🌻 Day 12 We Meet Again 🌻

2.7K 451 62
                                    

🌻

🌻

🌻

Sudah dua bulan lamanya sejak Jeno dan Renjun berpisah dan sekarang telah memasuki musim gugur yang cukup dingin.

Renjun benar-benar pergi dari kehidupan Jeno, selama dua bulan Renjun pergi ke Jeju untuk menenangkan diri di sana, tentu saja di tempat kerabatnya dengan sedikit membantu-bantu usaha sang kerabat.

Dan Minggu lalu Renjun telah kembali ke Seoul dan saat ini Renjun telah bekerja di sebuah cafe bernama pinkies flower yang cukup lumayan besar.

Pagi ini Renjun sedikit terlambat dari hari biasanya. "Ahh maafkan aku Chenle-ya."

"Aku masih bisa mengerjakan nya sendiri eonni, di pagi hari seperti ini pelanggan belum banyak, eonni bisa berganti baju terlebih dahulu." Perempuan berkulit seputih salju itu tersenyum kepada Renjun.

"Ahh baiklah, aku berganti baju dulu." Renjun bergegas pergi ke bagian belakang cafe untuk berganti baju.

Tak lama kemudian ia keluar dengan setelan seragam miliknya, kemeja berwarna putih dan juga rok berwarna merah muda dengan panjang selutut. Membuat Renjun tampak manis walaupun saat ini ia tengah memakai seragam pegawainya.

Ah Renjun jadi rindu setelan jas yang bisa ia kenakan saat ke Kantor. Renjun tersenyum lalu kemudian mulai sibuk dengan pekerjaan nya.

Sesaat hari sudah mulai menunjukkan siang cafe mulai ramai, di isi dengan beberapa orang yang sengaja mampir untuk mengistirahatkan diri ataupun untuk pertemuan bersama klien.

Renjun mengikat rambut pendeknya dan membiarkan poni nya tergerai indah menutupi dahinya.

"Ini pesanan anda silahkan di nikmati." Ucap Renjun kepada para pelanggannya lalu tersenyum.

"Eonni bisa jaga bagian kasir, aku harus ketoilet sebentar." Ucap Chenle pada Renjun yang baru saja selesai mengantarkan pesanan pelanggan.

"Ah kau ini, sudah sana cepat." Renjun langsung berdiri di meja kasir saat Chenle telah berlari menuju ke toilet.

"Dua Ice americano jussyeo." Ucap wanita yang menjadi salah satu pelanggan Renjun.

"Nde, ice americano." Renjun langsung mencatat pesanan sang pelanggan lalu menuju ke mesin pembuat kopi.

Chenle yang sudah menyelesaikan urusan nya di toilet langsung kembali ke meja kasir.

Renjun berdecak "Ahh bubuknya habis."

"Eonni kau sudah mengambil bubuknya." Tanya Chenle pada Renjun yang baru saja kembali dari tempat penyimpanan bubuk kopi.

"Eoh, Sungchan sepertinya lupa." Jawab Renjun lalu kembali ke mesin pembuat kopi.

"Yaah Sungchan memang sedikit pelupa, padahal ia lebih dulu bekerja di sini." Chenle menggeleng kepalanya.

Renjun tersenyum "Bukankah pelupa itu adalah bagian dari manusia? Kau harus memaklumi nya Chenle-yaa."

"Hmm itu benar, eohh eonni bisa tolong buat kan satu ice americano dan ice cappucino, aku lupa jika Winwin eonni tidak masuk hari ini." Chenle berucap setelah ia ingat bahwa ia menghampiri Renjun karena ingin memberikan pesanan.

"Ahh tentu saja."

Setelah mendapat persetujuan dari Renjun, Chenle pun kembali ke meja kasir.

"Cha! Sekarang kita akan membuat ice cappucino—ice capuccino ya?, Jeno akan memesan ini jika ke cafe." Renjun tersenyum tipis mengingat bahwa biasa Jeno akan memesan sebuah ice cappucino saat di tawarkan kopi apa yang akan di minum.

I Am Not Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang