🍀X : Ras Ganjil (a)🍀

1K 304 62
                                    

26 April – waktu Bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26 April – waktu Bumi

•Menjelang tengah malam•

Iredale nyaris menguasai seluruh benua. Di wilayah yang serupa dengan negaraku ini, ras Api menempati seluruh pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua. Kekuasaan terbanyak kedua jatuh pada ras Sayap yang menguasai ujung pulau Jawa, Bali jejeran pulau kecil sebelum Papua dan Sulawesi. Sebagian pulau jawa diduduki ras Daun. Walau kasta mereka paling bawah, mereka menempati posisi ketiga.

Nah, bagaimana dengan ras Ganjil? Seperti yang sudah diketahui, keberadaan mereka seperti kabut tipis di pagi hari, begitu samar. Tidak ada yang tau tanah kekuasaan mereka. Bahkan populasinya pun terlalu abstrak untuk diterka.

Saat kami disibukkan dengan misi di Aderida, Raja, Ratu dan Yoku ternyata sudah menginterogasi Radit. "Ibunda dengar sendiri dari Radit soal ras Ganjil, juga tujuan dia ke Bumi untuk jemput kamu" tutur Kak Amma yang membantuku mengemas barang bawaan. Kami berdua duduk di lantai kamar dengan pakaian dan barang-barang berserakan di sekitar.

Kutatap baju nyaman lengan panjang putih untuk cadangan yang saat ini kulipat di pangkuan. Lipatan yang tidak sempurna.

Ganjil.

Radit tau apa yang terjadi pada tubuhku petang tadi. Dia tampak bersungguh-sungguh seolah dia mengutarakan fakta. Namun, tetap saja dia jahat dan asing.

"Duh, kamu gak bener ngelipatnya," timpal Kakak, merebut baju itu dan melipatnya ulang.

"Nanti aku minta Yoku kirim drone pemantau dari jauh. Untuk jaga-jaga. Siapa tau Yuan dateng lagi," sambungnya.

Kutatap tirai kain satin putih yang menjadi kelambu tempat tidur, mengingatkanku dengan Yuan yang menyamar menjadi pasukan putih. Kalau Yuan ... agaknya aku tidak keberatan. Aku ingin bertemu padanya.

"Kakak udah lama tau soal Yuan?"

"Iya." Suaranya menjadi dingin. "Dia datang tujuh tahun lalu bersama bos Papa dan Mama angkat kita dan dia jadi teman sekolah kamu buat mengawasi kamu di sana."

Mengawasi? Dari mana? Kami berinteraksi dengan sangat santai dan seru. Bahkan Yuan juga tidak selalu hadir ke sekolah, entah itu karena sakit atau bolos. Mengawasi tuh berarti dia selalu ada dan memperhatikan, kan?

"Yuan bukan orang jahat, Kak," belaku.

Kak Amma menghempas napas. "Kebenaran pasti akan terkuak. Mau dia sembunyikan dengan cara apa pun, kamu akan tau. Dan kamu akan terluka lebih sakit lagi."

"Aku rasa Kakak dan Yuan saling salah paham," bantahku. "Kita perlu bertemu lagi—"

"Gak!" bentak Kakak tiba-tiba. "Kalau dia datang lagi, dia akan berhadapan dengan sektor militer, bukan aku ataupun kamu, Na."

"Kakak jahat," ungkapku marah dengan suara pelan.

"Bukan cuma dia, tetangga di depan sama di sebelah rumah kita itu juga pihak musuh."

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang