🌻 Day 1 Idea🌻

5.8K 759 124
                                    


🌻

🌻

🌻


"Huh hari yang berat".

Gadis mungil di dengan balutan kaus oblong dan celana jinsnya sedang merenggangkan otot lengan nya yang terasa kaku, seharian berdiri di meja kasir sebuah minimarket, dengan gaji yang tidak begitu besar membuat nya harus menghela napas panjang, tapi setidak nya ada satu hal yang dapat ia syukuri, beruntung dia masih punya pekerjaan yang layak dan gajinya lumayan untuk keperluan sehari-hari nya.

'Drtttt'
Getar ponsel pada saku celana jins nya membuatnya harus milihat kearah ponsel tersebut.

Nomor tidak di kenal tertera di sana, gadis itu menggeser tombol hijau pada ponselnya.

"Halo".

"Ini dari kantor kepolisian Seoul, Dengan Nona Huang Renjun?". Suara dari seberang merupakan suara dari seorang pria.

"Nee, ada apa ?".

"Apakah benar Huang Chanyeol ayah anda?".

Renjun menghela napas berat "Nee beliau ayah saya, ada apa pak?". Meskipun sudah tau pasti sang ayah berulah lagi sang gadis-Renjun tetap bertanya, siapa tahu kasus nya berbeda kali ini.

"Ayah anda terlibat dalam kasus perjudian ilegal nona, dia meminta mu untuk datang".

Renjun memejamkan mata rubah nya sejenak "Baiklah saya akan datang". Setelahnya Renjun menutup sambungan telepon dan berjalan menuju halte bus.

🌻

🌻

🌻

R

enjun berkali-kali menghela napas sambil sesekali menatap tajam ke arah pria paruh baya yang berjalan di belakang nya dengan arah mata yang melihat ke kiri kanan-takut menatap mata rubah sang anak yang nampak sangat mengerikan.

Setelah menyelesaikan urusan di kantor polisi dengan jalan yang cukup menguras uang tabungan Renjun, di sinilah Renjun sekarang sedang berada di pinggir jalan Seoul sambil sesekali menatap sosok ayahnya tajam. Gadis itu menatap sang ayah lalu berjalan mendekat.

"Appa". Panggil nya.

"Eoh Injun-aa".

"Appa jebal, bisa hentikan kebiasaan buruk mu ini!". Renjun sudah tidak bisa lagi menahan luapan emosinya. Hei hidupnya sudah sulit di tambah memiliki ayah yang merupakan seorang penjudi.

"A-appa hanya ingin, siapa tahu kita bisa kembali kaya jika appa menang". Chanyeol, pria paruh baya itu menatap sang anak dengan tatapan memelas.

"Appa! Apa appa tahu hidup ku sudah cukup melarat, aku berdiri seharian di kasir sebuah minimarket dengan gaji tak seberapa, lalu hari ini aku menghabiskan uang tabungan ku hanya untuk membebaskan appa, apa appa tak kasihan dengan ku huh?". Renjun berusaha menghalau air mata yang keluar dari mata rubahnya.

"M_mian Renjun-ah, appa janji tidak akan lagi berjudi". Chanyeol mengangkat jari kelingking nya di depan wajah sang anak.

"Appa selalu bilang begitu, appa selalu berjanji, hutang keluarga kita saja belum lunas seutuhnya, bagaimana bisa appa memilih jalan untuk berjudi dari pada mencari pekerjaan yang lebih layak". Renjun berbalik dan berjalan meninggalkan sang ayah yang bisa terdiam mendengar perkataan sang anak.

Renjun frustasi dengan kehidupan nya saat ini, keluarga nya bangkrut karena sang ayah kena tipu habis-habisan sampai menimbulkan hutang-hutang yang tidak ada habisnya, di tambah sang ayah yang suka berjudi, lalu menghabiskan uang tabungan Renjun untuk membebaskan nya dari jerat hukuman. Sungguh hidup yang menyedihkan, jika di beri pilihan rasanya Renjun ingin pergi bersama sang ibu saja dari pada hidup bersama sang ayah yang membuatnya semakin menderita.

I Am Not Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang