t u j u h b e l a s .

5.1K 502 86
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




─── [ 🍰 ] ───

Yeonjun berhenti melangkah, matanya memandang indahnya sungai Han di sore hari.

Ia sengaja kemari untuk sekedar menghilangkan stress sebab semua tanggung jawabnya. Entah tanggung jawab sebagai ketua OSIS, tanggung jawab sebagai seorang siswa serta tanggung jawab sebagai seorang suami.

Laki-laki itu berdecak melihat pesan yang baru saja masuk dari seseorang.

Yeji, gadis itu menanyakan keberadaanya. Pesan yang Yeji kirimkan pun diakhiri oleh emoji marah.

"Nah kan, baru ditinggal sebentar, udah ngerusuh di chat," gumamnya, sembari menggeleng-geleng pelan.

Obrolan berakhir, selepas Yeonjun membalas bahwa dirinya sedang berada di taman, gadis itu tak lagi memberikan pesan. Pun pesan balasan Yeonjun hanya dibaca olehnya.

Yeonjun memilih untuk memejamkan mata, menikmati angin sore yang menerpa wajahnya. Ah, rasanya menyegarkan.

Senyumnya terukir, Yeonjun merasa lega sekarang. Membuka matanya kembali, memandangi air sungai serta kendaraan yang berlalu lalang di atas jembatan.

Keningnya mengkerut, suara isak tangis mengalihkan atensi. Ia bertanya-tanya pada diri sendiri, melihat seorang gadis yang tengah berdiri dengan tangisan. Di sebelah gadis itu pun terdapat satu buah koper, Yeonjun bisa melihatnya.

Berusaha acuh, namun sulit. Yeonjun menjadi tak tega, mendengar gadis itu sesenggukan.

"Permisi, maaf."

"Hm?" Ia menoleh serta-merta mendongak.

Gadis itu menghampirinya.

"Saya boleh duduk di sini?" tanyanya.

"Oh, boleh."

Mengelap air yang membasahi pipinya, gadis itu mendudukkan diri di sebelah Yeonjun. Menunduk, menahan tangis. Dadanya terasa begitu sesak.

"Nangis aja, nggak apa-apa. Keluarin semua."

Ia sontak dibuat menoleh, memandang laki-laki di sampingnya ini dengan mata serta hidung yang memerah. Penuturannya pun membuat ia bertambah ingin menangis.

Menahan napas selama tiga detik, ia menghapus jejak air matanya dan kembali menatap Yeonjun.

"Maaf, ya. Aku nggak bermaksud, maaf udah ganggu kamu." Ia berucap, mengubah nada bicaranya, mengira-ngira laki-laki itu sepantaran dengannya.

Yeonjun mengangguk, "Nggak apa-apa. Gue bilang keluarin semua, biar lega."

Ia menggigit bibir bawahnya, matanya kembali memanas. Rupanya masih ada yang peduli dengannya, ia pikir, tidak ada yang peduli dengannya dan ia merasa tak ada guna hidup di dunia.

Perjodohan Tak Terduga「 ✓ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang