Chap 15

1.5K 110 2
                                    

•••

3 months later...

Jimin sedang menonton tv sambil memakan cemilannya di ruang tengah apartemen milik Jungkook, Dasar bumil. Jungkook datang dari arah kamar menuju tempat pria cantik itu berada lalu ia mengecup kepala Jimin sayang. Jimin hanya tersenyum menanggapi sikap Jungkook yang manis dan lembut seperti ini, jauh di dalam lubuk hatinya berharap Taehyunglah yang bersikap seperti ini kepadanya.

"Aku ke kantor dulu yah Jimin, jangan lupa minum vitamin dan susumu." Ucap Jungkook pergi meninggalkan Jimin yang badannya agak berisi karena kehamilannya, menurut Jungkook dia semakin menggemaskan.

Ini sudah tiga bulan mereka tinggal bersama dan kandungan Jimin sudah berusia 4 bulan, perilaku Jungkook juga layaknya seorang suami siaga tapi hanya sebatas perhatian saja karna Jungkook tau kalo pria cantik itu hanya mencintai Taehyung, sahabatnya.





Jungkook adalah seorang CEO di perusahaannya yang bekerja sama dengan perusahaan Kim Corp yaitu milik Taehyung. Makanya terkadang mereka bertemu dalam meeting perusahaan atau hal lainnya, mereka berteman sudah cukup lama dari masa SHS dan keluarga mereka mempunyai hubungan yang baik, mereka berdua sama-sama pemimpin perusahaan besar, masih muda dan pastinya tampan. Banyak wanita dan pria cantik mendambakan mereka untuk menjadi pendamping hidup, itulah Kim Taehyung dan Jeon Jungkook.

Seperti pagi ini mereka akan bertemu karena adanya kerja sama lagi dan mengharuskan mereka rapat lalu berbicara tentang kerja sama mereka.
Jungkook memasuki ruang rapat dan duduk bersebrangan dengan sahabatnya itu agak jauh tapi, Jungkook dapat melihat wajah Taehyung dari tempatnya duduk. Tampak datar tanpa senyum tidak seperti biasanya. Tapi Jungkook tidak memikirkan hal lain dulu, dia bisa tanya nanti saja setelah rapat selesai.

Memasuki jam makan siang rapat pun selesai dilaksanakan, Taehyung segera meninggalkan tempatnya menuju ruangannya dan Jungkook pun ikut menyusul.

"Ayo kita makan siang Tae ini sudah jam makan siang." Ajak Jungkook.

"Kau duluan saja, aku masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan secepatnya." Ucap Taehyung tanpa melihat Jungkook, lalu dia duduk dan memperhatikan sahabatnya itu.

"Sesibuk apa kau sampai tidak mau makan alien, tumben sekali. Apakah ada yang mengganggu fikiranmu?" Tanya Jungkook, Taehyung langsung menutup berkasnya dan melihat Jungkook datar.

"Bukan urusanmu Jungkook." Ketus Taehyung.

Pria tampan bergigi kelinci itu lalu menarik sudut bibirnya.

"Ayolah Tae biasanya kau tidak sedatar ini, bagaimana kalo sebentar malam kita have fun ke club dan bertemu pria cantik itu, siapa namanya..ohh iyaa Jimin, kita bisa menyuruhnya menari dan aku ingin menyewanya lalu ku bawa ke apartemenku." Pancing Jungkook, dia hanya memastikan kalo Taehyung masih peduli dengan Jimin atau tidak.

Taehyung lalu meremat tangannya sampe ujung jarinya berubah pucat dan jangan lupakan matanya yang menatap Jungkook marah.

"Kenapa kau melihatku seperti ingin menghajarku saja, baiklah aku akan pergi. Dasar alien tidak seru." Ucap Jungkook lalu meninggalkan Taehyung.

Jungkook lalu tersenyum mengejek di balik pintu, ternyata dia marah kalo ia  ingin menyewa Jimin, ternyata kau masih memikirkan pria cantik itu Tae. Tapi kenapa tidak mencarinya.

Di dalam ruangan, setelah Jungkook keluar. Taehyung dengan marahnya melempar semua berkas dan laptop kerjanya ke lantai. Dia membenci kenyataan ternyata hatinya sakit kalo ada yang merendahkan Jimin, tapi dia pernah lebih buruk merendahkan pria cantik itu. Apa yang di katakan Jungkook tadi ingin menyewa Jimin? Ia saja tidak tahu sekarang Jimin berada dimana, Taehyung tidak bisa menerima kalau sahabat brengseknya itu ingin menyewa miliknya.

Seperti di telan oleh bumi Jimin tidak pernah lagi muncul. Walau dia sudah menyuruh pengawal dan orang suruhannya mencari ke semua sudut kota Seoul tapi tetap saja tak menemukaannya.

'Maafkan aku Jimin.' Ucap Taehyung sambil meneteskan air matanya, dia tidak bisa membohongi hatinya lagi kalo dia sangat menghawatirkan pria manis itu. Dia merasa bersalah setelah menyuruh Jimin menggugurkan kandungannya padahal ia tahu kalo itu darah dagingnya, dia sangat menyesal.

'Kembalilah Jimin demi anak kita.' Ucap Taehyung lagi.






Sore ini langit begitu jingga, begitu indah membuat Jimin tidak bisa berhenti mengagumi langit itu, Jimin sekarang di balkon kamar Jungkook. Angin sejuk menerpa wajahnya yang cantik, dia jadi teringat masa kecilnya yang di bawa keluar pertama kali dari panti asuhan dengan seorang pria dewasa berjas yang ia ketahui adalah Chanyeol pemilik tempatnya bekerja dan sekaligus suami dari Seulgi.

Dia bersyukur karena kehamilannya tidak membuatnya kembali ke tempat menjijikkan itu lagi. Tapi dia tidak bisa pungkiri kalo disanalah dia tumbuh dewasa, merasakan semua hal, membuat lelaki memujanya seperti dewi keagungan, tidak ada namanya cinta hanya nafsu dan uang.

Tapi apa yang dia alami sekarang adalah kebalikan semuanya, Dia sangat mencintai Taehyung dan mendambakan pria itu, dia berubah karna pria itu tapi rasanya keinginan hatinya tak akan pernah terkabul karna Taehyung tak ingin dia ada di hidupnya.

"Ingat Jimin kau hanya jalangku, jangan berharap aku menyukaimu."

Kata-kata Taehyung selalu ia ingat di dalam fikirannya membuat dia menjatuhkan lagi air matanya.

'Aku akan berusaha membunuh cintaku untukmu Tae.' Gumam Jimin sambil menghapus jejak air matanya.






























Thanks for voment😊😘💜🌈

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang