Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di pagi yang cerah nan indah juga segar bagi Sana ini— namun bagi Jojo adalah hari terkutuk dimana ketika sang bos menginjakkan kaki didepan apartemen miliknya dengan cengiran super super penuh seribu makna yang pasti hal itu akan menyusahkan Jojo nantinya.
Dan hal tersebut berakhir dengan tidak mulus, sepasang anak manusia itu tengah mengadu omongan sejak tadi.
"Jo, nyetirnya agak cepetan dong." Pinta Sana
"Udah minta dianterin make nyuruh buru-buru," omel Jojo.
"Lo kok protes sih Jo?"
"Ya lo nyusahin sih tau hari libur masih aja calling gue."
"Lo siapa anjir pake segala berkah berkah malaikat juga bukan."
"Jo lu sensi banget sama gue dari kemaren."
"Au ah gelap," ketus Jojo.
"Dih bocah prik." Ledek Sana.
"Lo cewek gak jelas." Balas Jojo.
"Jelas lah kalo gak jelas gue kunti." Sewot Sana.
"Ya 11 12 lo sama dia."
"Sok bestie banget najis dia dia."
"YA TERSERAH GUE LAH!" Semprot Jojo.
"Apa sih marah-marah mulu kaya ibu tiri." Amuk Sana.
"Gue bukan Ibu gue gak punya tetek segede melon, gue Bapak."
"Gak nanya."
"Sialan."
Fyi, gimana Jojo gak marah-marah pagi buta Sana sudah mengirimkan pesan berturut-turut hingga notifikasinya menganggu acara tidur pemuda itu. Jojo fikir Sana sedang dalam keadaan darurat eh tau-taunya malah minta anterin karena gak mau make supir dirumah entah apa alasannya, lalu alasan kedua Jojo tuh hari ini sudah janji sama pacarnya untuk melakukan olahraga bersama akan tetapi lagi-lagi si bos besar yang maha riweuh ini menganggu jadwalnya.