🍁9

136K 5.1K 372
                                    

Happy Reading!

Zayn menyelinap ke bangunan belakang lalu memasuki kamar Deby, ia sudah memastikan bahwa Asih tidak akan kembali ke kamar. Bisa Zayn lihat jika gadis itu kaget akan kedatangannya. Tapi bukan sambutan hangat yang Zayn terima, gadis itu malah menatapnya tajam lalu memalingkan wajahnya.

Zayn melangkah mendekati Deby lalu bergerak ingin mencium Deby tapi gadis itu malah menghindar.

"Tuan mau apa ke sini? Bukankah tuan mau menikah besok." Ucap Deby sinis membuat Zayn terkekeh. Gadis kecilnya sedang cemburu rupanya.

Zayn menarik tubuh Deby kepelukannya dengan sedikit memaksa karena Deby memberikan perlawanan.

"Aku merindukanmu,

Dan anak kita." Lanjut Zayn dalam hati.

Deby menggeleng lalu mendorong tubuh Zayn keras hingga pelukan lengan pria itu pada tubuhnya terlepas. Deby buru-buru menjauh.

"Tolong tinggalkan kamar saya tuan, saya tidak mau melihat tuan lagi." Ucap Deby sambil menunduk membuat Zayn menghela napas.

Deby pasti merajuk karena pernikahannya besok ditambah kondisi kehamilan yang membuatnya semakin sensetif.

"Dengar! Saya tidak akan menikahi Selvia besok." Ucap Zayn membuat Deby mendongak.

"Benarkah tuan? Tapi kenapa?"

Zayn tersenyum lalu mendekati tubuh Deby."Karena kamu. Karena saya mencintai wanita yang kini berdiri dihadapan saya."

Deby melotot."Tuan menyukai saya?" Tanya Deby tak percaya.

Zayn mengangguk lalu memeluk tubuh Deby."Iya. Saya menyukai kamu." Ucap Zayn lalu mengurai pelukannya.

Cupp

Zayn mengecup kening Deby lembut. "Besok memang akan ada pernikahan tapi bukan antara saya dan Selvia." Ucap Zayn membuat Deby menatap tuannya itu.

Zayn mengelus kepala Deby penuh sayang."Besok akan menjadi hari pernikahan kita." Ucap Zayn membuat Deby menggeleng pelan.

"Bagaimana? Bagaimana mungkin tuan. Saya hanya anak pemban.."

"Sussshh diamlah!" Potong Zayn lalu menggandeng lengan Deby menuju tempat tidur.

"Istirahatlah dan jangan pikirkan apapun. Saya janji besok kita akan menikah." ucap Zayn yang membantu Deby berbaring.

"Tuan tidak bohongkan?" Tanya Deby lagi.

Zayn mengangguk lalu menyelimuti tubuh Deby."Saya tidak berbohong. Sekarang tidurlah!"

Deby mengangguk lalu memejamkan matanya. Sedang Zayn langsung melangkah keluar dari kamar.

***

"Zayn, apa kau sudah selesai bersiap?"

Teriakan Widura dari luar kamarnya membuat Zayn segera melangkah membuka pintu.

Ceklek..

"Wow putra mama sangat tampan." puji Widura tapi Zayn hanya mengangguk singkat.

"Ayo!" Ajak widura membuat Zayn menurut dan melangkah mengikuti ibunya.

Di lantai bawah, semua orang sudah berkumpul baik itu keluarganya maupun para pekerja di rumah.

Zayn duduk di sofa dan melirik Deby yang sedang berdiri di belakang pekerja lain.

Widura tersenyum hangat lalu tak sengaja matanya menangkap arah pandang Zayn. Senyum Widura langsung luntur tergantikan wajah tidak nyaman.

"Ada apa, mah?"Tanya Baskoro.

Zayn's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang