12

517 59 10
                                    

41020
.





.







.










.

Sesampai nya di kamar, Yana langsung menghampiri anak nya. Mengecek popok nya yang kemungkinan membuat anak nya menangis. Dan ternyata tidak ada yang aneh dari popok itu. Hal ini berarti putri nya sedang kehausan.


Sambil mengendong Widy, ia ke dapur membuatkan sang anak susu. Widy meminum nya lahap sekali. Ah.., benar kan bayi mungil ini sedang kehausan. Untung Yana mendengar tangisan Widy. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi.



Setelah sebotol susu nya habis. Widy belum juga menutup mata nya. Dia malah seperti ingin mengajak main ibu nya. Terlihat sedari tadi tangan nya yang mencoba meraih tangan si ibu. Di tambah dengan tatapan bulat nya. Uuughhh..., sangat menggemaskan.



"Widy sayang nya Bunda.., kok gak tidur lagi sayang?! Mau main dulu sama Bunda eoh..?!" Kekeh Yana melihat wajah menggemas kan anak nya.



Tangan nya mencubit pelan pipi bulat sang bayi. Widy sendiri tidak menangis. Malah tertawa lebar mendapat kan cubitan gemas dari bunda nya itu. Bayi kecil itu terlihat nyaman dan bahagia bersama bunda nya. Meskipun Yana bukan bunda kandung nya. Tapi kelembutan dan kasih sayang Yana, membuat Widy merasa aman.



Widy baru tertidur lagi setelah lelah bermain dengan bunda nya. Sekitar pukul tiga dini hari, bayi itu pulas lagi. Yana pun memindah kan nya ke dalam bok bayi. Selesai menaruh bayi nya. Yana terkejut saat tubuh nya tiba tiba terangkat. Refleks dia mengalungkan tangan nya ke leher orang yang mengangkat nya.



"Ada apa lagi, pak?" Tanya Yana yang masih dengan keterkejutan nya.



"Apa kau lupa urusan kita belum selesai?!"




"Urusan apa?"

Yana bertanya dengan muka yang terlihat kebingungan. Memang mereka tadi punya urusan apa? Begitulah isi otak Yana saat ini.





"Cklrek...,"


Pintu kamar mandi telah terkunci rapat.




"Urusan ini...," Jawab Cahyo membawa tangan Yana menyentuh milik nya yang masih mengeras itu.



Yana seketika membulat kan mata nya terkejut. Wajah nya juga langsung memerah padam. Ia malu memegang milik suami nya itu. Ia sungguh tak biasa dengan hal hal dewasa seperti ini.




'Ah..., apa sebenar nya pak Wisnu sefrontal ini?! Kenapa wajah ku jadi panas begini ya.' Batin Yana.






"Kenapa cuman di sentuh saja?! Kau boleh memegang nya, ini milik mu Yana. Kau bahkan boleh meremas nya begini." Kata Cahyo meremas tangan Yana yang otomatis tangan Yana yang menyentuh milik nya menjadi meremas milik nya juga.






Cahyo terkekeh melihat wajah Yana yang semakin memerah itu saat meremas milik nya. Senang sekali mengerjai bocah lugu macam Yana ini. Dia pun dengan sigap melepas kan celana training yang di pakai Yana saat ini. Hingga membuat tubuh bagian bawah istri nya itu terpampang jelas di depan nya.


Tanpa babibu Cahyo juga melepas celana nya sendiri. Membebaskan miliknya yang sudah sangat tersiksa menunggu Yana menidurkan Widy tadi.


Setelah kedua nya sama sama half naked tersebut. Cahyo mendorong Yana ke dinding kamar mandi. Menghimpit tubuh kurus Yana dengan badan besar nya. Dan tak menunggu lama dia mengangkat sebelah kaki Yana untuk di lingkar kan ke pinggangnya. Kemudian dia membobol istri nya lagi dengan bruntal. Akibat dari dirinya yang kepalang nafsu tapi terganggu tadi.


Senja MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang