Chap 12

1.5K 120 1
                                    

•••

"Selamat anda hamil." Ucapan dokter tadi siang tengiang-ngiang trus di telinga pria cantik itu. Ia tahu kalo ia sedang mengandung anak dari Kim Taehyung, tidak bisa ia bohongi kalo di sisi hati kecilnya ia merasa bahagia tapi disisi hati yang lainnya dia merasa khawatir.

Jimin berada di teras balkon apartemen milik Taehyung, menikmati senja yang sebentar lagi akan berganti malam. Jimin tentunya gelisah sekarang memikirkan semuanya, bagaimana dia akan mengatakan kepada Taehyung kalo dia sedang hamil dan meminta Taehyung bertanggung jawab atas dirinya dan anak yang di kandungnya. Tapi Jimin sadar, dia siapa. Dia hanya jalang simpanan seorang Kim Taehyung yang faktanya telah mempunyai istri serta anak, Jimin tidak sejahat itu untuk merusak rumah tangga orang lain. Dan dia tahu rasanya tidak punya orangtua yang menemaninya dari kecil hingga sebesar sekarang.

Pria cantik itu lalu merosot terduduk. Menutup wajahnya dengan tangannya, menumpahkan semua air matanya. Di satu sisi dia tidak ingin merusak rumah tangga orang lain tapi, di sisi lain anaknya butuh seorang ayah. Ia memang seorang jalang tp, dia mau anaknya punya masa depan yang baik jangan seperti dirinya.

"Hiks...hiks...kenapa aku harus mengalami ini semua." Gumam Jimin di tengah tangisannya.




Taehyung baru saja turun dari mobil mewahnya di basemant apartemennya, ia lalu menuju lift dan menekan tombol 13 lantai apartemen miliknya.

Ting...

Pintu lift terbuka, pria tampan itu segera menuju ke arah pintu apartemennya, menekan password lalu pintu terbuka. Ia langsung menuju ke kamarnya dan melihat Jimin telah tertidur dengan damai. Ia lalu mendekatinya dan menatap wajah polos Jimin.

"Kenapa kau seperti malaikat saat tertidur Jimin." Ucap Taehyung tiba-tiba. Ia melihat jam sudah pukul 11:45 malam.

"Pantas saja dia sudah tertidur." Ucap Taehyung lagi, pria cantik itu jadi terbiasa tidur cepat semenjak tinggal bersama Taehyung. Ia lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, mengganti pakaiannya dan menyusul Jimin ke alam mimpi.






Sinar matahari mengintip malu-malu lewat jendela seakan menggoda pria cantik yang masih memejamkan matanya untuk segera terbangun dari mimpinya.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat mata Jimin terbuka lebar dan melihat ke arah kamar mandi, ia menemukan Taehyung yang baru saja keluar. Pria tampan itu hanya melihat sekilas ke arah Jimin lalu berjalan ke arah ruang ganti pakaiannya yang berada di sudut kamar. Jimin menghembuskan nafasnya, Taehyung sangat berubah tidak perhatian dan semanis kemarin-kemarin.

"Tae sarapan dulu aku sudah membuat dua sandwich untuk kita dan kopi untukmu." Ucap Jimin yang berada di dekat meja makan.

"Kau makan saja, aku akan sarapan di kantor. Aku buru-buru ada meeting penting di kantor." Ucap Taehyung ketus. Jimin menunduk diam tidak tahu harus berkata apa.

"Baiklah Tae." Ucap Jimin, ia melihat Taehyung melangkahkan kakinya menuju pintu keluar apartemennya, dia memberanikan diri menghentikan langkah kaki Taehyung.

"Tu...tunggu." Ucap Jimin, Taehyung berhenti dan berbalik menatap Jimin datar.

"Kemarin aku ke dokter dan dokter mengatakan kalo a...aku hamil." Ucap Jimin.

Taehyung lalu mendekat ke arah Jimin.

"Kalau kau memang hamil anakku, memangnya kenapa? Apa kau baru saja ingin meminta aku untuk bertanggung jawab Jimin. Gugurkan saja, aku tidak mau punya anak dari jalang sepertimu." Ucap Taehyung.

Jimin mulai merasakan matanya memanas dan pada saat itu juga air matanya mengalir menuruni pipinya, sekarang hatinya sangat sakit tidak menyangka kalau pria yang berhasil memiliki hatinya itu menyuruhnya menggugurkan darah dagingnya sendiri.

"Besok aku akan mengantarmu pulang ke tempatmu dan berapa banyak uang yang kau mau? Aku akan berikan. Tapi, ingat Jimin jangan pernah berharap lebih soal aku akan bertanggung jawab. Aku hanya menyukai tubuhmu, kau hanya pemuas nafsuku." Ucapnya lagi.

Taehyung kemudian pergi meninggalkan Jimin yang terduduk sambil menangis dengan perasaan yang sangat hancur. Kenapa ia bisa sehancur ini karena pria bermarga Kim itu, pria yang telah berhasil mengambil hatinya sekaligus mematahkan hatinya. Ia memegang dadanya yang terasa ngilu, apakah ini karma dari perbuatannya selama ini. Jimin hanya bisa menangis meraung, menyalahkan dirinya sendiri atas semua kejadian di hidupnya.





Jimin berjalan menyusuri jalan dekat apartemen milik Taehyung menuju halte bus. Ia sudah memutuskan untuk meninggalkan apartemen milik pria itu, ia tidak mau semakin sakit karna mendengar pria itu menyuruhnya menggugurkan kandungannya. Jimin tidak mau mengorbankan hasil cintanya bersama Taehyung, biarkan ia menanggung semuanya.

Ia berjalan cukup jauh lalu menemukan halte bus tidak jauh dari tempatnya sekarang, setelah itu dia mendaratkan bokongnya dan mengelap keringatnya.

"Apakah baby capek di dalam situ?" Tanya Jimin mengelus perutnya. Dia sekarang bingung harus mencari tempat tinggal dimana untung uang dan perhiasan yang dibelikan Taehyung tempo hari masih ada, bisa ia pakai menyewa apartemen sederhana.

Dia harus berhemat untuk biaya melahirkannya nanti, ia tiba-tiba teringat dorm tempatnya bekerja. Tidak mungkin ia kembali ke tempat itu lagi dalam keadaan hamil seperti ini.

Jimin ingin memulai awal yang lebih baik bersama anaknya nanti. Biarkan ia menjadi orangtua tunggal untuk anak yang ia kandung.

"Aku menyayangimu baby." Ucap Jimin sambil mengelus perutnya yang masih rata.












































Thanks for voment😊😘💜🌈

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang