•••
"Aku ingin berpisah darimu, aku sudah tidak tahan bersamamu lagi." Ucap Jihoon dengan mantap, ya Jihoon sudah tidak tahan lagi menjadi istri pria tampan itu. Walaupun disini dia juga yang bersalah karena kebohongannya, tetapi apalah dayanya dulu untuk menolak perjodohan antara kedua orang tua mereka, dia ingin mencintai Taehyung seutuhnya tetapi pria itu tidak akan pernah mencintai dia seutuhnya. Contohnya ia masih sering bermain dengan jalang di luar sana dan terakhir waktu mereka bercinta adalah Taehyung menyebut nama seseorang saat pelepasannya ingin datang.
Cukup ini sudah cukup, Jihoon sudah tidak tahan dan tidak sabar lagi ingin mengatakan sesuatu kepada Taehyung kalo Yeonjun bukanlah anak kandungnya.
"Hahaha, kau ingin berpisah? Silahkan, pergilah yang jauh Jihoon tapi jangan bawa Yeonjun, dia anakku." Ucap Taehyung tertawa lalu mengubah wajahnya menjadi datar.
"Cih...apa kau bilang, anakmu? Di dalam mimpimu. Yeonjun anakku bersama kekasihku 9 tahun yang lalu, aku hamil sebelum menikah denganmu." Ucap Jihoon sambil tersenyum meremehkan.
Taehyung mengepalkan tangannya sangat erat, ia mengebrak meja yang ada di depannya, dia ingin sekali memukul istrinya itu. Apa yang dia katakan tadi? Yeonjun bukanlah darah dagingnya. apa-apaan ini, hidupnya sangat rumit. Jadi selama ini dia sudah dibohongi selama bertahun-tahun oleh istrinya sendiri. Matanya menatap tajam ke arah Jihoon membuat Jihoon menelan air liurnya karna merasa aura Taehyung sangat berbeda.
"Jadi selama ini kau membohongiku Jihoon?" Tanya Taehyung sambil berjalan ke arah istrinya.
"I...i...iya Taehyung, dia anakku bersama Daniel kekasihku." Ucap Jihoon gugup.
"Kau sangat keterlaluan Jihoon, kenapa kau sampai membohongiku selama bertahun-tahun?" Tanya Taehyung sambil berteriak, dia sangat marah dan kecewa. Marah karna kenapa seakan dunia mempermainkannya, di satu sisi istrinya sendiri membohonginya selama bertahun-tahun, dia kira Yeonjun memang anak kandungnya sendiri tapi nyatanya tidak, dan di satu sisi ada seseorang yang telah hamil darah dagingnya tapi, ia mencampakkannya dan menghinanya.
"Maafkan aku Taehyung, ini sudah saatnya kau tahu yang sebenarnya, aku juga ingin bahagia bersama orang yang mencintaiku dan kurasa inilah saatnya. Aku akan mengirim surat cerai kita lalu aku akan ke luar negeri bersama Daniel dan Yeonjun." Ucap Jihoon lalu pergi meninggalkan Taehyung di dalam ruangan kantornya. Sedikit tidak tega melihat Taehyung yang menangis seperti itu, baru kali ini dia melihat Taehyung seperti itu. Tapi Jihoon tidak akan berubah pikiran, dia sudah berjanji kepada Daniel. Kekasihnya yang telah menunggunya selama ini.
Taehyung lalu menangisi keadaannya sekarang. Bukan karna Jihoon meninggalkannya dan membohonginya tetapi bagaimana dunia sangat mempermainkan hidupnya. Apakah semua ini adalah balasan atas sikapnya kepada Jimin. Kenapa ia lebih merasa sakit hati di tinggalkan Jimin daripada Jihoon yang telah membohonginya selama bertahun-tahun.
"Hiks...hiks... maafkan aku Jimin."
•
Beberapa hari kemudian...
"Aku akan pulang lebih cepat hari ini dan mengantarmu memeriksakan kandunganmu sayang." Ucap Jungkook mengecup dahi, kedua mata dan bibir Jimin, ia lalu bergegas keluar apartemen menuju kantornya karena ada rapat yang penting pagi ini. Jadi dia agak buru-buru.
"Hati-hati Kookie." Ucap Jimin mencium bibir tipis milik Jungkook. Setelah itu Jungkook pergi dan meninggalkan Jimin sendirian. Jimin hendak berdiri ke dapur, tapi ia melihat ada berkas di atas meja makan di dekat tempat duduk Jungkook tadi.
"Sepertinya Jungkook meninggalkan berkas ini karena terburu-buru." Ucap Jimin.
"Aku akan mengantarnya saja ke kantornya, ini pasti berkas penting karna tadi dia bilang ada rapat penting."
Jimin berjalan ke kamarnya untuk bersiap menuju kantor calon suaminya itu. Semenjak dia dan Jungkook akan menikah, rasanya Jimin bahagia berkali-kali lipat. Dia juga mencintai pria bergigi kelinci itu.
•
Jimin sudah sampai tepat di depan kantor milik Jungkook, Jimin tidak menyangka kalo kantor milik calon suaminya itu sangat megah dan tinggi. Ia memasuki kantor tersebut dan berjalan menuju meja resepsionis dan bertanya di mana ruangan Jungkook.
"Selamat siang nyonya, ada yang bisa saya bantu." Tanya resepsionis.
"Umm...aku laki-laki nona, ohh iya dimana ruangan Jeon Jungkook. Bisakah kau memberitahuku." Ucap Jimin sambil tersenyum karna ia di panggil nyonya padahal ia laki-laki.
"Apakah tuan sudah buat janji, karena Pak Jungkook sedang rapat penting di atas."
"Aku belum buat janji karena aku mengantarkan berkas yang tadi ketinggalan dirumah." Ucap Jimin
"Kalo boleh tau nama tuan siapa nanti saya akan menelepon ke sekretarisnya." Heran resepsionis karna kata pria mungil itu berkas itu ketinggalan dirumah, setaunya bosnya itu anak tunggal dan belum menikah.
"Aku Park Jimin, calon istrinya nona." Ucap Jimin sambil tersenyum dan dapat ia lihat wajah wanita itu bengong sesaat lalu dengan cepat dia mengantar Jimin menuju lift dan memberitahunya dimana ruangan Jungkook.
"Maafkan aku tuan, aku tidak tahu kalo Pak Jungkook sudah memiliki calon istri secantik anda." Ucap wanita itu.
"Tidak apa-apa, terima kasih."
Jimin masuk ke dalam lift dan ingin menekan tombol lantai yang ada di sebelah kanannya, tetapi seseorang dengan cepat menahan pintu lift dengan kakinya dan langsung masuk dengan terburu-buru.
"Maafkan saya, saya sedang buru-buru."
Jimin terdiam ditempatnya, suara itu. Suara yang sangat familiar di telinganya, ia sangat mengenali suara itu. Lalu sepersekian detik ia berbalik dan melihat ke sebelah kirinya dan seakan waktu terhenti tiba-tiba, jantungnya berdegup dengan kencang.
"Ta...ta...Taehyung."
Pengen di pangku juga...
Thanks for voment😊😘💜🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dancer [END]
FanfictionAbout Jimin and his choices... Mature content 18+ Bxb Park Jimin Kim Taehyung Jeon Jungkook