t i g a p u l u h e m p a t .

4K 372 114
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






─── [ 🍰 ] ───

Tak terasa, waktu berlalu. Kejadian di mana Yiren memfitnah Yeji, telah selesai dengan gadis Wang itu meminta maaf dan menghapus berita fitnahnya untuk Yeji. Hidup Yeji kini berjalan normal, tak ada lagi gangguan. Si bayi pun, meski sempat kondisinya menurun, makhluk kecil itu kini kembali tumbuh sehat di usia kandungan Yeji yang telah menginjak 12 Minggu.

Kedua kaki itu melangkah membawanya keluar dari kamar mandi. Sore ini, usai membersihkan diri, Yeji beralih mendudukkan diri di kursi meja rias. Ia telah siap untuk melakukan serangkaian perawatan rambut serta wajah usai mandi.

Tersenyum tatkala rambut hitam kecoklatannya itu telah rapi dan wangi, beserta wajahnya yang dilapisi oleh make up tipis. Meski hanya di rumah, Yeji tetap menggunakan make up. Alasannya─entahlah, Yeji hanya ingin selalu tampil cantik saja.

Semenjak hamil, Yeji menjadi sering berhias, seperti sering menggunakan make up, aksesori rambut lucu. Saat sekolahpun, yang biasanya Yeji hanya akan menguncir rambutnya dan menggunakan make up setipis mungkin, gadis itu kini justru selalu menggunakan aksesori seperti bando, bandana dan lain-lain, yang berwarna merah muda. Untuk make up, Yeji sedikit menebalkan make up hariannya, serta selalu memakai hoodie atau outer apapun itu, yang berwarna merah muda dan bergambar atau bermotif lucu. Selain untuk menutupi perutnya yang kian membesar, itu juga menambah kesan Yeji untuk dirinya yang selalu ingin tampil cantik.

"Ah, jerawat lagi?" Bibirnya sontak cemberut tatkala menyadari ada penguhuni baru di wajahnya, yaitu jerawat di pipinya. Tak begitu besar ukurannya, tetapi untuknya yang selalu ingin tampil cantik, itu bermasalah. Apalagi, kini tak hanya satu jerawat yang ada di wajahnya.

Ia menghela napas, beralih memandang perutnya lewat pantulan cermin. Jerawat yang singgah di wajahnya disebabkan oleh hormon kehamilannya. Yeji tahu, dan ia selalu berusaha sabar dan tak mengeluhkan hal itu, apalagi mengeluh, menyalahkan kehamilannya.

"Samperin Yeonjun aja, deh. Dia lagi ngegym, kan?" Wajahnya sontak berseri dengan senyum yang kembali terpatri. Yeji segera beranjak dari sana untuk menemui Yeonjun di ruang gym. Daripada ia tidak tahu ingin melakukan apa dan mengeluhkan jerawatnya, lebih  baik ia menemui laki-laki itu.

Sampai di ruang gym, Yeji segera meluruhkan senyum kala melihat Yeonjun tidak ada di dalam sana. Yeji celingak-celinguk, "Yeonjun udah selesai ngegym?" monolognya kecewa.

"Tapi tadi kata Bibi, Yeonjun masih ngegym, kok?" Dengan bibir cemberut, Yeji memtuskan untuk berbalik dan keluar dari ruang gym. Namun, saat ia berbalik, senyumnya dibuat merekah seketika.

"Hai." Yeonjun dengan senyum tipisnya, berdiri di ambang pintu ruang gym. Laki-laki itu kemudian melangkah masuk.

"Aku kira kamu udah selesai ngegym?" tanya Yeji, saat Yeonjun telah berada di hadapannya.

Perjodohan Tak Terduga「 ✓ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang