🌻 Day 6 Why? 🌻

3K 470 74
                                    


🌻

🌻

🌻

Renjun merasakan bahwa tubuh yang sedang memeluk nya ini gemetaran hebat serta nafas yang semakin tersengal-sengal , ia pun menepuk pelan bahu Jeno. "Gwenchana, gwenchana aku ada di sini gwenchana".

Pelukan Jeno pada Renjun telah mulai merenggang. Jeno melepaskan pelukan nya lalu menatap Renjun dengan tatapan yang sulit untuk di artikan beberapa hal terlihat dari tatapan mata itu kesedihan, ketakutan, kesepian, kerinduan dan keamanan. Renjun tidak bisa menebak apa arti dari tatapan Jeno padanya. Renjun memilih untuk memegang kedua bahu Jeno dengan tangannya.

"Jeno-yaa gwenchana?". Jeno tidak membalas, lelaki itu hanya berdiri lalu melangkah kan kakinya menuju sofa di ruang nya lalu duduk termenung. "Ada apa sebenarnya?". Gumam Renjun.

Renjun melihat ke sebelahnya, teh chamomile yang baru saja di beli olehnya. Ia kemudian bangkit dan berjalan menuju sisi ruangan Jeno yang di set seperti bar itu. Renjun mencari sesuatu-air panas tapi dia tidak menemukan nya. Akhirnya Renjun memutuskan untuk keluar tapi sebelum itu ia menolehkan kepalanya menatap Jeno yang masih duduk diam menatap kosong kearah depan.

Tak lama kemudian Renjun kembali dengan membawa nampan, Jeno masih dengan posisi seperti tadi. Renjun mendekat lalu meletakkan nampan nya di hadapan Jeno. "Minumlah teh ini, ini bisa membantu mu menenangkan pikiran mu". Renjun pun bangkit dan di bereskan nya kekacauan yang di buat oleh Jeno.

Sepi hanya ada suara yang di timbulkan oleh Renjun yang sedang membereskan kekacauan Jeno tadi.

"Sekretaris Huang". Panggil Jeno datar.

Renjun menolehkan kepalanya dan mendapatkan tatapan kosong dari Jeno. "Nee Presdir". Mereka telah kembali ke mode atasan dan bawahan.

"Sebenarnya kau ini siapa?". Tanya Jeno menatap kemata rubah Renjun.

"Nde?". Renjun gugup, apakah Jeno tahu dia adalah perempuan saat Jeno memeluknya tadi.

"Ahh bukan apa-apa, bisakah kau keluar aku ingin sendiri undur semua jadwal ku hari ini dan hubungin Kim ahjussi aku ingin pulang". Jeno menyesap tehnya lalu kemudian bangkit dari duduknya.

Renjun langsung keluar dari sana dan berjalan menuju mejanya melaksanakan perintah dari Jeno.

Masih siang, tapi Renjun telah berjalan menuju ke halte bus, karena Jeno sudah pulang, ia juga harus pulang bukan?

Renjun terus mengingat kejadian tadi, bagaimana seorang Lee Jeno terlihat begitu ketakutan hanya dengan melihat seorang perempuan, ada apa sebenarnya? Renjun terus menanyakan itu tapi ia sendiri tak kunjung dapat jawaban dan itu semakin membuat nya kalut dan bingung luar biasa dengan tingkah Jeno.

🌻

🌻

🌻

Mark yang sedang ingin menuju ke ruangan Jeno menghentikan langkahnya saat melihat meja Renjun kosong dan ruangan Jeno juga kosong. Mark tidak tahu apa-apa karena Mark dari pagi tidak ada di kantor ia sedang ada janji bersama investor dari Canada.

Mark merogoh ponselnya dari dalam saku jasnya "Injun-aa"

"Eoh wae?". Jawab Renjun malas dari sambungan telepon.

"Kau dan Jeno pergi kemana?". Tanya Mark bingung karena dia benar-benar tidak tahu apa-apa.

"Pulang" jawab Renjun sekenanya.

I Am Not Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang