🍀VII : Aderida dan Ras Sayap (d)🍀

986 298 86
                                    

Hari esok datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari esok datang.

Sudah hari kedelapan aku di planet yang serupa dengan bumi. Sungguh klise kalau aku bilang waktu berlalu begitu lama di sini. Tentu saja, banyak hal terjadi dan tidak ada ketentraman sejak itu.

Aku sudah bangun beberapa menit lalu, tapi aku malas beranjak dari kasur besar super empuk ini. Sambil bergelung dalam selimut, aku memekik, menendang-nendang selimut.

Apakah aku dan Radit benar-benar menghabiskan sore kemarin? Aaa! Kami berdua mengobrol bersama dan dia terus memamerkan senyum.

Andai ada Yuan, kami berdua akan jejeritan bersama-sama membicarakan ini.

Aku bangkit, duduk dengan terheran. Kuusap dagu sambil berpikir. Radit sudah pasti manusia dari bumi ini, tapi dia dari ras yang mana? Apa Saga tahu?

Aaa, si peri kini ada di Nascombe, sangat jauh dari lokasiku berada saat ini. Di tambah, aku tidak bisa ke mana-mana tanpa alat teleportasi.

Pintu terbuka, Han melangkah masuk sambil membawa lipatan pakaian di kedua tangan. Di belakangnya, Lofi mengikuti.

Laki-laki kerdil itu memakai seragam yang sama denganku saat rapat dengan Yoku kemarin. Dia tersenyum lebar bagai bocah yang dibelikan mobil mainan baru. "Lihat, Na!" pamernya, mengingatkanku pada Saga saat siswa itu memakai baju adat Nascombe.

"Ya, ya, kamu keren sekali," ucapku datar. "Kenapa kamu pakai itu hari ini, Fi?"

"Mulai hari ini, aku SAH menjadi bagian dari tim kalian," ujarnya sambil mengusap bawah hidung dan membusungkan dada.

"Berita bagus, bukan, Anna?" ujar Han yang tersenyum kecil. "Kita tetap satu tim, meski kali ini tanpa Saga."

Lofi dengan seenak jidat duduk di tepi kasurku. "Siapa, sih, sebenarnya bocah kemarin yang bawa kamu kabur itu? Mengesalkan sekali dia."

"Sudah kubilang, dia temanku dan Saga," timpalku.

Dengusan sarkas terdengar darinya. "Kalau begitu, harusnya dia sopan padaku. Aku, kan, lebih tua dari kalian bertiga. Dia menampar tanganku ketika aku ingin menarikmu kemarin. Songong sekali."

Aku membulatkan mata. Itu yang terjadi kemarin?

Kak Amma masuk ke kamarku. Dia memakai pakaian Aderida dengan warna gold pink yang senada sampai ke sepatu. Hari ini dia memakai jepit rambut perak berbentuk daun maple dan berhiaskan batu laut kecil warna hijau di kedua sisi kepalanya. Astaga, apa, sih, yang tidak pantas dikenakan Kakakku ini?

Kedua alisnya bergerak naik. "Kenapa kamu belum mandi, Na?"

Aku mendelik. "Emangnya kita akan pergi ke Aderida lagi?"

Dia bertolak pinggang. "Tentu saja. Lofi juga ikut kali ini. Cepat sana mandi."

Aku menghela napas berat, menarik selimut tuk menggulung diri. Namun, Lofi dan Kak Amma menarik selimut itu dariku.

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang