🍁6

161K 6.2K 170
                                    

Happy Reading!

"Tu..tuan kita mau ke mana?" Tanya Deby pelan saat mobil yang dikemudikan Zayn melewati gerbang rumah.

Zayn melirik Deby namun tidak mengatakan apapun. Lagipula gadis itu akan tahu nanti saat mereka tiba di tempat tujuan.

"Tuan, saya harus pulang" Ucap Deby membuat Zayn menghela napas.

"Diamlah! Atau aku akan menidurimu sekarang juga."ancam Zayn kasar membuat Deby terdiam tanpa berani mengatakan apapun lagi.

Setelah menyetir selama dua jam, mobil yang dikemudikan Zayn akhirnya memasuki sebuah halaman yang cukup luas.

Zayn turun lebih dulu kemudian membukakan pintu untuk Deby.

"Turunlah!" Titah Zayn membuat Deby menurut.

"Tuan kita ada di mana?" Tanya Deby pelan.

"Di rumahku." Sahut Zayn lalu menggandeng lengan Deby memasuki rumah yang ia beli tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Zayn mengajak Deby memasuki kamarnya di lantai satu.

"Istirahatlah! aku akan siapkan makanan."

Setelah mengatakan hal itu, Zayn langsung berlalu keluar dari kamar. Sedang Deby hanya bisa pasrah dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur hingga tanpa sadar ia benar-benar tertidur.

Satu jam berlalu, Zayn memasuki kamar dengan sebuah nampan di tangannya.

"Dia tidur." Gumam Zayn lalu meletakkan hasil masakannya di atas meja.

Tanpa basa basi lagi, Zayn segera menghubungi temannya yang akan membantunya memastikan kehamilan Deby.

Zayn membuka pintu dan mempersilakan temannya masuk.

"Wahh dia masih sangat muda."

Zayn mengangguk saja.

"Cepat lakukan tugasmu!" Titah Zayn tak sabaran.

"Baiklah." Ucap Arnold kemudian mengeluarkan sebuah suntikan dari tas dokternya.

"Dia pasti akan hamil dan pastikan setelah ini kalian kembali melakukannya."

Zayn mengangguk tanda mengerti lalu mengantar Arnold ke depan pintu.

"Berjuanglah!" Ucap Arnold membuat Zayn mendecih lalu menutup pintu dengan kasar.

Zayn melangkah memasuki kamarnya dan ternyata Deby sudah bangun.

"Ada apa?" Tanya Zayn khawatir.

"Perut saya sakit tuan" Adu Deby membuat Zayn mengangguk tanda mengerti, itu mungkin efek suntikan yang diberikan Arnold.

"Mungkin karena kau lapar. Lihat! Aku sudah menyiapkan makanan." Ucap Zayn mengambilkan makanan untuk Deby.

"Tuan, saya tidak mau makan. Saya mau pulang, ibu pasti.."

"Setelah makan baru kita pulang." Potong Zayn cepat membuat Deby mengangguk lalu segera memakan makanannya.

"Tuan, saya sudah selesai makan." Adu Deby membuat Zayn mengangguk lalu merapikan semua piring kotor.

"Sekarang mandilah, setelah itu kita langsung pulang."

Deby langsung berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi.

Zayn menatap punggung Deby yang menghilang setelah pintu kamar mandi ditutup.

'Dia sangat penurut' Batin Zayn takjub.

***

Zayn mengemudikan mobilnya dengan santai sedang Deby hanya bisa meremas jemarinya tak tenang. Ini sudah malam, dan ia belum pulang. Ibunya pasti sangat khawatir.

Zayn's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang