l i m a .

5.8K 603 84
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


─── [ 🍰 ] ───

"Gue sama si ketos? Ya, nggak ngapa-ngapain, lah," jawab Yeji santai.

"Tapi lo berangkat sama bebeb gue, ya, babi!"

"Yeu, si anjing ngegas," sahut Yuna.

"Tau tuh, anjir. Cuma berangkat bareng doang, elah, di permasalahin." Lia menimpali.

"YA, ITU MASALAH KARENA LO BERANGKAT BARENG YEONJUN!"

Mendengarnya, semua murid yang ada di ruang kelas menatap Yiren dengan tatapan aneh juga terheran-heran, mengapa Yiren bisa semarah itu, sementara dia tak ada hubungan sama sekali dengan Yeonjun.

"Yeu, si uler. ngapain sih, ler?" tanya Haechan, teman sekelas Yeji.

"Bacot! Gue ngomong sama si anjing, ya, bukan sama lo!"

"Anjir lah, gue lagi males debat. Mending lo pergi, deh." Yeji berucap malas, lalu kembali duduk di tempatnya.

"Hahaha, lo takut, ya, sama gue?" tanya Yiren angkuh.

"Si anjing malah nambah menjadi-jadi, pergi, lo!" Lia ikut mengusir Yiren.

"Eh, gue ngomong sama si anj─" Yiren tak melanjutkan omongannya sebab, si ketua kelas, Jeno, menariknya keluar kelas agar tidak terjadi keributan.

Yiren yang di perlakukan seperti itu pun tentu tidak terima dan mengumpati Yeji, Itjik, serta Jeno.

"Anjir lah, si uler kagak tau malu, ya. Udah ngaku-ngaku, di seret lagi. Poor Yirer. Yiren uler ehek." Chaeryeong berucap sembari mendudukkan dirinya di kursi.

"Bagus juga tu nama," sambung Yuna

"Ah, gue jadi badmood gara-gara, Yirer." Yeji meletakkan kepalanya diatas meja, suasana hatinya menjadi jelek sebab Yiren yang menyebalkan itu.

"Anjir, Yirer."

"Kan, lo yang namain," kata Ryujin yang hanya di balas senyuman geli oleh Chaeryeong.

─── [ 🍰 ] ───

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Tak perlu menunggu lama, kantin langsung dipenuhi oleh para siswa maupun siswi yang lapar sebab berjam-jam otaknya dipenuhi oleh materi pelajaran yang rumit.

"Yun, gue esteh sama bakso, ya."

"Dih anjir, di kira gue babu lo apa." Yuna berdecak sebal, enak saja dirinya di perintahkan.

"Lo emang babu gue."

"Yejianjing bacot!"

"Gue udah laper, geludnya ntar aja," ucap Lia melerai keduanya. Sedari tadi perutnya sudah berbunyi meminta untuk di isi.

Perjodohan Tak Terduga「 ✓ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang