayu langsung mengajakku bicara berdua saja.
"Eh Dip.. aku mau ngomong," Ayu mengatakan dengan tanpa suara dengan wajah yang terlihat bahagia, "Ke situ aja." masih tanpa suara dan dia menunjuk ke arah meja depan dekat meja guru.
Ajakannya hanya ku balas dengan anggukan. Aku berdiri dan berjalan ke arah meja itu.
Aku saling berhadapan dengan Ayu, kami saling berdiri. Aku agak canggung karena sudah lama dia tidak begitu.
"Dip, kamu tu pacaran sama Fio?" tersenyum tipis sambil memandangi mataku.
"Eh, enggak ya Yu. Aku nggak pacaran sama Fio." tanpa ku sadari mataku melirik ke arah kiri dan lebih banyak berkedip.
"Ah, bohong ya kamu... Hahaha...", tertawa sambil menutup mulut.
"Kok bisa bohong?" aku mengetes dia.
"Lha itu matamu ngelirik ke arah kiri sama banyak kedip." sedikit tertawa dan menutupi mulutnya.
Ayu memang memiliki feeling yang kuat dan bisa menebak perasaan seseorang, bahkan hingga menjawab soal matematika saja dia sering bisa benar menjawabnya hanya dengan sekedar menebak.
Akan tetapi kabar bahwa aku berpacaran dengan Fio sebenarnya sudah tersebar, secara otomatis dia sudah tau seharusnya. Dia ini hanya mengetes saja.
"Enggak ya Yu." aku juga mencoba mengetes apakah dia benar-benar tau atau tidak.
"Udah to, mbok kamu tu jujur aja... Kamu tu pacaran sama Fio to?" menahan tawa sambil menutup mulutnya lagi.
Lantas kami saling hening sesaat. Ayu menatap mataku seperti hendak membicarakan sesuatu.
"Dip..." memandangiku.
"Heemm..." aku pun memandanginya.
"Kamu orang terbaik yang pernah aku kenal." masih tetap memandangiku sambil tersenyum manis.
"Kamu juga orang terbaik yang pernah aku kenal Yu." aku membalas dengan senyuman.
Ternyata Ayu tidak lupa dengan apa yang telah ia bicarakan pada waktu itu, menyuruhku agar untuk mendekati Fio. Nyatanya berhasil, Fio menjadi akur dengannya.
Ternyata selama ini Ayu hanya menjaga sikap saja. Ia hanya menjaga sikap agar tidak terulang lagi masalah ini ketika dia sedang cukup dekat denganku.
Mungkin jika dipikir oleh orang pada umumnya yang cenderung lebih memilih untuk mempertahankan hubungan dengan pasangannya, keputusan Ayu untuk menyuruhku mendekati Fio ini tidak masuk akal. Akan tetapi kenyataannya, semua bisa berjalan mulus seperti apa yang ia inginkan. Semua kembali pada dirinya yang memiliki feeling dan intuisi yang sangat kuat.
💙💙💙
Semenjak aku melihat Ayu dan Fio berpelukan itu, hubunganku dengan Ayu mulai membaik. Aku sangat bersyukur karena hubunganku dengan Ayu sudah membaik, begitu pun hubungannya Ayu dengan Fio.
Walaupun demikian, Ayu tetap sedikit menjaga jarak dariku. Aku dari situ bisa tahu bahwa sebenarnya Ayu ini lebih senang menjaga kedamaian hubungan pertemanan daripada mementingkan ego untuk tetap melanjutkan hubungannya denganku, karena ditakutkan ketika Ayu terlihat dekat lagi denganku, bisa-bisa Fio berulah lagi.
Sepanjang semester 1 ditahun kedua aku bersekolah di SMP semenjak hari Rabu itu, aku jarang malah bahkan tidak pernah berduaan dikelas bersama Ayu sama seperti pada waktu kelas 1 dulu. Aku tau semua demi kebaikan bersama, memang sudah jalannya seperti ini.
💙💙💙💙💙
Ya udah mau gimana lagi.. duuhh.. 🙃
Gimana part ini? Jangan lupa voment ya.. 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadir Sejenak {END}
RomanceSeorang laki-laki introvert yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dia bernama Dipta. Hidupnya terasa lebih berwarna ketika bertemu Ayu, seorang perempuan bewajah manis dan berkarakter ceria, sosok yang melengkapinya. Hadirnya sempat merubah...