🍀XII : Memori Asing (a)🍀

784 217 13
                                    

Aku, Saga, Yuan dan Kenny pergi ke luar rumah ketika jam menunjukkan pukul sepuluh kurang lima menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, Saga, Yuan dan Kenny pergi ke luar rumah ketika jam menunjukkan pukul sepuluh kurang lima menit. Karma pergi untuk mengurusi urusannya yang genting, menitipkan pesan pada Kenny dan Yuan agar memberitahukan hasil evaluasi kemampuanku padanya nanti.

Saat menengadah, aku terpaku pada bagian atap rumah yang dibentuk melengkung ke bawah, dan diselimuti rumput, seolah-olah rumahnya dibangun di dalam bukit rumput kecil.

Saat menengadah, aku terpaku pada bagian atap rumah yang dibentuk melengkung ke bawah, dan diselimuti rumput, seolah-olah rumahnya dibangun di dalam bukit rumput kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kita ke luar?" tanya Saga, melangkah di belakang kami.

Kenny membalas selagi kami mendaki bukit itu dan melangka menuju jejeran pohon oak putih—daunnya tidak berwarna putih, ya--. "Kamu mungkin gak peduli, tapi kami gak mau kemampuan Anna yang masih lepas kendali itu merusak bangunan. Nanti kalian tidur di mana?"

"Kita ... bisa kamping?" usulnya.

"Dan pas kami tidur, kamu bawa Anna pergi. Ya, kan?" sarkas Yuan.

Saga tertawa kecil. "Bawa pergi ke mana? Aku jelas-jelas gak tau dan gak bisa pergi dari sini. Lagi pula, mana aku tega bawa Anna pergi pas kondisinya masih gak stabil begitu."

"Huh, kata seseorang yang pergi ke Ras ganjil hanya berdua-dua saja."

Aku sudah terheran sejak awal, tapi kini keherananku semakin bulat. Apakah Yuan dan Karma tidak tau soal Radit sama sekali?

Kalau iya, mungkin robot cyborg yang menyerang rumah Radit saat itu berada di bawah kendali ilmuwan Karma yang dia kirim entah karena alasan apa.

Mungkin ... dia ingin membalas Kak Amma, Saga dan aku yang terlibat dalam pembongkaran laboratorium bejat punya Quan.

Atau ....

"Na, muka kamu serius amat," tegur Yuan, menggandeng tanganku. "Udah gitu kamu keringetan. Yaaa, bagus, sih, kalau kamu keringetan. Tanda-tanda badan kamu bakal segera sehat."

"Aku takut," ungkapku yang sebenarnya. "Kalau aku bikin tanah di sekitar retak-retak gimana?"

"Justru lebih baik kalau kamu melepaskan energi yang sudah lama menumpuk itu ke alam bumi. Planet ini berbeda dengan planet Bumi kedua yang lebih mirip planet mati. Itulah mengapa gempa itu muncul," tutur Kenny. Dia berhenti dan berbalik menghadap kami ketika kami sudah berada di tengah pohon yang jaraknya cukup berjauhan. "Bumi selalu bergerak. Dan pergerakannya membutuhkan energi. Sini, aku bukakan."

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang