Part 47

1.7K 60 0
                                    

Ainun berdiri di tepi jalan dengan linangan air mata dan perasaan hancur satu dalam pikirannya yakni ia harus bisa keluar dari kota ini sekarang

Tak jauh dari tempat ia menunggu Ainum melihat taksi ke arahnya dan langsung melambaikan tangan, taksi segera berhenti dan kemudian melaju membawa penumpangnya ke tempat tujuan.

Dalam taksi ia hanya bisa menangis terseduh dan mengabaikan ucapan supir itu.

Setelah sampai ia membayar supir taksi tersebut dan masuk ke hotel tanpa mengambil sisa uang kembalian.

Kemudian ia mengetuk pintu kamarnya, Siti langsung membuka pintu dan melihat Ainun yang langsung memeluk Siti

"Ti, apa salahku? Kenapa Jeffry mengkhianatiku? Kenapa Ti?" tanya Ainun yang memeluk Siti

"Ibu sabar bu, Ibu harus kuat ada neng Rania yang membutuhkan Ibu disampingnya" ucap Siti sembari menepuk pundak Ainun

"Kenapa dia bisa setega ini sama kami Ti?" tanya Ainun dengan lirih dan terus terisak

"Ibu tenangin pikiran ibu, bapak mungkin punya alasan kenapa bisa bertindak sejauh ini"

Ainun melepas pelukannya dari Siti dan langsung menghampiri putrinya yang tertidur pulas

"Kamu udah pesan tiketnya?"

"Sudah bu, kita dapat penerbangan malam hari"

"Kamu udah kabarin Ibu?" tanya Ainun yang duduk diranjang

"Belum bu"

"Sekarang kamu telfon ibu dan bilang kita akan balik malam nanti, suru ibu jemput kita di bandara"

"Baik bu"

"Siti satu lagi, tolong kamu siapin makanan untuk Rania ya dan juga tolong kamu bawa dia ke kamar kamu"

"Iya baik bu" ucap Siti yang kemudian berjalan mendekat kearah rajang dan membawa si kecil Rania dalam pekukannya

Setelah mendengar semua perintah Ainun, Siti langsung membawa Rania ke kamarnya. Rania menangis saat Siti membawanya keluar kamar

"Sayang maafkan bunda, bunda butuh waktu untuk mencernah semua yang telah menimpah kita" gumam Ainun yang sedari tadi menangis setelah Siti membawa Rania ke kamarnya

********

Berjam-jam waktu yang ia habiskan berdiri diatas cucuran Air mengalir dikamar mandi, rasanya ia ingin menghilang saja dari bumi ini. Saat pikirannya mengarah kesana selalu ada senyum Rania yang menyadarkannnya dari pikirannya.

Masih ada Rania yang butuh kasih sayangnya, kalau ia memilih bunuh diri otomatis Jeffry dan Stevani yang akan mengasuh Rania.

"TIDAKKKK!" teriak Ainun dengan keras

"Jeffryyy pengkhinat!!" teriaknya yang kemudian memukul-mukul dinding kamar mandi

"Kupastikan kau akan membayar Air mata kami dengan penderitaan juga Jeff!" ucapnya dengan sorot mata menampakan emosi besar

Setelah ia menguasai dirinya sendiri, ia perlahan menghapus Air matanya dan mengambil handuk lalu keluar dari kamar mandi. Ia sudah memikirkan apa yang akan ia perbuat kedepannya nanti

Dengan mata sembab ia berusaha mengambil ponselnya dan mencari kontak Lily sahabatnya untuk meminta bantuannya

"Hallo" sapa Lily

"Ly,  kamu punya kenalan pengacara yang hebat gak?" tanya Ainun langsung tanpa basa basi

"Punya. Ada apa Inun?" tanya Lily balik

Ainun ( SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang