Part 28

373 21 0
                                    

Jangan lupa vote💕

Saat Ainun bangun ia begitu kaget melihat Rania tak ada disampingnya. Ia melihat jam dan betapa terkejutnya  mendapati sekarang sudah pukul 10:00 pagi, Rania hilang dan tidak mungkin di bawah pergi sama Jeffry ke kantornya.

Ia turun dari ranjangnya memeriksa Rania yang barang kali Jeffry pindahkan ke box bayinya namun hasilnya nihil.

Ainun seketika menangis histeris membayangkan kejadian buruk pada Rania

"Tidak mungkin dia di culik" ucapnya yang memijit kepalanya sendiri dan kemudian ia teringat Siti. "Barang kali saja Jeffry titipin Rania ke Siti" ucapnya yang kemudian keluar kamar dan menghampiri Siti yang membersihkan peralatan dapur yang ia gunakan saat memasak Sarapan

"Ti, Raniaku dimana?" tanya Ainun pada Siti dengan raut wajahnya yang panik

"Saya gak tahu bu, kebetulan setelah bapak sarapan saya mencuci pakaian dibelakang dan baru balik kedapur sekitar 10 menitan yang lalu" sahutnya yang menghentikan aktivitasnya sejenak

"Kamu tahu jam berapa Jeffry ke kantor?" tanyanya kembali dengan keringat dingin yang bercucuran

"Saya gak tahu bu, saya tahunya bapak selesai sarapan jam 7:45 setelah itu saya tidak tahu lagi" balas Siti

"Emang kenapa ibu nanyain neng Rania? Neng Raniaanya kan..." ucapan Siti terpotong

"Siti kamu jangan aneh-aneh deh, Aku harus gimana nih? bisa mati aku kalau Jeffry tahu Rania hilang" lirih Ainun pada Siti yang sangat kebingunan dan terus memijat kepalanya

"Tenang dulu bu, sekarang ibu telfon bapak dulu barangkali bapak bawa Rania ke kantor" sahut Siti

Ainun mondar-mandir di depan meja makan berusaha menenangkan pikirannya
"Gak mungkin Ti, Jeffry gak seceroboh itu, Aku harus gimana dong?"

Siti yang melihat Ainun mondar-mandir terus menyarankan untuknya menghubungi Jeffry "Coba ibu telfon bapak dulu deh"

Karena terua di desak Siti akhirnya dia menelpon Jeffry

"Halo Jeff, kamu dimana? Rania Jeff" ucap Ainun yang mulai terisak

"Aku di rumah Mama, Rania ada sama Aku" jawabnya santai seakan tak berdosa telah membawa Rania tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

"Jeff, Kalau mau bawa Rania keluar Izin ngomong kek, umurnya masih terlalu dini untuk dibawah keluar rumah. Kamu ihh kebiasan" gerutu Ainun

"Gak usah ngambek buruan kesini Rania gak mau minum Asi kalau tidak langsung sama ibunya" selak Jeffey pada Ainun

"Tuh kan, kasihan bangat anakku udah kehausan gara-gara kecerobohan Ayahnya sendiri"

"Pake ngomel lagi, buruan kesini!" desak Jeffry yang seketika juga memutuskan sambungan telfon dengan Ainun.

Ainun buru-buru mengganti pakaiannya tanpa mandi, ia hanya menggosok giginya dan mencuci mukanya mengingat Rania yang mungkin saja menangis karena kehausan

Ia berjalan keluar kamar tanpa pamit pada Siti dan langsung keluar rumah begitu saja setelahnya berjalan ke mobil Jeffry seperti sengaja ia tinggalkan untuk Ainun naiki.

Ia langsung mengemudikan mobil tersebut melaju dengan kecepatan yang cukup laju mengingat dirinya terburu-buru dan pandangannya terus fokus kedepan

Bermenit-menit mengemudi akhirnya sampai juga dikediaman rumah mertuanya ia langsung turun dan berlari kearah rumah mengetok pintu berkali-kali sampai akhirnya dibukakan sama pembantu rumah ini

"Bi, Jeffrynya dimana?"

"Den Jeffry dikamarnya non"

"Makasih bi" ucap Ainun yang kemudian berlari menaiki tangga menuju kamar Jeffry yang terletak lantai dua rumah ini.

Ainun langsung membuka pintunya dengan asal dan melihat sang putri tertidur dengan botol dot yang berisi ASIP didalamnya

"Cepat banget nyampenya" ucap Jeffry yang hanya memperhatikan Ainun sambil menahan botol susu yang diminum Rania

Dengan cepat Ainun berjalan kearah mereka dan duduk didepan Jeffry yang sedang memegang botol susu bayi  "Singkirin tangan kamu dari botol susu itu!" Perintah Ainun yang menatap tajam ke arah Jeffry

Jeffry langsung mengankat tangannya dan berpikir mungkin Ainun akan memegang botol itu namun Jeffry salah Ainun malah  menarik pelan botol susu itu dari mulut Rania dan melemparnya dengan asal ke sisi lain

"Putriku tak butuh itu!" ucapnya dengan berlinang Air mata dan kemudian membawa tubuh kecil Rania kepelukannya dan ia mulai menyusui Rania.

"Kamu kenapa sih? Datang-datang malah marah-marah gak jelas" sahut Jeffry

Ainun tak mengubris pertanyaan Jeffry hanya Air mata yang terus menetes dimatanya

"Ditanyain malah nangis" ucap Jeffry yang kemudian bangkit dari ranjangnya dan keluar begitu saja
"Kebiasaan" ucapnya dengan keras saat ia menutup pintu kamar

"Kamu berubah Jeff, aku saja hampir tidak mengenalimu lagi" lirihnya yang menghapus air matanya

*******

Semenjak pertengkaran yang hebat beberapa minggu yang lalu Jeffry seakan berubah ia tak semanis dulu, tak ada lagi kata-kata indah yang selalu ia berikan pada Ainun.

Mengenai keberangkatan orangtuanya ke singapura terpaksa dibatalkan karena William lebih memilih menjalani pengobatan di Indonesia dari pada harus ke negeri orang.

Hari ini Rania tepat berusia dua bulan dan hari ini juga akan dilangsungkan pernikahan Bella. Namun karena Rania susah ditinggal pergi Ainun memilih untuk tidak menghadiri Acara sakral tersebut. Ia hanya mengirimkan hadiah pernikahan pada Bella yang sudah ia anggap seperti Adik sendiri.

Sekarang waktu sudah pukul 23:40 menit namun Jeffry belum kembali kerumah juga. Ia semakin khawatir ia berusaha menghubungi sekretaris pribadi Jeffry dan si sekretaris mengatakan bahwa kemungkinan Jeffry lembur dan mungkin baru bisa balik kerumah pagi hari.

Beruntung juga Rania sudah mulai terbiasa tidur tanpa digendong oleh Jeffry terlebih dahulu

Setelah menerima kabar dari sang sekretaris Ainun memutuskan untuk tidur berdua tanpa menunggu kepulangan sang suami.

Perubahan itu akan nampak saat kau mulai menemukan sesuatu yang membuatmu nyaman~~ Ainun

Ainun ( SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang