Jangan lupa Vote💕
Siang sekitar pukul 12:30 matahari sedang terik-teriknya, cuaca hari ini tampak sangat cerah dengan langit yang biru dan beberapa gumplan awan putih yang menghiasi langit siang ini.
"Ainun perjalananku kali ini akan memakan waktu kurang lebih seminggu." Jeffry berkata pada Ainun
Ainun hanya diam tanpa membalas perkataan Jeffry, toh hal ini juga telah mereka bicarakan semalam tetap saja tidak menemukan jalan Keluarnya
"Ainun mengertilah dengan posisiku sekarang ini, Aku sedang mempertaruhkan proyek besar. Proyek untuk masa depan kita bertiga, kalau kamu seperti ini terus menerus bukan hanya pekerjaan yang hancur namun masa depan kita yang akan hancur" ujar Jeffry yang fokus menyetir mobil
"Kamu maunya apa sih Jeff?aku diam salah, ngomong juga salah!" lirih Ainun dengan nada suara yang naik
"Justru aku yang harusnya bertanya, kamu maunya apa?" tanya Jeffry yang berusaha menahan emosinya
"Percuma juga aku bicara, kamu gak akan menerima satupun permintaan ataupun pendapatku. Kamu hanya mengandalkan pendapatmu saja" balas Ainun yang tengah dikuasai amarah
"Ibu, pak sudah bentak-bentaknya Rania jadi bangun sama suara ibu dan bapak" celah Siti yang menggendong Rania dipangkuannya
Mendengar suara Siti yang berusaha melerai mereka Ainun langsung membalik tubuhnya menghadap ke bangku tengah mobil yang ada Siti disana sambil menggendong Rania.
Ainun menatap wajah polos Rania yang baru saja bangun tidur, tatapan Ainun yang dibalas tatapan dan tawa kecil putrinya dan beberapa menit Rania menangis seakan meminta untuk digendong Ibunya. Ainun langsung meraih tubuh Rania yang didekatkan Siti padanya.
*****
Sekarang mereka tengah berada di bandara, kali ini Jeffry yang berinisiatif meminta maaf agar saat perjalanannya nanti ia tak terbebani dengan masaalah mereka
"Sayang aku minta maaf karena sudah membentakmu" ucap Jeffry yang tengah berdiri di depan Ainun yang memeluk Rania
"Iya Jeff, aku juga minta maaf karena terbawa emosi sampai berkata dengan nada tinggi" balas Ainun yang juga membalas pelukan dari sang suami
Jeffry masih memeluk Ainun lalu membalas perkataannya dengan nada lembut
"Nggak kok, bentakkanmu justru menyadarkanku akan sifat egoisku yang aku sendiri tak menyadari itu""Maaf juga sering meninggalkan kalian berdua, aku hanya ingin di masa depan nanti kalian tidak merasakan kekurangan apapun" sambungnya
"Iya Jeff, aku paham niat baikmu. Terima kasih sudah bekerja keras untuk kami berdua" balas Ainun
Kemudian ia melepaskan pelukannya dari Ainun dan meminta menggendong Rania
"Rania, maafkan Ayah yang selalu sibuk dengan kerjaannya ya. Ayah hanya ingin masa depan Rania terjamin walau harus mengorbankan waktu yang seharusnya bisa dihabiskan bersama putri cantik Ayah ini" kata Jeffry pada Rania lalu mencium Rania.
"Yahh,yahh" ucap Rania yang terbata-bata membuat Jeffry menatap ke arah Ainun yang hanya di balas senyum oleh Ainun
"Beberapa minggu ini aku sering menbantunya mengucapkan panggilan untuk kita berdua" ujar Ainun pada Jeffry yang seakan meminta penjelasan atas ucapan putrinya itu
Ainun kemudian mengingatkan pada Jeffry untuk segera chek in karena ia masih menggendong Rania
"Jeff waktumu untuk chek in "
Jeffry langsung memberikan Rania pada Ainun dan mencium kedua bidadarinya tersebut sebelum melangkah ke ruangan untuk melakukan Chek In belum juga lima langkah Rania langsung menangis menatap kepergian sang Ayah, seakan mengerti perpisahan.Jeffry yang berbalik tak dapat menahan tubuhnya untuk kembali kedua orang yang tengah berdiri dan juga karena tangisan sang putri yang membuatnya balik lagi kemudian memeluk mereka lalu mencium keduanya.
