🍁2 (21+)

234K 7.7K 284
                                    

Happy Reading!


"ahh_"

Hanya desahan yang bisa Deby keluarkan saat tubuhnya kembali dimasuki dan dihujam dengan kasar. Entah sudah berapa lama tuan Zayn bermain dengan tubuhnya dan entah sudah berapa kali cairan hangat itu mengisi rahimnya. Yang jelas Deby benar-benar sangat lelah hingga tak mampu lagi melawan. Tenaganya kalah kuat, ia hanya mampu melawan diawal dan itupun sama sekali tak berpengaruh bagi tuan Zayn.

"Kau shh sangat nikmat ahh"ucap Zayn disela hujamannya. Wajahnya ia sembunyikan dilekukan leher jenjang Deby sedang kedua tangannya aktif bergrilya dibagian atas tubuh gadis yang sudah ia perawani itu.

Deby memejamkan matanya saat dirasa hujaman tuan Zayn semakin tak manusiawi.

"Arghh" Teriak Deby saat tubuhnya terhentak kuat. Bahkan kedua lengannya mencengkram erat rambut tuan Zayn.

"Sedikit lagihh" Zayn bergerak mengecup telinga Deby lalu menggigitnya pelan membuat Deby memekik. Zayn menyerang seluruh bagian tubuhnya.

"Arghhhhhhhh" Desah Deby kuat dengan mata yang terpejam erat, kedua tangan yang meremas kuat rambut Zayn serta tubuh yang bergetar hebat.

Zayn tersenyum tipis melihat reaksi tubuh Deby kemudian bergerak semakin cepat. Sedikit lagi ia akan mencapai pelepasan yang entah untuk keberapa kali.

Zayn bangkit dari posisinya memeluk tubuh Deby lalu memegang erat pinggul wanita itu kemudian bergerak semakin kasar. Tiga hujaman terakhir, dan_

"Arghhhhh"

Zayn mencapai pelepasanya begitupun tubuh Deby yang kembali bergetar. Zayn tahu, gadis di bawahnya itu sangat menikmati permainan mereka.

Setelah berdiam cukup lama, Zayn segera menarik miliknya lalu bergegas memasuki kamar mandi. Meninggalkan Deby yang terlihat menggenaskan dengan kedua kaki yang terbuka lebar.

Zayn menghabiskan sekitar dua puluh menit di kamar mandi dan saat ia keluar gadis itu sudah tidak ada lagi.

Zayn menggeleng takjub. Bagaimana mungkin gadis itu punya kekuatan keluar dari kamarnya setelah pertempuran panas yang mereka lakukan. Bahkan beberapa wanita yang pernah menghabiskan malam bersama dengannya tidak ada yang mampu berjalan lebih dari tiga langkah.

Enggan memikirkan hal itu, Zayn malah lebih tertarik dengan kenyataan bahwa gadis itu bisa saja hamil. Apa yang akan orang tuanya katakan? Apa mereka akan memaksa Deby membunuh bayinya atau malah memintanya untuk bertanggung jawab.

Zayn tersenyum tipis. Ia tidak sabar melihat reaksi orang tuanya. Tapi senyum itu hilang karena tiba-tiba saja pikiran bahwa Deby bisa saja tidak hamil melintas di kepalanya.

Zayn mengepalkan tangannya lalu melirik ke arah pintu.

'Itu berarti ia harus kembali meniduri Deby hingga ia yakin bahwa gadis itu hamil'

***

Deby yang baru saja memasuki kamarnya bergegas berjalan menuju kamar mandi. Tak ia hiraukan rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya terutama bagian bawahnya.

Deby langsung duduk di lantai saat kedua kakinya goyah tak memiliki tenaga lagi untuk berdiri.

"Hik"

Deby menutup mulutnya erat saat sebuah isakan keluar dari bibir mungilnya.

"Hikss Ibuu." Isak Deby lirih dengan air mata yang berlinang.

Kenapa tuan muda tega melakukan itu padanya? Padahal ia hanya seorang pelajar yang berharap bisa mencapai cita-citanya.

Zayn's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang