🍁16

114K 5K 356
                                    

Happy Reading!

Deby menatap ke arah luar melalui jendela kamarnya. Sesekali ia menghela napas lalu menggeleng pelan. Sudah satu minggu berlalu, dan tuan Zayn tidak datang juga. Mana janjinya yang akan sering berkunjung.

"Nyonya, silahkan makan dulu."

Deby menoleh lalu berjalan menuju meja kecil yang ada di sudut kamar. Beberapa hari ini ia memang lebih suka makan di kamar.

Tanpa kata lagi, Deby mulai melahap sarapannya kemudian setelah selesai ia segera meminum susu hamilnya.

"Sudah." Lapor Deby lalu berdiri membiarkan pelayan membersihkan bekas makannya.

"Apa nyonya membutuhkan hal lain?" Tanya pelayan itu sebelum pergi.

Deby menggeleng lalu segera menaiki tempat tidur. Kerjaannya sekarang hanya makan dan tidur, benar-benar sangat membosankan.

"Huekk." Deby segera turun lalu berlari menuju kamar mandi. Selalu seperti ini, ia akan memuntahkan sarapan yang baru saja ia makan.

Deby keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat dan tubuh yang lemas. Meski tinggal bersama banyak orang, nyatanya tidak ada satupun yang tahu keadaannya. Para pelayan akan pergi setelah melakukan tugas mereka.

"Hah."Deby menghempaskan tubuhnya di atas kasur lalu menarik selimut. Tiba-tiba saja tubuhnya menggigil kedinginan.

"Shh ibuuu" Gumam Deby sembari mencengkram selimutnya erat. Matanya terpejam dengan posisi tubuh yang meringkuk seperti bayi dalam kandungan.

***

W

idura menatap cemas ke arah dokter yang memeriksa menantunya. Sedang Zayn hanya duduk tenang di sofa di sudut kamarnya.

"Bagaimana dokter?" Tanya Widura sesaat setelah dokter selesai memeriksa Selvia.

"Tidak ada yang salah bu, saya sarankan kalian menggunakan tespeck untuk memastikannya."

"Maksud dokter, menantu saya mungkin hamil?" tanya Widura semangat.

"Betul." Jawab dokter.

Widura langsung bersorak senang lalu memeluk Selvia yang masih berbaring."Kau dengar itu nak. Kau hamil, kau sedang mengandung cucuku." ucap Widura bahagia.

Selvia tersenyum." Iya mah. Selvia senang sekali dan Zayn pasti juga senang." Ucap Selvia sambil melirik Zayn yang hanya diam menatap ke arahnya.

Widura mengangguk lalu mengelus perut Selvia."Pasti. Zayn pasti sangat bahagia." ucap Widura lalu segera berdiri.

"Lebih baik kita langsung ke rumah sakit untuk periksa." Ucap Widura lalu menatap Zayn.

"Bersiaplah nak, kita ke rumah sakit memeriksa bayi kalian." ucap Widura membuat Zayn berdecak. Hari ini ia berniat mengunjungi Deby, tapi saat ingin pergi Selvia malah pingsan dan mengacaukan rencananya.

"Tidak mah, Zayn harus ke kantor."

"Ini hari minggu Zayn. Ayolah temani aku." Pinta Selvia memelas membuat Widura menatap putranya itu.

"Selvia benar. Lagipula sebagai calon ayah kau harus selalu siaga di samping istrimu." Ucap Widura lalu berjalan keluar kamar untuk bersiap.

Sedang Zayn langsung berdiri lalu mengambil kunci mobilnya.

"Zayn, setidaknya tolong aku mengganti pakaian." Ucap Selvia sebelum Zayn keluar dari kamar.

"Apa kau lumpuh?" Tanya Zayn datar membuat Selvia tersenyum penuh kemenangan.

Zayn's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang