Chap 19

1.6K 125 4
                                    

•••

"Sungguh kau tidak tahu kalo Jimin ada dimana, Seulgi?"

"Astaga tuan, bagaimana aku tahu. Aku tidak mungkin menyembunyikan dia disini. Terakhir aku melihatnya malam itu, kau membawanya bersamamu meninggalkan club ini." Ucap Seulgi dengan nada jengkelnya di hadapan Taehyung.

"Dia kabur dari apartemenku sebulan setelah tinggal bersamaku." Ucap taehyung membuat Seulgi membolakan matanya tidak percaya, bagaimana bisa anak asuhnya yang sudah pro itu tidak profesional dengan pekerjaannya.

Seulgi lalu bertanya kepada pria tampan itu.

"Tidak mungkin dia kabur kalo tidak ada sebabnya tuan, aku tau Jimin seperti apa dalam bekerja. Dia sudah tinggal bersamaku dari umurnya 10 tahun, aku mendidiknya menjadi seorang yang pro dalam bekerja. Jadi apa yang telah kau lakukan tuan sampai Jimin kabur dari apartemenmu?" Tanya Seulgi penasaran.

"Itu bukan urusanmu, aku kesini mencarinya bukan ingin bercerita tentang ini itu denganmu." Ucap Taehyung lalu pergi meninggalkan Seulgi dan club itu. Wanita itu hanya menatap kepergian Taehyung, dia bertanya-tanya dalam hatinya kemana Jimim pergi, kenapa dia tidak pulang kesini saja. Seulgi heran karena baru pertama kali mendapati Jimin seperti ini, biasanya setelah ia lama tinggal dengan pria-pria yang menyewanya. Ia akan langsung pulang ke dorm di belakang club ini. Seulgi hany menghela napas panjang.

"Hahh...semoga kau baik-baik saja di luar sana Jimin, dunia memang sangat tak terduga kadang baik dan sebaliknya."







Setelah melalui perjalanan yang tidak terlalu lama, akhirnya kedua pria yang berbeda ukuran itu sampai di rumah yang sangat mewah milik orangtua Jungkook. Jungkook lalu turun dan sedikit berlari ke arah samping untuk membukakan pintu mobil untuk Jimin.

Jimin tidak bisa untuk tidak kagum dengan rumah ini, interior nya yang sangat mewah dengan detail-detail ukiran khas rumah mewah, mereka memasuki pintu utama dan disambut oleh pelayan rumah ini.

"Selamat datang tuan." Ucap pelayan itu.

"Dimana Ayah dan ibuku, bi?" Tanya Jungkook.

"Mereka telah menunggu tuan di ruang makan, silahkan." Ucap pelayan.

"Ayo sayang." Ajak Jungkook sambil merangkul pinggang Jimin ke arah ruang makan.

Mereka disambut oleh Ye Eun dan juga Hoseok, orangtua Jungkook. Ye Eun memeluk anaknya dengan perasaan rindu sekali karena Jungkook jarang pulang kerumahnya dan lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen miliknya.

"Ibu sangat merindukanmu Kookie, ayo sekarang makan dulu. Ohh jadi ini Jimin yang kau ceritakan waktu kau menelfon ibu?" Tanya Ye Eun dan dibalas anggukan dan senyuman oleh Jungkook.

"Astaga kau manis sekali Jimin, tidak kusangka kalau Kookieku pintar memilih pasangan untuknya." Ye Eun memeluk Jimin dan menyuruhnya untuk duduk.

Jimin tersenyum lalu memperkenalkan dirinya kepada orangtua Jungkook. Tidak menyangka kalo ayah dan ibu Jungkook sangat hangat kepadanya. Dia akhirnya merasa tenang. Mereka pun akhirnya makan bersama dengan perasaan yang bahagia, sesekali hoseok membuat candaan-candaan yang membuat Jimin tertawa riang dan membuat Jungkook tak berhenti menatap Jimin sambil tersenyum bahagia.

Setelah mereka selesai makan, mereka lanjut ke ruang keluarga yang lebih nyaman untuk bisa mengobrol lebih nyaman.

"Jadi sudah berapa bulan kandunganmu Jiminie." Tanya Ye Eun.

Jimin menatap ke arah Jungkook dan menggenggam tangan pria itu, Jungkook menganggukkan kepalanya sebagai tanda Jimin untuk menjawab pertanyaan ibunya.

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang