🍀XIV : Mauna Loa (b)🍀

771 213 12
                                    

Mereka berdua pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua pergi. Dan kini tinggal kami bertiga.

Aku terkalihkan, menatap tiga cyborg yang terpaku, terikat oleh tanaman rambat.

Aku menyadari sesuatu saat melihat salah satu robot manusia yang bersurai pirang dari dekat.

Dia bukannya peselancar wanita yang diwawancara di berita waktu itu?

Dia ... juga cyborg?

Tapi, mana mungkin. Aku menontonnya di siaran berita TV yang live. Dan ekspresinya—

Wajah Mama dan Papa yang buram melintas di benakku.

... aku sudah tau diriku mudah dibohongi, tapi tak kusangka akan jatuh ke kebohongan yang sama dua kali.

Kalau berita itu bohong dan Karma atau seorang bawahannya yang membuatnya, bukankah itu berarti pria itu bisa melakukan banyak hal?

Apakah organisasi GNA itu hanya kedok untuk menutupi tujuan besar lain?

Radit ikut melihat. "Kenapa, Ka?"

Berarti Kak Amma benar. Dia jujur soal tidak melihat berita terkait Mauna Loa.

"Enggak," ucapku, berusaha menepis rasa perih yang menjalar dari balik paru-paru.

"Kakak jangan jauh-jauh, ya?" Radit menatap was-was ke arah yang sedang Saga awasi.

"Ummm."

Kutatap punggung Radit dan Saga.

Mereka berdua jujur padaku, kan, ya?

Radit pernah membohongiku. Saga pernah menempatkanku pada kesialan berulang kali. Harusnya, aku tidak akan mau bersama mereka lagi.

Walaupun begitu, mereka tidak mengkhianatiku.

Begitu juga Kak Amma, Lofi, dan Yoku.

Mereka tak keberatan menimpa beban yang kusebabkan.

Kalau begitu, bolehkah aku menaruh harap lagi kali ini?

Aku takut harapanku hancur seperti harapanku pada Yuan, Mama dan Papa.

Aku tak mau sakit hati lagi.

Tanaman di sekeliling kami masing-masing bergerak perlahan, seolah ikut bersiap menyerang dan mengatasi serangan apa pun yang akan dilancarkan oleh para cyborg.

"Eh, kok aku mencium bau asap, ya?" ungkap Radit.

Saga dan aku menarik napas dari hidung dengan menyelidik. Benar katanya. Bau asap.

"Apa mungkin Kak Amma sedang melawan cyborg yang kebetulan ketemu sama mereka?" ungkapku.

"Iya juga."

Kami tidak bisa memastikan ada asap atau tidak berhubung tak ada lampu di sekitar dan cahaya bulan sedang tertutup awan. Namun, bau tidak bisa berbohong.

Forestesia | Putri, Peri dan Pengkhianat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang