Chap 17

1.6K 114 0
                                    

•••

"Kau sudah pulang Tae?" Ucap Jihoon.

Jihoon terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara pintu utama yang terbuka. Dalam selang waktu yang tidak terlalu lama, ia sudah mendapati Taehyung masuk ke dalam kamarnya dengan keadaan yang tak seperti biasanya.

Tanpa diberitahu, Jihoon sudah mampu melihat sendiri. Kalau suaminya kini, sedang dalam kondisi mabuk. Hal yang sudah beberapa bulan tidak dilakukan oleh Taehyung.

"Ada apa, kenapa kau tidak menghubungiku dan pulang dalam keadaan mabuk berat begini?" Tanya Jihoon.

Tangan halus Jihoon memegang pipi kanan Taehyung, membelainya penuh sayang. Sapaan yang terkadang mampu menghangatkan Taehyung.

Tapi kini, segalanya jelas terasa semakin berbeda dan dingin untuk dirasakan oleh Taehyung. Tak ada nyaman-nyamannya dan sama sekali tak ada ketenangan yang mampu dia rasakan.

Tubuh Taehyung langsung merespon dengan desiran panas, hatinya yang kini terluka karna kehilangan Jimin dan tak tau pria cantik itu kemana. Akal sehatnya yang terganggu oleh rasa mabuk.

Maka dengan sekali sentak, tangan kecil milik Jihoon terlempar dari pipi Taehyung. Membuat Jihoon kaget bukan main.

Belum sempat Jihoon mengatakan apapun, Taehyung sudah membanting pintu dan membawa Jihoon naik ke atas ranjang, dengan kedua tangan Taehyung yang memerangkap posesif. Lalu ia mencium bibir Jihoon dengan gerakan terburu-buru, tak peduli jika akhirnya Jihoon akan terluka. Juga menulikan telinganya mendengar rintihan kecil yang keluar dari bibir istrinya, meminta suaminya untuk berhenti menciumnya dengan sangat kasar. Jihoon tidak menyukainya.

"Tae, akhmphh..." Taehyung menelusupkan tangannya pada piyama tidur yang sedang Jihoon kenakan, memelintir putingnya dengan terus mencium asal bibir Jihoon tanpa ampun.

"Hentikamphh.." Ucap Jihoon kesusahan.

Jihoon tak kuaasa untuk tidak menangis, karena semakin dirinya mencoba menghentikan perbuatan kasar Taehyung, suaminya itu justru semakin menambah kekuatan untuk menyerangnya.

"Buka bajumu!" Perintah Taehyung.

Taehyung menghentikan ciuman hanya untuk mengatakan itu.

Jihoon menggeleng-gelengkan kepalanya, ia meneteskan air matanya dan menutupi area sekitar dadanya dengan kedua tangannya. Tak mau, ia tidak mau jika harus melayani Taehyung dalam keadaan seperti ini. Karena pasti hanya rasa sakit yang ia rasakan nantinya.

"Aku bilang buka Jihoon!" Taehyung membentak dengan suara keras, menghantamkan satu kepalan tangannya pada sisi ranjang sebelah kanan Jihoon. Taehyung tidak sabar.

"Jangan Tae, aku moh...akh!" Jihoon menjerit saat piyamanya di tarik paksa oleh Taehyung hingga terlepas. Ia terisak saat tangan Taehyung kembali melepas celana serta dalamannya.

Taehyung pun ikut membuka semua pakaiannya, hingga mereka berdua full naked sekarang.

"Akhh!" Jihoon memekik menahan sakit.

Taehyung lalu membuka kedua kaki Jihoon, menekuk sampai kesamping dada, kemudian tanpa aba-aba langsung memasukkan ujung penis tegangnya pada lubang kering yang sama sekali belum siap untuk di gagahi. Taehyung menggeram, terus mendorong penisnya untuk masuk.

"Mengangkang yang lebar." Taehyung meludahi lubang Jihoon dengan air liurnya dan berusaha memasukkan kembali penisnya, menahankedua paha Jihoon agar tak bergerak, untuk memudahkan penyatuan di antara mereka.

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang