[ PROSES REVISI ]
Awalnya, keduanya hanya sepasang kekasih
bohongan dengan kesepakatan yang ada.
Namun, entah sial datang dari mana, kerena
kesepakatan kekasih bohongan itu, Hwang Yeji
justru dijodohkan dengan Choi Yeonjun, laki-laki
yang menurutnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
─── [ 🍰 ] ───
Taman belakang sekolah adalah tempat kegemaran Yeji dan itjik untuk berkumpul, menjauh dari kehidupan sekolah yang menyebalkan.
Pun hari ini, saat ini, Yeji baru saja mendaratkan daksanya di bawah pohon rindang yang tertanam di taman belakang sekolah.
Menghela napas panjang, Yeji memandangi langit yang nampak dipenuhi oleh awan mendung. Mungkin, air hujan akan membasahi kota tidak lama lagi.
Gadis itu menggeram, kakinya menendang-nendang dedaunan yang gugur menyelimuti tanah.
"Awas aja, ya!"
"Ngeselin banget, sih, dua orang itu?"
Bibirnya mengerucut, "Gue kesel!" Daun-daun yang gugur itu tampak berterbangan sebab tendangan yang masih saja Yeji berikan.
"Tapi, kenapa gue kesel, sih?" Yeji bergumam heran. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal merasa bodoh telah bertanya hal itu pada dirinya sendiri.
"Duh, ya, nggak tau! Gue kesel pokoknya! Keseeeeeeel!" Tangannya lantas mengambil satu ranting kecil. Ia menggenggamnya, mematahkan ranting kecil yang malang itu sesaatnya sebagai luapan emosi.
Yeji mendesah gusar. Kembali mendongak, memandangi para awan mendung di atas sana, pula menghirup udara dingin banyak-banyak, guna menenangkan pikiran.
"Pengin es krim durian. Ada nggak, ya?" Mulutnya terbuka, ia bergumam tiba-tiba. Entah datang dari mana keinginan itu. Perutnya sedikit berbunyi membayangkan betapa nikmatnya es krim rasa durian, es krim yang tiba-tiba saja Yeji inginkan.
"Hei."
Yeji berjingkat terkejut dengan suara yang memanggilnya di keheningan pagi ini. Kepalanya tertoleh, bola matanya beralih memandang seseorang yang entah datang dari mana dan berdiri di sampingnya.
"Ngapain?" tanya Yeonjun. Awalnya, Yeonjun sedang berkeliling, mewanti-wanti siswa yang kabur untuk membolos ataupun siswa yang terlambat. Dan saat melihat-lihat area taman belakang, tak sengaja matanya menangkap presensi seseorang yang tengah duduk di bawah pohon.
"Nggak liat gue lagi duduk?" Yeji balik bertanya sewot.
Yeonjun hanya mengangguk-angguk, turut mendudukkan diri di sebelah Yeji, membuat gadis itu membola serta dengan cepat beringsut.
"Bolos, ya?" tanya Yeonjun lagi.
"Ngapain duduk? Sana pergi!" Yeji menyentak, menatap tajam iris milik laki-laki Choi itu.