"Jeff udah, nanti kamu terlambat. Rania biar aku yang ngebujuk dia" ujar Ainun pada Jeffry lalu di ikuti dengan kata perpisahan
"Semoga selamat sampai tempat tujuan sayang" kata Ainun
"Kamu juga hati-hati nyetirnya" balas Jeffry. Lalu melepaskan pelukannya ia kemudian melanjutkan kembali langkahnya tanpa menoleh kebelakang lagi.
Ainun langsung membawa Rania yang menangis ke mobil untuk ia tenangkan.
"Sayang, Ayah pergi untuk kerja biar dapat uang yang banyak biar kita bisa liburan" ujarnya pada sang putri yang tengah dalam pangkuannya
"Rania sama bibi Iti ya, bunda mau nyetir nih" ucapnya pada Rania lalu memindahkan Rania ke pangkuan Siti
Ainun merasa heran pada siti yang sedari tadi hanya diam tanpa mengajaknya berbicara atau sekidar meminta menggendong Rania
"Kamu kenapa Ti? Sakit?" tanyanya pada Siti yang tidak ikut mengantar Jeffry dan hanya berdiam di dimobil
"Ng-ggak bu, saya baik-baik saja" balas Siti pada Ainun sambil menunduk seaakn menyembunyikan wajahnya dari Ainun
"Aku pikir kamu sakit, gak biasanya kamu terlihat murung begini" ujar Ainun
"Kalau ada masaalah kamu bisa cerita ke aku. Mungkin saja aku bisa membantumu mencari solusi" sambungnya
"Mana mungkin saya menceritakan pada Ibu perihal kalung liontin Itu, saya tidak tega melihat ibu sedih" batin Siti
"Eh, malah bengong lagi" sahut Ainun sambil yang membuyarkan lamunan Siti
"I-iya bu" balasnya
Setelah percakapan singkat tersebut Siti terbawa kembali pada ingatannya mengenai Liontin tersebut
"Ibu, seharusnya ibu tidak mendapat sosok suami pengkhianat seperti bapak. Ibu terlalu sempurna untuknya yang seperti iblis. Dengan teganya ia bermain di belakang ibu" batinnya yang kali ini berhasil meloloskan Air matanya.
Siti sudah mengangap Ainun sebagai Adiknya, karena kebesaran hati keluarga Ainun padanya dan juga keluarganya membuat Siti tak tega jika nanti Ainun mengetahui segala kebohongan itu
*****
"Sitiii" panggil Ainun yang membuat Siti kaget karena panggil darinya
"Kita udah samp..." ucapnya "Kamu kenapa menangis Ti?" Sambungnya
"Ss-saya rindu anak saya dikampung bu" bohong Siti pada Ainun
"Ngomong kek dari tadi kalau kamu pengen pulang" sahut Ainun yang masih sibuk menyetir dan sesekali menatap kearah Rania yang ada dalam pangkuan Siti
"Ngg-gak bu, Saya hanya rindu anak saya. Saya tidak ingin mengambil izin" tutur Siti dengan sedikit grogi dengan perlakuan baik Ainun padanya
"Kamu bisa ambil izin untuk tiga hari kedepannya, Aku juga seorang ibu Ti aku mengerti perasaanmu yang bekerja jauh dari anakmu"
"Saya tidak bermaksud untuk izin bu. Lagian bapak juga masih diluar kota masa saya harus ninggalin ibu dan neng Rania berdua di rumah" ujarnya
"Kamu pulang aja Ti. Aku dan Rania akan mengungsi sementara ke rumah ibu" ucap Ainun yang tersenyum ke arah Siti
"Makasih bu atas semua kebaikan ibu pada saya dan juga keluarga saya" Balas Siti
"Iya Ti. Titip salam ya untuk keluarga kamu"
"Iy-iyaa bu, nanti saya sampaikan" ucapnya dengan penuh kegirangan
Tak terasa perjalan pulang kerumah terasa cepat sampai mereka tiba di depan rumah lalu masuk kedalam rumah dan melakukan aktivitas masing-masing.
Siti menyiapkan makan siang untuk Ainun dan Ainun mengganti pakaian Rania lalu menyiapkan makan Siang putrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainun ( SELESAI✔)
General FictionSetiap pasangan yang akan membangun rumah tangga pastinya selalu berharap bahagia dan langgeng pernikahannya, namun semua tidak semudah yang dipikirkan ibaratnya bahtera yang berlayar disamudra yang luas akan selalu ada angin dan ombak besar yang s...