🌻Day 8 A Belief 🌻

2.6K 437 75
                                    

Who Miss this story'?

🌻

🌻

🌻

"

Presdir suka bunga matahari bukan?". Renjun menggulung tangan kemejanya lalu mulai mencelupkan kuas ke dalam cat dan menutupi lecet itu dengan cara melukis bunga matahari pada pilar itu.

Hyunjin yang melihatnya tersenyum kagum, sedangkan Jeno hanya bisa terdiam ketika melihat Renjun, bukan karena kagum tapi karena tanda berwarna hitam di punggung tangan nya.

Sekelibat memori masa lalu Jeno kembali muncul. Jeno memejamkan mata nya sejenak lalu menatap kearah mandor. "Berikan saja gajinya".

"Nee Presdir". Sang mandor menunduk hormat, menyetujui keinginan Jeno.

Jeno kemudian beranjak pergi dari taman, ia pergi dengan raut wajah kaku dan meninggalkan Renjun. Renjun yang melihat itu tentu tahu pasti Jeno marah, tapi ia tidak peduli, ia hanya membela orang lemah.

Selangkah, dua langkah, tiga langkah dan seterusnya Jeno terus melangkah kan kakinya, namun langkah kakinya terhenti saat sesosok menabrak tubuhnya karena Jeno pun tidak melihat ke depan saat berjalan pikiran nya sedang kacau.

"Ahh maaf kan aku". Suara perempuan menyapa indera pendengarannya.

Tubuh Jeno terasa kaku, suara di tenggorokan nya tercekat dan nafas nya mulai tersengal. Kakinya terasa lemah__hampir akan jatuh tapi suara lain menyapa indera pendengaran nya dan menepuk pelan bahunya.

"Presdir". Renjun-ternyata perempuan itu menyusul Jeno dan di lihatnya Jeno sedang berdiri mematung. Saat melirik ke depan Renjun menemukan sosok perempuan yang sedang sibuk memunguti mainan anak-anak yang berserakan.

"Ahh mari ku bantu". Renjun berjongkok dan dengan segera membatu perempuan tersebut sambil sesekali melirik Jeno yang masih diam di tempat.

Jeno merasakan bahwa detak jantungnya kembali normal dan ia mulai dapat bernafas dengan normal juga, tapi di hadapan nya sekarang ada seorang perempuan, bukan kah setelah nya ia merasakan trauma nya akan kembali, tetapi dia merasa bahwa ia baik-baik saja.

Setelah selesai perempuan itu dan juga Renjun bangkit. Perempuan itu mengucapkan terimakasih pada Renjun. Dan juga Jeno "Maafkan aku, aku tidak sengaja". Perempuan itu menunduk 90°.

Jeno rasa ia dapat berbicara sekarang "Tidak apa, aku yang berjalan melihat ke bawah". Jeno merasa aneh ini pertama kalinya ia berbicara dengan perempuan.

Renjun membulatkan matanya. Kemudian Jeno melangkah kakinya kembali menuju kemobil.
"Presdir gwenchanayo?". Tanya pada Jeno.

"Eoh aku baik, sekretaris Huang, aku baik benar-benar baik". Jeno tersenyum kepada Renjun, masih tidak di sangka nya ia bisa berbicara kepada seorang perempuan dan bisa merasakan ketenangan saat berada di dekat perempuan.

"Jeongmalyo? Bukan kah__". Belum selesai Renjun berbicara.

"Aku tau sekretaris Huang, aku merasakan hal yang berbeda dari yang aku rasakan kemarin, aku sepertinya baik-baik saja. Nafas ku teratur dan detak jantungku teratur". Jeno dengan semangat menceritakan kondisi nya pada Renjun.

Renjun yang melihat nya ikut senang juga. Apakah Jeno akan sembuh setelah ini, jika Jeno sembuh ia akan mengungkapkan identitasnya bahwa ia adalah seorang perempuan mungkin?.

"Sekretaris Huang". Jeno memanggil Renjun yang sedang berada di kursi pengemudi.

"Hmm". Gumam Renjun sembari menghidupkan mobil.

I Am Not Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang