•••
Seorang pria tampan tengah melihat keadaan kota Seoul di malam hari dari balkon apartemennya, menatap suasana kota yang masih sangat ramai, lampu-lampu jalan yang sangat cantik menerangi di sepanjang sungai Han. Tapi rasanya suasana hatinya berbanding terbalik dengan keadaan malam kota Seoul yang indah.
Dia lalu mengambil botol yang pastinya itu adalah minuman beralkohol yang selama ini menjadi sahabatnya saat hatinya terasa kosong. Taehyung meneguk sampai tertinggal setengah botol,ia mencengkram kuat pembatas balkon dan berteriak memanggil nama Jimin.
Sungguh ia merasa sangat menyesal, apa yang telah ia katakan dan perbuat kepada Jimin dulu. Padahal ia sangat ingat dulu Jimin hanya meminta pertanggung jawabannya atas anaknya bukan dirinya, tapi apa yang telah ia katakan malah membuat pengaruh besar terhadap hati pria manis itu. Sampai tadi ia bertemu pria manis itu dan melihat mata Jimin sudah tidak ada cintanya sama sekali kepadanya.
Semua memang kesalahannya, dia menganggap harta dan kedudukkan bisa merendahkan harga diri orang lain. Sampai dia merasakan sendiri dampaknya merendahkan seseorang yang sialnya menguasai hatinya kini.
"Kau harus tetap menjadi milikku Jimin, tidak ada yang bisa memilikimu selain diriku. Aarrggghhh..." teriak Taehyung
•
"Kook aku mau makan ramen pedas, hmm... rasanya pasti sangat enak." Ucap Jimin sambil jarinya menusuk-nusuk abs milik Jungkook, entah kenapa ia ingin sekali makan ramen pedas sampai rasanya liurnya ingin menetes hanya dengan membayangkannya.
"Sayang makanan pedas tidak baik untuk anak kita, bagaimana kalau di dalam sana anak kita merasa kepedisan." Ucap Jungkook.
"Tapi Kookie dia yang meminta, kumohon aku ingin sekali." Bujuk Jimin sambil mengedip-ngedipkan matanya. Membuat Jungkook tidak bisa menahan melihat Jimin menatapnya menggunakan puppy eyesnya.
"Kenapa kau makin menggemaskan saja, jangan melihatku seperti itu. Nanti aku akan menyerangmu Jiminie." Jimin lalu tertawa karena segampang itu Jungkook menuruti permintaannya. Dia sangat tahu kalo makanan pedas tidak baik untuk ibu hamil. Tapi, mau bagaimana lagi kalo itulah ngidamnya.
"Ayo, kita keluar bersama membelinya. Aku juga ingin makan nasi goreng kimchi kesukaanku."
Mereka berdua keluar dari kamar lalu menuju ke pintu utama apartemen. Tapi sebelum mereka sampai di pintu apartemen. Seseorang menekan bel berkali-kali, tanpa menunggu lama. Jungkook berjalan duluan untuk membuka pintu tanpa melihat dulu siapa yang datang dari intercom samping pintu apartemennya.
Bugh
Bugh
"Kenapa kau mengambil Jimin dariku, hah?? Kau teman seperti apa Jungkook?!! Dasar brengsek!!" Serang Taehyung tiba-tiba.
Bugh
Bugh
Jungkook bangkit lalu membalas pukulan Taehyung di wajahnya, sampai Taehyung terjatuh kebelakang karena tidak siap dengan pukulan Jungkook yang amat kuat. Sampai ujung bibir Taehyung mengeluarkan darah.
"Apa yang kau katakan, aku mengambil Jimin? Apa aku tidak salah dengar Taehyung, kau sendiri yang telah membuang dan mengecewakannya sampai ia pergi meninggalkanmu. Lalu aku melihatnya di halte bus dan aku membawanya kesini karna dia tidak punya tujuan. Siapa yang sebenarnya brengsek disini Taehyung?" Ucap Jungkook sambil menatap tajam sahabatnya itu. Sungguh dia tidak habis fikir dengan Taehyung, melakukan hal bodoh seperti ini.
Jimin baru saja keluar dari kamar karena lupa membawa jaketnya, sebab udara di luar lumayan dingin. Tapi sesaat kemudian dia membolakkan matanya tidak percaya apa yang ia lihat, Jungkook dan Taehyung. Wajah keduanya babak belur, ia lalu mendekati Jungkook dengan sangat khawatir.
"Kookie kau kenapa sayang, kenapa wajahmu babak belur begini." Ucap Jimin sambil meneteskan air matanya.
"Aku tidak apa-apa Jiminie, sudah jangan menangis. Jangan khawatir ini tidak sakit." Ucap Jungkook menenangkan sambil memeluk pria manis itu, karena tubuh Jimin yang bergetar ketakutan.
Melihat itu semua Taehyung hanya bisa tersenyum miris. Hatinya sakit melihat Jimin lebih perduli kepada Jungkook daripada dirinya. Taehyung lalu berdiri dari tempatnya terjatuh tadi karena pukulan Jungkook.
"Jimin tolong maafkan aku, aku akan menebus semuanya." Ucap Taehyung membuat Jimin langsung berbalik, menatapnya tajam.
"Pergi dari sini." Ucap Jimin datar.
"Jimin aku mencintaimu, tolong kembalilah kepadaku babyy." Taehyung meneteskan air matanya.
"Pergi dari sini Taehyung, tolong jangan pernah menyakiti calon suamiku, jangan rusak kebahagiannku lagi Taehyung. Kumohon, aku hanya mencintai Jungkook dan sebaliknya Jungkook sangat mencintaiku, tidak ada lagi kau di hatiku, kau sudah mati di dalam hatiku Taehyung." Ucap Jimin.
Saat itu juga Jimin langsung memeluk Jungkook dengan erat dan menangis sejadi-jadinya, ada perasaan lega yang Jimin rasa. Tidak ingin ada orang yang menjadi penghalang antara dia dan Jungkook yang saling mencintai.
Taehyung yang sadar lalu pergi meninggalkan mereka berdua, apa yang dilakukannya tadi memang salah. Benar kata Jimin dia sudah pernah merusak kebahagiaannya dulu. Taehyung lagi-lagi menangis dan menyesali semuanya.
'Maafkan aku Tuhan karna kesalahanku selama ini.' Gumam Taehyung sendiri.
Taehyung lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan apartemen milik Jungkook.
Meninggalkan Jimin dana anaknya...
Maafkan aku Tae ngetik kayak gini, gaje banget😭
Thanks for voment😊😘💜🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dancer [END]
FanfictionAbout Jimin and his choices... Mature content 18+ Bxb Park Jimin Kim Taehyung Jeon Jungkook