Chap 8

1.7K 106 0
                                    

•••

🔞 🔞 🔞

Taehyung hendak beranjak dari tempatnya dan bergegas kembali keruangannya untuk bertemu pria cantiknya jika saja ayahnya tidak memanggilnya.

"Taehyung."

Taehyung menoleh pada ayahnya yang terlihat tengah menatapnya dari ujung meja. Di ruang rapat ini hanya mereka berdua yang tersisa karena seluruh anggota dewan yang menghadiri rapat hari ini telah keluar sesaat rapat dinyatakan selesai.

"Ya, ayah?" Tanya Taehyung seraya berjalan mendekat menuju pimpinan Kim.

"Siapa yang meneleponmu tadi? Ada hal penting apa sampai kau keluar begitu saja demi mengangkat panggilan itu dan kembali dengan tidak fokus, jangan kira ayah tidak tahu betapa tidak konsentrasinya dirimu selama rapat tadi."

Taehyung menelan ludahnya gugup. Ternyata ayahnya sedari tadi memperhatikannya.

"Oh itu...Jihoon memintaku untuk membawa roti lapis kesukaan Yeonjun saat pulang kerja." Jawab Taehyung bohong.

Pimpinan Kim terlihat melunak, tidak sedingin tadi. Pria paruh baya itu kembali berkata.

"Ah, begitu. Rasanya sudah lama sekali tidak melihat menantu dan cucuku, ibumu juga pasti sangat merindukan mereka. Bagaimana jika makan malam bersama dirumah besok?"

Taehyung bernafas lega.

"Baiklah, besok aku akan membawa mereka kerumah."

Ayah Taehyung mengangguk membuat Taehyung bernafas dengan lega.





"Taehyung!" Panggil Jimin begitu Taehyung kembali ke ruangannya.

Taehyung dapat melihat betapa kacaunya Jimin. Rambutnya berantakan dan pakaian pria cantik itu berserakan di lantai. Sebuah dildo masih berada di dalam lubang Jimin yang dipenuhi cairan kenikmatan di sekelilingnya. Taehyung tersenyum puas melihat keadaan pria simpanannya yang berantakan, karena itu berarti Hwasa berhasil melakukan tugasnya dengan baik.

"Kerja bagus, Hwasa. Sekarang tinggalkan kami berdua." Titah Taehyung pada sekretarisnya yang terlihat berdiri disamping Jimin.

Taehyung berjalan mendekat menuju Jimin sesaat setelah Hwasa keluar dari ruangannya. Taehyung mengembangkan senyum kotak khasnya, ia merasa sangat puas.

"Tae..." Panggil Jimin sedikit gemetar. Gelombang kenikmatan yang baru saja melandanya beberapa menit yang lalu membuatnya lemas.

"A....aku..."

"Sssttt..." Taehyung menaruh jari telunjuknya pada bibir Jimin, menyuruh pria cantik itu untuk tidak mengeluarkan satu patah katapun.

"Tenang sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu." Ucap Taehyung.

"Ahhh, Tae nghhhh..." Desah Jimin ketika Taehyung tiba-tiba memilin salah satu putingnya dengan jemarinya yang dingin. Gairah itu seketika kembali memuncak dalam diri Jimin meskipun fisiknya lelah.

"Ya, sayang?" Tanya Taehyung sambil berbisik di telinga Jimin, menimbulkan rasa geli yang menggelitik di sekujur tubuhnya.

"Mari kita bersenang-senang sekarang." Ucapnya lagi sembari menekan tombol getar pada dildo tanpa sepengetahuan Jimin.

Jimin mendesah seperti orang gila ketika tombol itu dinyalakan secara tiba-tiba. Lubang analnya terasa teraduk, menyebarkan sensasi geli dan nikmat secara bersamaan.

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang