..
.
.
.
"Saya mau menjadi ibu sambung nya Widy, Pak." Jawab Yana pelan dalam hati nya ia sangat ragu.
Ya, semalaman dia tidak bisa tidur. Selain karena Widy yang rewel. Otak nya juga dipenuhi pertanyaan langkah apa yang akan ia ambil ke depan nyanya? Dan pagi ini, dengan tekat yang di dorong ingatan bagaimana keadaan orang tua nya di rumah? Yana memantapkan diri untuk berkata 'ya' atas lamaran sang dosen untuk nya tadi malam.
Cahyo tersenyum simpul mendengar jawaban yang diberikan mahasiswa nya yang sebentar lagi akan menjadi istri nya itu. Sangat sempurna, sesuai keinginan nya.
"Tapi Bapak serius kan akan menanggung biaya kuliah saya sampai lulus?" Tanya Yana yang meminta kepastian. Diri nya harus dapat memastikan ini. Dia tidak mau kecewa lagi gara gara ketidakpastian. Seperti beasiswa yang gagal ia terima itu.
"Tentu saja.., bukan hal sulit bagi saya hanya membiayai kuliah mu. Tapi ingat, kamu juga harus bisa merawat Widy dengan baik. Jika tidak..," Cahyo menjeda sebentar kalimat nya.
"Akan saya pasti kan S1 itu hanya angan mu saja, Narayana." Sahut nya terdengar sangat angkuh di telinga Yana.
"Saya pasti akan berusaha semaksimal mungkin merawat Widy, Pak."
"Pilihan yang tepat." Cahyo menepuk bahu Yana beberapa kali.
"Kuliah mu hari ini jam satu kan?!"
"Iya, Pak."
"Baiklah.., to the point saja, pagi ini saya ada urusan. Begitu juga keluarga saya. Jadi saya titipkan Widy sampai Mama datang berganti mengurus Widy. Baru kamu boleh pulang."
"Sampai jam berapa, Pak?"
"Tunggu saja. Tak perlu banyak bertanya."
"Baiklah, saya mengerti." Yana menjawab pelan tidak ingin bertanya lagi.
.
.
.
.
.
Setelah berjam jam menunggu, baru pada pukul setengah sebelas siang ibu nya Cahyo datang. Wanita yang baru menginjak umur enam puluh tahun itu terlihat menatap nya dengan pandangan yang berdecih.
"Kau tidak sedang memanipulasi cucu ku kan?" Katanya sengak.
'Deg' jantung Yana seakan berhenti berdetak ditanyai seperti itu. Apa maksud nya? Tidak kah itu termasuk sesuatu yang menyakiti hati nya sebagai orang yang rela menjaga cucu wanita itu? Apa beliau ini tak memikir kan perasaan nya?
"Maksud anda...?" Yana bertanya balik dengan nada tak percaya.
"Ah..., sudah lah. Kemari kan cucu ku! Kau boleh pergi sekarang."
"Baik, saya permisi." Pamit Yana lalu segera berkemas kembali ke kost nya. Ah.., mungkin nanti dia tak bisa beristirahat dulu. Sampai di kost pasti jam nya sudah mepet dengan waktu kuliah nya. Hah.., tak apa lah. Sudah terjadi.
Dan ya benar saja memang waktu nya sangat mepet. Bahkan dia hampir saja telat masuk ke ruang kelas yang di ajar oleh pak Kris itu. Jika telat lima menit saja. Pasti nya dosen satu itu akan memberi nya absen A alias kosong. Tertib yang justru terlihat kejam di mata para mahasiswa nya.
"Yan..!!!"
"Eh..., iya, Fel. Ada apa? Kamu tadi ngomong apa?" Yana tersentak dari lamunan nya setelah beberapa kali Felix memanggil nya.
"Lo mikirin apa sih, Yan? Masalah beasiswa itu? Duwit semesteran? Bukan nya dari pihak kampus ada kelonggaran ya? Lo bisa kan minta itu? Atau masalah lain?" Tanya Felix beruntut.
"Enggak ada...," Yana menjawab cepat menggeleng kan kepala nya. Sambil memaksakan senyum manis nya terpatri.
"Yan.., kalau ada masalah tuh cerita sama gue. Lo nganggep gue sahabat lo kan?" Felix menatap dalam kedua netra Yana.
"Aku gak papa, Fel. It's okayyy, gak usah khawatir. Aku tadi cuman kepikiran tentang tadi yang hampir saja telat di kelas nya pak Kris."
"Masalah itu? Enggak yang lain?"
"Iya...,"
"Yasudah deh. Eh..., tapi, lo kemarin sehabis pulang kuliah ke mana? Gue cariin di kost gak ada. Ke perpus kota juga gak ada. Apalagi gue spam wa lo gak bales bales. Udah gue telpon lo juga, Yan. Lo ke mana sih? Jangan tiba-tiba ngilang kek gitu dong! Gue tuh khawatir."
"Kamu kemarin ke kostan? Sampai jam berapa?"
"Jam sembilan. Awal nya gue nunggu lo sejam gak muncul muncul. Yaudah lah gue susul ke perpus. Ternyata lo juga gak di sana. Gue balik lagi ke kostan. Dan gue nunggu lo sampai jam sembilan, tapi lo nya gak balik balik. Ya akhirnya gue pulang, gak jadi ngajak lo makan bareng deh."
"Maaf, Fel. Kemarin aku lagi ke rumah paman ku di kota sebelah. Dan kebetulan aku gak cek hp karena sibuk di sana."
"Dah lah.., yok ngerjain tugas yang di kasih pak Wisnu lusa kemarin. Kita belum selesai nih."
"Okay..,"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Merah
Fanfiction"Saya butuh kamu lebih dari yang saya kira sebelum nya ternyata" Warning!!! Hj!uke!bott!sub No bad comment dear❤ 14agus20-7okto20