Chap 13

1.5K 110 0
                                    

•••

"Halo, apa dia ada disana?" Tanya Taehyung lewat telepon setelah ia pulang ke apartemen dan tidak menemukan Jimin di setiap sudut apartemennya, ia memutuskan menelepon Seulgi. Baju-baju serta barang milik pria cantik itupun tidak ada. Apakah dia pergi meninggalkan Taehyung dan kenapa dia merasa tak terima.

"Apa yang kau katakan Tuan, Jiminkan sudah kau kontrak sebagai jalangmu selama tiga bulan dan tinggal di apartemenmu tuan." Taehyung langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa mengatakan apapun lagi.

Jimin tidak ada di tempatnya bekerja dulu jadi pria cantik itu kemana. Taehyung lalu menghempaskan meja rias yang biasa digunakan oleh Jimin sampe kacanya pecah berhambur di lantai, Taehyung lalu terduduk di ranjangnya. Menunduk dan meremat surainya.

"Apa yang kau lakukan kepadaku Park Jimin?"

Disatu sisi Taehyung tidak ingin bertanggung jawab tapi di sisi lain hatinya tidak terima kalo Jimin pergi meninggalkannya seperti ini.

"Apakah aku sudah keterlaluan menyuruhnya menggugurkan kandungannya... Aarrghh..." Teriak Taehyung marah pada dirinya sendiri.






"Apa kau sudah makan Jimin?" Tanya pria bergigi kelinci kepada Jimin, sekarang mereka berada di sebuah cafe. Jungkook tak sengaja tadi melihat Jimin sedang duduk di halte bus dan membawa koper yang lumayan besar, lalu ia memberhentikan mobilnya dan menawari pria cantik itu untuk mengantarnya.

"Aku sudah makan Jungkook, aku hanya ingin minum saja." Jawab Jimin dengan senyum manisnya membuat matanya tinggal segaris, membuat Jungkook gemas melihatnya.

Menurut Jungkook melihat Jimin tampak polos seperti ini tanpa make up sangat kelihatan lebih manis dan menggemaskan, lihatlah pipinya yang gembil dan matanya yang hampir hilang karna tersenyum. Beda sekali waktu mereka bertemu tempo hari yang kesannya Jimin sangat menggoda dan sexy.

"Kau sangat cantik Jimin seperti ini." Puji Jungkook membuat pipi Jimin menjadi memerah, ayolah dalam keadaan seperti ini Jungkook menggodanya.

"Terima kasih Jungkook."

"Tidak perlu berterima kasih, kau memang cantik Jimin." Ucap Jungkook.

"Jadi apa yang kau lakukan di halte bus Jim? kukira kau sedang tinggal dengan Taehyung di apartemennya." Tanya Jungkook.

Jimin ragu mau menjawab bagaimana pertanyaan Jungkook, dia saja bingung mau pergi kemana.

"Aku ingin mencari tempat tinggal." Jawab Jimin ragu. Lalu Jungkook mendekat dan memegang tangan Jimin.

"Tinggal lah di apartemenku Jimin, aku tahu kalau kau lagi ada masalah dengan Taehyung dan aku tahu kau sedang hamil." Ucap Jungkook.

Jimin menarik tangannya cepat dari atas meja, membuat Jungkook menghela nafas.

"Terima kasih sebelumnya, tapi aku tidak mau merepotkanmu Jungkook. Aku bisa menghubungi temanku saja." Jimin lalu berdiri dan ingin meninggalkan Jungkook pergi dari cafe tapi, belum ia berbalik sepenuhnya tangannya di tahan oleh Jungkook.

"Kumohon Jim, aku menghawatirkan dirimu, kau sedang hamil apa kau tidak kasihan dengan anak yang kau kandung?" Ucapan Jungkook membuat Jimin terdiam di tempatnya. Ia lalu kembali menduduki tempatnya yang tadi dan menatap pria itu.

"Baiklah, tapi kumohon jangan beritahu Taehyung kalo aku tinggal denganmu. Aku tidak mau dia sampai melihatku, aku tidak mau ia menyuruhku menggugurkan kandunganku lagi hiks...dan sungguh ini adalah anaknya Jungkook. Aku sangat yakin ini anaknya tapi, dia tidak mau mengakuinya dan menyuruhku menggugurkan kandunganku."

Jimin meneteskan air matanya dan secepat mungkin Jungkook menghapus jejak air mata Jimin di atas pipinya. Dia tidak menyangka kalo Taehyung sebegitu teganya berucap seperti itu kepada Jimin.

"Aku janji." Ucap Jungkook, mereka keluar dari cafe menuju mobil mewah Jungkook, membukakan pintu untuk Jimin dan memasangkan seat belt untuk pria cantik itu. Dia segera melajukan mobilnya menuju apartemennya. Dia sangat kasian melihat Jimin seperti ini, dan disatu sisi dia juga marah kepada sahabatnya, yaitu Taehyung.



"Tae kau sudah pulang? Ayo kita makan dulu, aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu. Tunggu aku memanggil Yeonjun dulu untuk makan bersama papanya." Ucap Jihoon istri Kim Taehyung.

"Kau makan saja, aku tidak selera." Ucap Taehyung tidak minat.

Taehyung melanjutkan jalannya tanpa melihat wajah istrinya, menaikki tangga rumah mewah itu dan langsung memasuki kamarnya. Jihoon tak tahan lagi, kenapa Taehyung selalu seperti ini kepadanya padahal mereka sudah menikah selama 9 tahun walaupun mereka di jodohkan oleh keluarga mereka masing-masing. Jihoon sangat mencintai Taehyung dari pertama mereka di jodohkan dan sampai sekarang jihoon masih mencintainya.

Walaupun sama-sama dari keluarga kaya dan mempunyai nama baik di Korea. Taehyung hanya menerima perjodohan itu tanpa membantah dia berfikir kalo ia sudah menikah dan bosan terhadap istrinya, dia bisa mencari pria atau wanita jalang di luar sana.

Itu sudah menjadi kebiasaannya dari dulu, dan bodohnya Jihoon pernah memergoki Taehyung di dalam ruangan kantornya sedang berciuman panas bersama sekretarisnya. Tapi Jihoon seakan buta entah itu cinta atau apa dia tetap saja bertahan dan memaafkan Taehyung.

Jihoon berfikir selagi jalang yang ditiduri Taehyung tidak hamil dan tidak meninggalkan Jihoon serta anak mereka. Dia akan menerima dan memaafkan Taehyung, tapi sekarang Jihoon mulai kehabisan kesabaran di perlakukan seperti ini trus oleh Taehyung.

Dia muak dengan ke egoisan suaminya, kurang baik apa dia, Jihoon sudah bersabar selama 9 tahun tapi sikap Taehyung kepadanya masih sama. Apakah Taehyung tidak menganggapnya sebagai pendamping hidupnya. Jihoon menatap punggung suaminya dan menunjukkan smirknya.

"Kau harus melihat keberadaanku Kim Taehyung." Ucap Jihoon.















Aku ngetik apasih? Gaje amat😁
Ohh iya, The dancer ini work pertama aku di wp tapi belum selesai-selesai aku revisi. Padahal work ini sudah end😁😁
Dan pindah ke akun ini lagi, memulai dari awal lagi...









































Thanks for voment 😊😘💜🌈

The Dancer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang