d u a p u l u h t u j u h .

4.9K 499 148
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







─── [ 🍰 ] ───

Mobil hitam milik Mark berhenti di depan rumah mewah bernuansa putih. Pekarangan rumah itu dilengkapi dengan tanaman-tanaman yang asri, air mancur kecil berada sisi lain taman dan tak lupa ada ayunan yang turut menghiasi di sana.

Yeji melepas seat belt yang semulanya ia gunakan sebagai alat keselamatan. Gadis itu menoleh pada sang sahabat pula tersenyum ke arahnya. "Makasih, ya, Mark," ujarnya sembari tersenyum.

"Hm. Jangan lupa ya, pikir-pikir lagi." Ia berujar sembari tersenyum pula.

Yeji berdecak. "Iya, bawel banget lo!" Mendengus sebal kemudian mulai membuka pintu mobil dan hendak beranjak dari sana. "Gue duluan, ya," pamitnya.

"Byee." Dengan seutas senyum Mark membalas dan melambai kecil.

Yeji melambai balik kecil pada Mark di dalam mobil dengan senyum yang masih merekah. Namun, senyumnya itu dengan cepat memudar kala mobil milik Mark sudah tak lagi berada di dekatnya. Dengan helaan napas, Yeji berbalik dan mulai melangkah masuk ke dalam rumah orangtuanya.

Ia ke rumah orangtuanya, bukan rumah miliknya dan Yeonjun. Alasannya cukup sederhana, Yeji hanya ingin menjauh dari sana. Lagipula, untuk apa ia tetap tinggal di sana sementara hubungannya dan Yeonjun akan segera berakhir? Di sinilah rumahnya, rumah tempat ia berpulang.

Mama Wendy yang semulanya menonton drama di televisi, menolehkan kepala merasa ada seseorang yang membuka pintu rumah. Ia terkejut saat melihat putrinya itu melangkah masuk. "Loh, sayang?" Segera, Mama Wendy mendekat.

"Kok, kamu di sini?" Diliriknya pintu rumah dan sekitarnya selama beberapa detik, pandangan Mama Wendy teralih kembali kepada sang putri. "Yeonjun, mana? Kamu nggak sama Yeonjun?" tanyanya, mengira Yeji kemari bersama Yeonjun. Namun, ia tidak melihat tanda-tanda menantunya itu ikut.

Yeji menggeleng pelan. "Yeji ke sini sendirian."

"Terus, Yeonjun ke mana?"

"Sibuk." Hanya begitu jawab Yeji. Ia kemudian melangkah mendekati tangga. "Yeji ke kamar, Ma," pamitnya. Mama Wendy hanya mengangguk dengan raut kebingungan.

Ada apa dengan anaknya itu? Ia adalah Ibunya, tak urung Mama Wendy menyadari keanehan yang ada di dalam diri anaknya, serta aura yang Yeji keluarkan berbeda seperti biasanya. "Lagi ada masalah kali, ya, sama Yeonjun?" Beliau bergumam bertanya-tanya.

Kembali pada Yeji. Ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang telah lama ia tinggalkan. Mungkin sekitar enam bulan, Yeji tak berjumpa dengan tempat tidur kesayangannya, yang menjadi saksi semua kebahagiaan, kesedihan serta kekecewaan yang telah ia rasakan.

Pandangannya kemudian berganti pada setiap sudut kamar. Rindu. Yeji sungguh merindukan suasana kamarnya. Tidak ada yang berubah sedikitpun di saat ia pergi selama kurang lebih enam bulan.

Perjodohan Tak Terduga「 ✓ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang