d u a b e l a s .

5K 533 84
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





─── [ 🍰 ] ───

Kening gadis itu mengkerut, memandang bingung pintu rumahnya yang terbuka. Yeji ingat betul bahwa ia sendiri yang mengunci pintu rumah sebelum akhirnya pergi ke sekolah.

Namun sekarang? Pintu itu terbuka tanpa sepengetahuan dirinya. Yeonjun? Ia bahkan tidak pulang bersama laki-laki itu.

Di lihatnya bapak satpam duduk santai di posnya seperti tak terjadi apa-apa. Pun kalau terjadi sesuatu, pria itu pasti akan memberitahunya.

"Terus? Ini kenapa pintunya buka? Masa ada maling?" Yeji bergumam tak yakin, perempuan itu kemudian mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya.

"Non Yeji?"

Yeji terperanjat saat ada yang memanggilnya di keheningan ini. Gadis itu sontak berbalik.

"Bi Surti?"

Wanita paruh baya itu mengangguk dengan senyum, "Nona kenapa mengendap-endap gitu? Bibi jadi kaget, kirain maling."

Yeji terkekeh canggung, "Itu..., Yeji juga kira ada maling soalnya pintu rumah kebuka."

"Oh? Bibi lupa nutup pintunya, non. Maaf, ya."

Gadis itu hanya mengangguk sebagai balasan.

"Ah iya, bibi─ kenapa ada di sini?" tanyanya heran.

"Bibi di pindahin tugas sama nyonya Hwang, non. Mulai sekarang bibi kerja di sini."

Sontak bola mata Yeji membola, "Beneran, bi?"

Bi Surti mengangguk.

"Ih! Yeji seneng bangett!" Ia memekik kegirangan. Asisten rumah tangga kesayangannya yang sudah ia anggap seperti ibu akan bekerja untuknya kembali.

"Oh iya, nona udah makan belum? Bibi udah masak."

"Belum, bii. Yeji laper." Kedua sudut bibirnya di tekuk ke bawah.

"Ya udah, ayo makan. Nona ganti baju dulu, ya."

"Siap!"

─── [ 🍰 ] ───

Jam kini telah menunjukkan pukul tujuh malam. Yeji tengah berada di atas ranjang dengan mata yang tertuju kepada televisi. Gadis itu tengah menonton film bergenre komedi.

Sedangkan Yeonjun bermain dengan laptopnya, entah apa yang ia kerjakan.

"Ahaha, lucu banget anjir!" gelaknya. Tangannya meraih satu buah keripik kentang yang di taburi bumbu pedas, dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Pfftt, uhuk!" Sial, sebab terlalu banyak tertawa, Yeji tersedak. Sesegera mungkin ia mencari keberadaan gelas air minum dan meneguknya.

"Anjir, perih!" Yeji mengusap-usap lehernya. Tak berselang lama gadis itu kembali tergelak. Sepertinya pemeran itu benar-benar pandai dalam membuat lelucon, sampai-sampai aktingnya terlihat alami, tak di lebih-lebih kan.

Perjodohan Tak Terduga「 ✓ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang