🌻Day 9 Na namjaga aniya 🌻

2.6K 433 36
                                    

Knock knock!
Jangan lupa spam vote dan komen

🌻

🌻

🌻

"Bagaimana jika aku ternyata menyukai lelaki?". Sambung nya yang membuat Renjun sedikit tercengang.

"Eoh?".

Pertanyaan yang keluar dari mulut Jeno itu sukses membuat otak di kepala Renjun jadi tidak bekerja.

"Maksud ku ya__gay". Ulang Jeno lagi dengan nada yang terdengar rendah menunjukkan bahwa ia sebenarnya ragu akan mengatakan hal ini.

"Ahahhah". Renjun pura-pura tertawa terbahak-bahak "Kau lucu sekali". Itu hanya sebuah alibi yang di buat oleh Renjun, sebenernya sama sekali tidak lucu, tapi sepertinya pertanyaan Jeno itu membuat suasana menjadi canggung.

Berbeda dengan Jeno yang menatap Renjun serius "Apa kah sangat lucu?". Jeno bergumam "Apakah kau normal?". Tanya Jeno pada Renjun.

Renjun menghentikan tawa yang dibuat-buat itu kemudian menatap Jeno "Aku normal sangat normal". Kemudian Renjun tersenyum.

"Ahh benarkah". Jeno mengangguk kemudian berdiri dari duduknya "Terimakasih untuk hari ini ku rasa ini berkat kau Injunie dan maaf aku tidak bisa mengantar mu, aku sedikit lelah, tidak apa kan?".

Renjun ikut berdiri "Ahh itu sedikit berlebihan, aku akan naik bus kau bisa istirahat".

Jeno tersenyum kecil "Selamat malam". Jeno melangkah kan kakinya meninggalkan Renjun yang masih berdiri di taman menatap kepergian nya.

"Entahlah apa aku harus mengatakan jika aku adalah seorang perempuan". Renjun menatap punggung Jeno yang semakin menjauh sendu. "Na namjaga aniya".

Jeno memasuki rumahnya dan menaiki tangga dengan perlahan, ia terkekeh.

"Lee Jeno pabo-yaa huh! Apa kau sedih karena dia normal? Dasar gila". Jeno kembali terkekeh lalu tersenyum kecut saat mengingat kembali bahwa Renjun itu normal, lalu bagaimana dengan dirinya sendiri.

Perasaan saat jantung mu berdebar kencang tetapi rasa nyaman datang bersamaan dengan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut mu, apakah artinya itu?.

Jeno lagi-lagi hanya menghela nafas, lalu setelah sampai di dalam kamarnya ia mengambil ponsel nya dari saku celana nya.

"Jisung-aa apakah besok kau bisa bertemu dengan ku?".

🌻

🌻

🌻

"Jadi? Kau ingin bicara apa Hyung?". Jisung sekarang telah mendudukan diri pada sofa yang berada di dalam ruangan Jeno.

Jeno melirik kiri kanan nya "Ada yang ingin ku tanyakan pada mu, aku tidak mengerti apakah ini semacam penyakit baru".

"Mwo?! Penyakit?!". Jisung terkejut tentu saja mendengar apa yang Jeno lontarkan dari belah bibir tipisnya.

"Jisung-aa bisa kau kecil kan sedikit suara mu itu". Jeno menegur Jisung yang bertingkah berlebihan menurutnya.

"Apa maksud mu Hyung, penyakit apa lagi?". Jisung mengecilkan suara nya mengikuti Jeno.

Jeno melirik ke arah pintu lalu sedikit menunduk kan kepalanya mendekat pada Jisung lalu berkata dengan sedikit bisikan "Jantung ku terasa berdebar kencang kau tahu___hmn kemudian di sini". Jeno menunjuk bagian perutnya "Aku merasakan ada ribuan kupu-kupu berterbangan di perut ku ini, apakah karena aku terlalu banyak minum teh chamomile makanya___".

I Am Not Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang