🍁19

106K 5.2K 226
                                    

Happy Reading!


Widura memasuki kamar kemudian langsung menarik tangan suaminya untuk bicara.

"Ada apa mah?" Tanya Baskoro heran.

Widura menghela napas lalu menggeleng."Nggak bisa begini pah, kita harus segera bawa Deby kembali tinggal bersama kita." Ucap Widura membuat Baskoro mengernyit.

"Bukannya Deby menghilang. Lagipula ada Selvia yang juga sedang  mengandung cucu kita." Ucap Baskoro yang tak tahu apapun.

Widura segera menggeleng."Anak yang dikandung Selvia bukan cucu kita pah." Ucap Widura memberitahu membuat Baskoro melotot kaget.

"Mama tahu dari mana?" Tanya Baskoro cepat.

"Zayn sendiri yang bilang, pah." Ucap Widura membuat Baskoro terkekeh.

"Lalu mama percaya begitu saja? Lagipula kalau bukan anak Zayn lalu anak siapa yang dikandung Selvia." Tanya Baskoro membuat Widura terdiam. Benar juga, kalau bukan anak Zayn lalu anak siapa.

"Apa Zayn berbohong agar kita menerima Deby?" Tanya Widura membuat Baskoro mengangguk.

"Mungkin saja, mah. Lagipula dari awal Zayn tidak menyukai Selvia." Ucap Baskoro lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Mendengar perkataan suaminya membuat Widura kembali berpikir. "Zayn tidak menyukai Selvia." Gumam Widura pelan. Kalimat itu saja sudah membuktikan bahwa Zayn tidak mungkin menghamili Selvia saat ia bahkan tidak merasa tertarik.

"Menurut mama, Zayn berkata jujur pah. Anak yang dikandung Selvia bukanlah cucu kita." Ucap Widura membuat Baskoro bangun lalu menatap istrinya.

"Mama yakin?"

Widura mengangguk. "Papa bisa minta orang periksa hotel tempat Zayn dan Selvia menginap?" Pinta Widura membuat Baskoro mengangguk lalu segera mengambil ponselnya.

Sementara suaminya menelpon, Widura keluar dari kamar untuk menemui Selvia.

Widura menuju dapur setelah seorang pelayan memberitahu bahwa Selvia ada di dapur.

"Eh mah." Sapa Selvia setelah melihat mama mertuanya.

"Apa kau lapar? Mau makan sesuatu?" Tanya Widura ramah.

Selvia menggeleng."Selvia nggak boleh makan terlalu banyak, mah. takut gemuk." Ucap Selvia membuat Widura mengangguk saja. Lagipula bukan itu tujuannya menemui Selvia.

"Apa kau masih ingin liburan?" Tanya Widura membuat Selvia mengangguk antusias.

"Iya, mah. Selvia mau pergi ke Paris." Ucap Selvia cepat.

Widura mengangguk lalu mengeluarkan sebuah kartu dan tiket penerbangan.

"Mama sudah beli tiket penerbangannya, dan ini ada kartu yang bisa digunakan sepuasnya selama kamu di sana." Ucap Widura membuat Selvia mengambil tiket dan kartu itu dengan mata berbinar.

"Wahh mah, Selvia pikir mama bercanda tapi ternyata beneran." Ucap Selvia semangat.

Widura mengangguk."Sebaiknya kamu siap-siap. Soalnya penerbangannya besok jam 9 pagi." Ucap Widura membuat Selvia segera berlalu menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Widura menghela napas lalu kembali ke kamarnya.

"Bagaimana, pah?" Tanya Widura penasaran.

Baskoro menatap istrinya lalu mengangguk."Mama benar. Sepertinya Zayn meminta orang lain tidur bersama Selvia malam itu." Ucap Baskoro membuat Widura mengangguk pelan. Setidaknya ia tidak terkejut lagi.

Zayn's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang